Chapter 2

834 88 2
                                    

Sumire berjalan menuju laboratorium beriringan dengan Amado. Sumire bahkan sesekali melirik Amado.

Sampai di labolatorium Amado menghentikan langkahnya dan melirik Sumire "Nona Kakei, aku tidak tahu apa yang kau pikirkan tapi aku hanya membantu Kawaki dan desa Konoha hanya itu saja."

"Benarkah? Aku hanya berpikir lebih baik kau tidak melakukan hal yang mecurigakan." Ucap Sumire sembari mengeratkan kedua tangannya.

"Shikamaru pasti memerintahkanmu mengawasiku. Tenang saja aku tau itu." Ujar Amado dan kembali berjalan menuju tempat komputer sedangkan Sumire masih terdiam ditempat.

Tidak lama kemudian Kawaki mendatangi labolatorium di ikuti Sai di belakangnya, ketika matanya melihat sosok Amado seketika amarah Kawaki memuncak, ia langsung mendorong Amado hingga punggung pria tua terbentur keras ke dinding

"KENAPA KAU DISINI!!!"

"KAWAKI!" Seru Sumire.

Sai menarik Kawaki dengan kuat hingga ia berhasil melerai keduanya "Hentikan Kawaki!"

"Tenangkan dirimu Kawaki..." Ujar Amado sembari merapihkan bajunya yang sedikit kusut.

Sai menahan kedua tangan Kawaki kebelakang tubuh laki-laki itu, "Kawaki, Amado adalah orang yang akan membantumu dalam pemulihan dan kami menggali informasi karma darinya!"

Napas Kawaki memburu, tatapan tajam nya tak lepas dari Amado.

"Kawaki-kun kumohon tenanglah, Tuan Hokage telah mengintrogasinya sebelum ia diterima disini." Pinta Sumire dengan berharap Kawaki bisa lebih tenang.

"Kau... buat apa kau membelanya! hati-hati dengannya! Dia sangat BERBAHAYA!"

"Hentikan Kawaki! duduklah di ranjang itu, kau akan diperiksa olehnya." Ujar Sai sembari melepaskan kaitan kedua tangan kawaki.

Namun dengan cepat Kawaki pergi meninggalkan labolatorium penelitian lalu Sumire pun langsung mengejarnya.

"Apa yang telah terjadi diantara kalian berdua?" Tanya Sai pada Amado.

Amado tersenyum tipis kemudian menghela nafasnya "Kau tau kisah lama yang buruk pernah menimpa dirinya, hingga kami bertemu di Kara dan ya seperti itulah sifatnya padaku."

-

Kawaki berlari menuju kamar rawatnya, tiba disana langkahnya tertuju pada sebuah vas bunga dari pemberian Sarada untuknya kemudian ia menghancurkan vas bunga tersebut.

PRAANG

Sumire terkejut melihatnya, Kawaki terlihat sangat frustasi dan takut.

"Kawaki-kun..."

Sumire memanggilnya dengan nada lirih, melihat Kawaki yang seperti itu, terasa sedikit menakutkan untuknya.

Kawaki mengatur napasnya yang masih memburu, ia masih mencoba menstabilkan emosinya, lalu melihat Sumire yang sudah berada di ambang pintu kamar dengan wajah yang menurutnya mengejek.

"Kenapa?! Kau mengkasihaniku!!!" Teriak Kawaki menatapnya tajam sembari mengepalkan tangannya.

Sumire menggelengkan kepalanya lalu mendekati Kawaki perlahan, sedangkan Kawaki terus menatap Sumire dengan sangat tajam dan berharap perempuan dihadapannya segera pergi meningalkannya.

"Aku tidak tahu seberapa kelam masa lalumu dengannya... tapi... kami tidak punya pilihan selain mengandalkannya. Bisakah kau kesampingkan masalah pribadimu dengan Amado-san."
Sumire terdiam sejenak, lalu melanjutkan ucapannya "... Cobalah menerima kenyataannya, Kawaki..." Pinta Sumire sembari menatap kedua bola mata Kawaki.

Kawaki terdiam dan memalingkan wajahnya ke arah jendela rumah sakit,
Sialnya ia merasa bersalah karena mengedepankan emosinya, fakta yang diucapkan Sumire adalah sesuatu yang tidak bisa ia tolak.

Sumire merapikan tempat tidur Kawaki dan menyuruhnya untuk kembali beristirahat, Kawaki hanya menurut lalu berbaring di ranjangnya, pandangan laki-laki itu terus berpaling dari gadis tersebut.

Tak lupa Sumire merapikan pecahan vas yang berantakan dengan jutsu air miliknya lalu pergi dengan menutup pintu.

"Sial kau Amado, apa lagi yang akan kau rencanakan."

-

Sumire kembali menghampiri Sai dan Amado di Labolatorium dan keduanya terlihat sibuk menatap layar komputer.

Tak lama Hokage Naruto datang, dan mendekati Amado "Bagaimana kondisinya, kau bilang Kawaki benar-benar akan kehilangan karmannya?"

"Butuh waktu untuk menghilangkan karma Kawaki, tetapi meskipun Kawaki sudah tidak memiliki karma, wadah tetaplah wadah." Jawab Amado sembari menatap Naruto.

Sai berpikir sejenak lalu bekata "Jadi maksudmu karma itu akan terus kembali ke Kawaki?"

"Kurang lebih seperti itu." Jelas Amado dengan dagu yang bertumpu pada tangan kanannya.

"Lalu bagaimana dengan Boruto, bukankah dia juga memiliki karma?" Tanya Sai penasaran.

"Boruto memiliki garis keturunan Hyuga, yang berarti Boruto bisa saja akan menjadi Otsusuki murni." Jawaban Amado berhasil membuat Naruto, Sumire dan Sai tersentak setelah mendengarnya.

" Jawaban Amado berhasil membuat Naruto, Sumire dan Sai tersentak setelah mendengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See u next time!

Kakei's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang