Malam yang sejuk dan tenang. Sumire sedang berada di labolatorium milik Dokter Katasuke, ia sibuk membuat eksperimen tentang penemuan baru milik Dokter Katasuke.
Tangannya cekatan antara mencatat dan merangkai alat yang akan ia buat.
Berada di tim senjata ninja ilmiah merupakan tantangan baru bagi Sumire. Namun ia tidak menyerah begitu saja, sebab suatu saat ia ingin melindungi Desa Konoha.
Senyumnya terukir ketika Dokter Katasuke memasuki rungan tersebut.
"Sumire, bukankah sudah larut malam, apa kau ingin bermalam disini?" Tanya Dokter Katasuke.
Sumire mengangguk "Bolehkah aku izin bermalam disini Dokter Katasuke, aku ingin belajar dan membuat alat ninja penemuanmu..."
Dokter Katasuke hanya tersenyum dan mengiyakan permohonan Sumire "Yah jangan lupa untuk tetap berhati-hati, Kakei Sumire."
-
Kawaki kembali menuju rumah Uzumaki. Ia berdiri tepat di pintu masuk namun tangannya tak kunjung meraih kenop pintu tersebut.
"Oy masuk tidak? malah melamun." Ujar Boruto yang tiba-tiba datang dari balik tubuh Kawaki.
Lagi -lagi Kawaki hanya diam Kemudian Boruto membukakan pintu sembari mendorong tubuh Kawaki untuk memasuki rumah Uzumaki.
"Tadaima..." Ujar Boruto dan langsung masuk dan berjalan menuju ruang makan.
"Okaerinasai Boruto, Kawaki." Hinata menyambut kedua laki-laki ini dengan senyum hangat. Kawaki memalingkan wajahnya, sungguh ia belum terbiasa dengan suasana ini.
"Kawaki, Naruto-kun dan Himawari sudah menunggu untuk makan malam loh." Ucap Hinata sembari melangkah menuju ruang makan dan Kawaki mengikuti Hinata dari belakang lalu ia melihat banyak makanan di meja makan. Dan sepertinya Keluarga Uzumaki sudah siap untuk makan malam.
"Yo! Kawaki, mari makan bersama!"
-
Nue mendekati Sumire yang sudah tertidur lelap dengan kedua tangan yang bertumpu sebagai alas kepala gadis itu.
Makhluk itu menggosokkan kepalanya menuju pipi lembut Sumire, berhasil membuat gadis tersebut terbangun dari alam mimpinya.
"Ah bagaimana aku bisa tertidur. Terimakasih Nue..."
Sumire mengedipkan matanya berkali-kali mengumpulkan kesadarannya yang belum sepenuhnya kembali. Ia memandang hasil rakitan bom penghilang pendengaran milik Dokter Katasuke yang terlihat masih setengah jadi.
Setelah dirasa sudah benar-benar sadar, Sumire melanjutkan kembali pekerjaanya yang belum selesai. Hingga akhirnya ia selesai membuat beberapa alat tersebut, ia pun mulai merenggangkan tubuhnya sembari menguap.
Sumire melirik buku catatan ilmiah miliknya dan seketika matanya terbelalak setelah melihat nama Boruto tertulis disana. Dengan panik Sumire langsung mencoret tulisannya itu.
"Hwawawa, bagaimana bisa aku menulis namanya di buku catatan ilmiah....Bahaya sekali... jika Dokter Katasuke melihatnya... Ada apa denganku..." keluh Sumire sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.
-----
Pagi hari yang cerah, di kediaman Uzumaki. Terlihat Boruto sibuk dengan persiapannya untuk berlatih bertarung dengan Mitsuki. Kawaki menghampiri kamar Boruto.
"Kau mau kemana?" Tanya Kawaki sembari bersandar pada pintu kamar Boruto.
"Tentu saja berlatih, aku ingin menjadi kuat. " ucap Boruto sembari memilih Suriken yang akan dia bawa.
"Kau tidak ingin menghilangkan karmamu?" Tanya Kawaki serius.
Boruto terdiam sebentar lalu kembali tersenyum. Tangannya terangkat menepuk pundak Kawaki.
