"Dasar anak Bodoh!"
"Tak berguna!"
"Beli alkohol saja tak becus!"
"Kau harus diberi pelajaran yang keras!"
"Mati saja kau anak sialan!"
.
.
.
"AHHH!" Teriak Kawaki yang terbangun dari tidurnya.
"Kawaki-kun, kau tidak apa-apa? Kau tidur dengan tidak nyaman tadi?" Tanya Sumire berjalan mendekati Kawaki dengan wajah khwatir.
Kawaki memperhatikan wajah Sumire yang tengah mengkhawatirkannya "Ah... hanya mimpi buruk, bukan apa-apa."
"Kau masih mimpi buruk tentang Jigen?" Tanya Amado dengan senyuman tipis dibibirnya.
"Diam kau Amado sialan!" Cetus Kawaki sembari mencari posisi yang nyaman untuk tubuhnya duduk diatas ranjang.
"Ayolah kau masih marah padaku, padahal niatku kemari untuk menyelamatkanmu dan membantu teknologi desa ini." Jelas Amado dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat.
"Omong kosong." Kawaki berkata sembari menatap malas Amado.
Sumire meninggalkan kamar rawat Kawaki lalu kembali dengan membawa nampan berisi makanan rumah sakit untuk Kawaki.
"Kawaki-kun kau belum makan sejak kemarin, ini makanlah." Pinta Sumire.
"Tidak aku tidak lapar, bawa kembali makanan itu." Tolak Kawaki.
Sumire menatapnya heran, namun ia tidak kehabisan akal. Ia mengambil sesuap makanan di sendok lalu menyodorkannya pada Kawaki.
"Oi-oi hentikan, apa yang kau lakukan?" Ucap Kawaki berusaha menjauh dari suapan Sumire.
"Jika kau tidak mau memakannya, maka aku akan memaksamu dengan cara menyuapimu." Sumire terus berusaha mendekatkan sendok tersebut ke mulut Kawaki. Tetapi Kawaki terus berusaha menghindar.
"Sudah ku katakan aku tidak mau memakannya." Kawaki terus menoleh ke kanan dan kekirikan wajahnya agar terhindar dari suapan Sumire.
"KAWAKI!!!"
Suara Pekik Sumire memenuhi isi ruangan tersebut beserta garpu tajam tengah berada di dekat lehernya.
Kawaki mengangakan mulutnya terkejut, ia seperti melihat sosok perawat kejam yang akan memunuh pasiennya pada saat itu juga.
Akhirnya Kawaki menghela nafasnya.
"Hah.... ya. aku akan memakannya... Kemarikan makanan itu dan kau, menjauhlah dariku." Ucap Kawaki dengan meraih nampan yang berisi makanan dari tangan Sumire."Ckk Dasar." Decak Amado sembari tersenyum remeh melihat Kawaki yang terlihat menyerah dari seorang gadis.
"Diam kau Amado, aku tau kau mengejekku." Ujar Kawaki sembari melirik tajam Amado.
-
Ketika Kawaki tengah memakan makanan rumah sakit. Sumire dan Amado pergi menuju labolatorium teknologi Konoha.
"Ada yang ingin kau tanyakan nona kakei?" Tanya Amado dengan jari-jemari yang sibuk mengetik di komputer.
"Tentang Kawaki... apakah kalian pernah bertengkar hebat atau semacamnya, mengapa ia sangat membecimu?" Tanya Sumire dengan raut wajah penasaran.
Amado menghela napas sungguh pertanyaan ini sering ditanyakan untuknya, jika boleh jujur ia juga malas untuk menjelaskannya.
"Kawaki mengalami masa kelam dan bergabung dengan Kara. Sifatnya seperti itu pemarah, egois dan tidak sabaran. Ya... kupikir kali ini itu sedikit berbeda denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakei's Diary
Fiksi PenggemarSumire si gadis ungu, siap menyembuhkan siapa saja yang terluka dan memiliki cita-cita menjadi seorang Ninja Sains, lalu tiba seorang laki-laki yang tidak dikenal terluka dan membuat dirinya menjadi perawat laki-laki tersebut. Siapakah dia? Bagaiman...