Happy Reading 🤍🤍
Libur kali ini cukup lama, ini adalah yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang, agar bisa berlibur dengan keluarganya.
"Sayang, ini sudah masuk liburan, kemana kita akan berlibur. Aku rasa kita sudah sangat jarang menghabiskan waktu berlibur bersama." Ucap Safira kepada suaminya
"iya sudah cukup lama kita hanya menghabiskan waktu dirumah, ditambah dengan kondisiku yang sangat menyulitkan dirimu pastinya" ujar Bram dengan wajah yang tertekuk karna menyesali keadaannya yang menyusahkan istrinya
"sayang, apa yang kamu katakan? Aku sungguh sangat tidak keberatan dengan semua ini. Aku sungguh mencintai semua yang ada pada dirimu, tak perlu kata sempurna. Jika hanya dengan terus berada disampingmu membuat diriku bahagia" ucap Safira pada suaminya dengan membubuhkan kata-kata cinta yang sangat manis
"sungguh aku sangat beruntung memilikimu Safira" ucap Bram sambil memeluk istrinya
"sayang aku rasa inilah yang menjadikan kita jauh lebih dekat, lihat saja dulu kita berdua selalu disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Kamu yang selalu pergi kekantor, dan aku yang selalu pergi ke rumah sakit mengurusi semua pasien hewanku. Coba liat sekarang setelah ini datang dikehidupan kita, semuanya terasa semakin hangat, aku sangat ingin merawat dirimu. Dan kamu sangat ingin dirawat diriku. Aduh sungguh tuhan punya cara yang indah untuk membuat jalan cerita" jelas Safira sambil mengusap lengan tangan suaminya
Bram tidak dapat membalas semua penjelasan dari istrinya ia hanya bisa mencium kening istrinya sambil meneteskan air matanya.
----
"adek lagi ngapain?" tanya Edward yang melihat Syakira seperti menyembunyikan sesuatu
"hmm nggak ngapain kok bang" ucap Syakira yang terkejut abangnya datang menghampiri, ia memutar tubuhnya lalu menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya
Edward yang sangat hapal dengan tingkah Syakira, terlihat sangat sulit untuk dibohongi. Secara adeknya itu tidak pernah berbohong, jadi sulit baginya untuk mengelabui seseorang
"benaran dek?" tanya Edward sangat tidak percaya adeknya itu
"i-iya Syakira nggak kenapa-napa, abang naik aja. Syakira mau ke kamar dulu" jelas Syakira sambil terbata-bata
"abang nggak mau ke atas, kalau Syakira mau ke kamar ya udah pergi aja" ucap Edward ingin mengulik apa yang disembunyikan Syakira
"ehmm oke, Abang bisa nggak liat Syakira nggak?"
Tidak mau menunggu lama, Edward berbalik membelakangi Syakira. Saat itu juga Syakira berlari menaiki tangga karna takut terlihat oleh abangnya. Dan tentu saja Edward langsung melihat Syakira yang tengah berlari, Edward melihat ada bercak merah di celana Syakira.
"ohh Syakira malu karna itu" batin Edward sudah paham akan masalah perempuan
Edward menghela napas, dan lanjut berjalan ke kulkas mencari minuman segar. Dan beberapa cemilan untuk ia makan saat menonton televisi. Setelah mendapatkan sesuatu, ia berjalan ke ruang keluarga, menghidupkan televisi dan mencari siaran yang cocok untuk menemani waktu bersantainya.
"Selamat pagi sayang, udah nyantai aja" ucap Bunda
"pagi bunda, muah" balas Edward dengan memberi satu ciuman pada bundanya
"Syakira belum turun Ed?" tanya Bunda
"tadi Ed liat Syakira kaya nutupin sesuatu gitu, di dapur. Terus dia takut ketahuan sama Edward bun. Ternyata Syakira mensnya tembus bun, mangkanya panik pas Ed datang nyamperin dia" jelas Edward
"Ohh, aduh bunda nyamperin Syakira dulu dehh kalau gitu, takut kenapa-napa"
"oke bun" balas Edward seadanya karna itu memang bukan sesuatu yang dipahaminya. Bunda adalah solusi terbaik kalau untuk itu
---
"aduh kok bisa gini sih, kan malu kalau bang Edward tadi liat, mana nggak nyadar kalau udah kena semua" ucap Syakira berbicara sendiri melihat darah mens yang sudah tidak terkendali lagi
"Syakira, boleh bunda masuk nak?"
"ehh b-boleh bunda"
"haii nak, wahhh kenapa nihh, tembus ya?"
" iya bunda, Syakira nggak sadar tadi habis bangun langsung turun ke bawah mau nyari minum, terus pas udah sadar ternyata udah merah aja. Mana tadi abang Ed nyamperin Syakira bun. Kan maluu" jelas Syakira
"heheheheh anak bunda udah besar aja. Nggak papa sayang, kan itu normal, jadi nggak perlu terlalu ditakuti ya, jika abang Ed liat pun abang Ed juga bakalan ngerti kok" jelas bunda dengan sangat tenang dan lembut
"heheheh oke bunda"
"sini bunda bantu bersihin ya"
"ehh nda usah bunda Syakira bisa kok"
"hmmm Syakira malu sama Bunda?"
"nggak tapi Syakira bisa kok bunn"
"oke bunda tunggu disini ya"
"oke bunda, muah" balas Syakira sambil mencium pipi bundanya
Syakira masuk kedalam kamar mandi membersihkan pakaiannya, dan melanjutkan untuk membersihkan tubuhnya. Sedangkan bunda membersihkan seprai kasur Syakira.
"Ya Tuhan ternyata Syakira sudah besar, semoga aku bisa terus menyayanginya seperti anak kandungku sendiri" batin Safira
Safira melihat karya-karya lukisan milik Syakira, sungguh indah dan berwarna. Anak ini sangat berbakat. Safira merasa sangat bersalah karna sudah merebut keluarganya yang mungkin keluarga mereka jauh lebih bahagia dari ini, dilihat dari bakat yang sangat hangat oleh Syakira terlihat jelas didikan atau pengalamannya mungkin jauh lebih indah. Satu tetes air mata Safira menetes.
"ehh Bunda masih disitu" tanya Syakira yang melihat punggung bundanya menatap lukisan
Safira dengan cepat menghapus air matanya, dan berbalik menghadap Syakira
"Iya sayang, ganti baju dulu ya, Bunda kebawah dulu mau nyuci bawa cucian ke bawah" ucap Bunda yang melihat Syakira masih belum mangganti pakaian dan hanya menggunakan handuk
"Oke bun"
Safira menuruni tangga dengan membawa sprei Syakira, dan berpapasan dengan bibi Imah
"Nyonya biar saya saja yang bawa" ucap bibi imah yang ingin mengambil alih apa yang seharusnya ia kerjakan
"nggak papa bi, biar saya saja" ucap Safira dengan wajah yang tampaknya sedih
Bibi imah memandang punggung Safira, apa yang dipikirkan Safira, sedangkan nyonyanya itu tidak pernah melakukan pekerjaan seperti mencuci dan laiinya. Ia hanya sekekali memasak jika ia sedang mau.
"Bunda, kenapa?" tanya Edward melihat raut wajah Bundanya yang tampak lesu
Huaa Bunda kenapa??😭
Ikutin terus yaaa 🤍