"Yah kita bicarakan itu nanti, Kawaki." Ucap Boruto lalu pergi meninggalkan Kawaki.
Kawaki hanya diam lalu menutup kembali pintu kamar Boruto.
"Yo! Kawaki. Mari berkeliling Desa Konoha!" Ujar Naruto menghampiri Kawaki.
Naruto mengajak Kawaki berkeliling desa Konoha. Mereka berjalan melewati pemukiman, dan beberapa kedai pemilik makanan, kedai takoyaki dan beberapa toko pakaian. Hingga sampai di pusat Konoha, langkah Kawaki terhenti setelah melihat pemandangan shinobi Konoha yang tengah berlatih dengan suriken di sebuah halaman dekat dengan markas Shinobi Konoha.
"Apakah kau ingin menjadi shinobi, Kawaki?" Tanya Naruto mendekati Kawaki yang masih mematung disana.
"Tidak, hanya saja aku penasaran dengan gaya bertarung mereka." Jawab Kawaki sembari terus memandang para Shinobi Konoha tersebut.
Naruto punya ide, ia berjalan mendekati shinobi Konoha dan berbicara dengan salah satu dari mereka. Kawaki yang melihat itu hanya mengernyitkan alisnya.
"Kawaki, kemari! Kau harus mencoba berlatih menjadi Shinobi."
Kawaki hanya menurut dan melangkah mendekati Naruto dan para Shinobi Konoha.
"Awas!"
Suriken angin tak terlihat berukuran besar berhasil mengenai lengan kanan Kawaki. Semua Shinobi beserta Naruto terkejut melihat itu.
"KALIAN.... Berhati-hatilah." Ujar Naruto yang hampir meledakkan emosinya melihat Kawaki terluka dengan alat ninja tersebut.
"Maafkan kami! Hokage-sama. Karena itu adalah alat ninja yang dikembangkan Tim Alat Sains Ninja Dokter Katasuke. Ia membuat Suriken tak terlihat, dengan bantuan cakra yang mengubah Suriken tersebut menjadi terlihat seperti angin. Sungguh Maafkan kami! Hokage-sama!" Salah satu Shinobi Konoha menundukkan kepalanya dalam lalu diikuti Shinobi lainnya, mereka memohon agar Hokage Naruto dapat memaafkan mereka.
"Yah.... alat percobaan yah! Lain kali kalian harus tetap hati-hati." Pesan Naruto.
Tiba-tiba Kawaki meringis dengan luka sayatan yang mulai terlihat cukup dalam dan terbuka lebar.
"Wahhh! lihat lukamu itu Kawaki, cepat kau harus mendapatkan medis." Khawatir Naruto sembari menunjuk tangan Kawaki yang penuh darah dan bahkan terlihat lukanya semakin melebar.
"Tenang saja, tubuhku bisa menyembuhkannya sendiri." Kawaki berkata dengan tenang sembari menutup luka dengan tangan lainnya.
"KAWAKI! Dengar! kau harus tetap mendapatkan perawatan medis, aku tidak ingin kau terluka seperti ini. Bukankah sudah ku bilang kau juga bagian dari Konoha, jadi Keselamatan mu juga tanggung jawabku." Ujar Naruto menatap tegas kedua mata Kawaki.
Ucapan Naruto berhasil membuat Kawaki terkejut karena sosok Naruto berbeda jauh dengan Jigen yang sebelumnya merawatnya tanpa memperdulikan kondisi tubuhnya dengan alasan untuk menjadi kuat. Lagi pula Kawaki tidak peduli jika tubuhnya benar-benar terluka sebab tubuhnya dapat beregenerasi.
Kemudian Kawaki tersenyum simpul, yah sepertinya ia tau seseorang yang akan menyembuhkan lukanya kali ini.
See u next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakei's Diary
Hayran KurguSumire si gadis ungu, siap menyembuhkan siapa saja yang terluka dan memiliki cita-cita menjadi seorang Ninja Sains, lalu tiba seorang laki-laki yang tidak dikenal terluka dan membuat dirinya menjadi perawat laki-laki tersebut. Siapakah dia? Bagaiman...