It was You.
Naleera senantiasa belajar.
Jadwalnya begitu teratur dengan Malleus yang menyusunnya sedemikian rupa. Terus terulang setiap hari dalam hitungan bulan dan tahun; jika hari Senin sampai Kamis adalah mempelajari dan mendalami ilmu sihir dan etika, maka hari Jumat dan Sabtu adalah pelajaran mengenai pertahanan diri dengan busur anak panah dan pedang. Lalu ditutup dengan belajar memainkan alat musik dan menulis lagu pada hari Minggu dari pagi hingga petang.
Tentu campur tangan Malleus diperlukan untuk perkembangan gadis yang telah menginjak usia empat belas tahun itu. Sang Raja tidak pernah enggan untuk meluangkan waktu jika presensinya ada di Lembah Duri. Atau mungkin jika kesibukannya menyita waktu, ia akan meminta tolong Silver untuk menemani waktu libur Naleera.
Apabila sudah seperti itu, Naleera biasanya meminta Silver untuk menemaninya berkuda menuju hutan yang tidak jauh dari Lembah Duri. Atau gadis itu membuat mahkota dari mawar hitam, lalu Silver selalu berlutut menundukkan kepala hingga mahkota buatannya menghias kepala sang kesatria. Dan hal yang membuat Silver lebih senang menemaninya adalah, ketika gadis itu menarik lengannya dan mengajaknya menuju ruang musik.
Silver acapkali diminta mendengarkan permainannya. Dan jika aerofon seruling miliknya sudah bertiup untuk menghasilkan suara dari getaran udara yang ada di dalam alat musik tersebut, Silver terhanyut dalam suasana damai. Pikirannya terasa begitu ringan saat suara lembut itu memenuhi indra pendengaran.
Namun libur kali ini agak berbeda. Malleus dan Lilia sedang tidak ada dalam Lembah Duri sejak delapan hari lalu. Kehadiran Sebek pun terhitung jarang, sebab ia diangkat menjadi pengajar tetap dalam Night Raven College. Sebek selalu kembali ke dalam Lembah Duri saat liburan, tetapi hal tersebut belum membuat pendangannya terhadap Naleera berubah. Naleera sering menegurnya, tetapi Sebek selalu apatis terhadap suaranya.
Ada rasa sedih terbesit dalam sukma sang dara, tetapi usapan kepala yang dilakukan oleh Malleus selalu menghilangkan gundahnya. Suara Silver memberikannya dukungan. Lilia mengajarkannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak menaruh dendam pada makhluk hidup lain. Nyatanya, lebih banyak pihak yang menerima Naleera ketimbang menyangkal kehadirannya. Hal tersebut membuat gadis itu merasa bersyukur dan mencoba mengambil sisi positifnya.
Depak dari dua kuda yang berlari beriringan telah sampai pada halaman Lembah Duri. Jubah putih Silver berkelebat saat ia turun lebih dulu untuk menanggapi gadis tanggung dalam balutan gaun hitam khas Lembah Duri. Sosoknya mulai terlihat elok dengan afsun dari parasnya, tidak banyak bicara dan selalu ingin tahu hal yang baru. Itulah Naleera yang saat ini sedang berteduh di bawah salah satu pohon di halaman Lembah Duri,
"Sepertinya kau bisa memulai untuk membuat tongkat sihirmu sendiri, Esme." Ujar Silver sembari membentangkan kain berisi beberapa kayu. Naleera mengangguk paham sebagai balasannya.
Di dalam tas kecilnya, Silver mengeluarkan gunting kecil,
"Berbaliklah, aku minta rambutmu sedikit."
Gadis itu langsung menuruti permintaan Silver, "Mengapa kau memerlukan rambutku, tuan Silver?"
"Tuan Malleus berkata, sejak dahulu, rambut memiliki kekuatan untuk sihir." Balas Silver lembut dengan penuh hati-hati memotong sedikit surai Naleera, "Warna suraimu adalah coklat. Coklat merupakan warna bumi yang memberikan kesan kuat dan dapat diandalkan. Warna coklat dalam sihir juga merupakan fondasi yang kuat untuk kehidupan, Esme."
Rambut sudah di dapat. Di dalam wadah beling Silver mengumpulkannya,
"Pilihlah badan tongkatmu," Ujar sang kesatria seraya berlutut. Iris auroranya memandang iris forest green Naleera yang penuh keingin-tahuan akan kayu-kayu yang dicari selama dua hari sebelumnya, "Kayu pohon buah eldeberry merah untuk mengetuk pintu para dewi hitam. Kayu pohon willow berada di antara yang hidup dan yang mati. Kayu pohon hazel untuk mengusir roh-roh jahat. Kayu pohon yew adalah lambang keabadian, mampu menarik maupun menghalau sihir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Evenfall
FanficEvenfall; the beginning of evening; twilight; dusk. "Mengapa kau memilihku sebagai pengantinmu? Aku hanya manusia beruntung yang diselamatkan olehmu, tuanku. Aku fana, tidaklah abadi seperti kalian." Diamnya Malleus merupakan penyangkalan. Dari tubu...