Halooo
huaaa kembali lagiii>"<
Happy Reading yaaa:):):)
Hembusan napas lembut teratur Syakira mengenai kulit Edward. Ia memeluk lembut Syakira yang terbaring di lengannya di dalam mobil perjalanan pulang. Edward terbangun kala mimpi buruk tentang Syakira. Keringat dipelipisnya mengalir.
"Kenapa Bro?" tanya Blue yang melihat Edward yang tampak kebingungan.
Edward membalas dengan menempelkan telunjuknya dibibirnya, lalu mengangguk kepada Blue tanda ia tidak apa-apa.
Syakira mengeliat, lalu Edward mengelus rambut Syakira. Supaya kembali tenang dalam tidurnya.
"Sstt, sstt" bunyi yang keluar dari bibir Edward kala mengelus rambut Syakira
"berarti Syakira ketakutan bukan mimpi, tapi pengakuanku adalah mimpi" batin Edward kala melihat wajah tenang Syakira di dekapannya.
"Edward menarik napas lega," mencium puncak kepala Syakira dan ia tidak berani memejamkan mata kembali. Karena takut akan mimpi buruk itu datang lagi.
Edward melihat ke arah jendela, hujannya tidak terlalu deras. Edward bertanya pada dirinya apa dia memiliki perasaan pada adeknya?. Ia tidak mau kejadian dalam mimpinya terjadi di dunia nyata. Edward ingat betapa bingungnya Syakira harus berbuat apa atas keegoisan Edward. Edward membuyarkan pikiran tentang mimpinya.
Mobil telah memasuki kediaman keluarga Zenova. Syakira masih tertidur, Edward tak tega membangunkan Syakira. Edward berhati-hati mengeluarkan Syakira dari mobil. Menggendong Syakira menuju kamar. Ia meminta bibi Imah masuk bersama ke kamar Syakira. Edward meminta Bi imah mengganti pakaian Syakira. Takut Syakira sakit, karena telah basah.
Syakira mengeliat, membuka matanya. Edward yang awalnya sudah berjalan menuju pintu. Berbalik arah ketika Syakira memanggilnya.
"Bang" suara Syakira lembut
"iya sayang," sahut Edward lalu duduk di pinggil ranjang.
Edward tidak memperbolehkan bibi pergi keluar, ia takut kejadian seperti di mimpinya jadi kenyataan.
"Syakira takut," ucap Syakira dengan air mata yang sudah mengalir dipelupuk matanya
Edward memeluk adeknya, menenangkan Syakira yang masih syok dengan kejadian di mobil.
"Nda papa dek, abang disini" pelukan Edward menenangkan Syakira yang sudah kalut. Edward melepaskan pelukan, mengusap air mata. Mencium kening Syakira.
"Ganti baju ya, nanti sakit"
"hmm iya bang" angguk Syakira yang mulai menenang.
Edward segera keluar dari kamar. Menemui teman-temannya yang sudah menunggu.
"Sayang gimana adeknya?" tanya bunda yang baru berhasil mengeluarkan suaminya dibantu oleh teman-teman Edward
"Aman bun, tadi Edward udah minta bibi gantiin baju Syakira." Jawab Edward dengan memberi jempol pada bundanya.
"oke sayang, Ed juga ganti baju ya" ucap bunda sambil mengusap rambut dan wajah Edward yang basah.
"Iya bunda sayang" balas Edward dengan kecupan manis pada bundanya
"yok" ajak Edward pada teman-temannya ke kamarnya. Semua pasukan nya mengekori Edwrad di belakang. Entah angin apa yang membuat Edward tersenyum dari tadi.
"Heh kesambet apa sih lo!" seru Gavin, melihat wajah Edward yang sangat tidak jelas senyum-senyum sendiri.
"nggak kenapa-napa!" seru Edward balik, lalu segera berlari meninggalkan teman-temannya
"wahhh, nggak bener tuh anak!" seru Blue yang langsung mengejar Edward
Entah rasa lega atau tenang apa yang ada pada diri Edward kali ini. Ia hanya bersyukur, Syakira tidak takut padanya, bunda yang tidak menamparnya hari ini, karena mimpi buruknya ternyata tidak terjadi. Syakira malah memeluk dirinya hari ini, bunda juga mengusap lembut Edward hari ini.
:):):)
Pagi ini Edward tak sabar menemui adeknya. Segera turun menuju meja makan. Dan benar saja Syakira sudah duduk menunggu dirinya yang lama siap-siap. Syakira duduk di samping Bunda, menggunakan baju tidur berwarna biru. Rambutnya diikat kuncir kuda memamerkan leher tinggi dan putihnya.
"pagi," sapa Edward mencium Ayah, bunda dan Syakira.
"Abang lama banget!" protes Syakira yang sudah diketahui Edward karena dirinya sangat lama.
"Maaf sayang, abang tadi kesiangan"
"abang nggak kesiangan aja, siap-siapnya lama, apalagi kesiangan" ejek Syakira
"iya sayang, abang minta maaf yaaa" ucap Edward sambil memegang tangan Syakira
"beliin cake ya nanti" pinta Syakira
"ohhh, ada maksud lainya yaa" ejek Edward
"kalau nda mau juga nda papa!" ngambek Syakira pada abangnya
"ehh, iya sayang nanti abang beliin, jangan ngambek" bujuk Edward
"okee" senyum Syakira terukir dihadapan Edward. Degupan jantung Edward tak beraturan. Edward segera minum susu yang ada di depannya.
"ya udah ayo sarapan"
"Ed, nanti ada teman ayah bakalan datang ke sini, teman bisnis ayah dulu. Jadi kita bakalan makan malam sama mereka" ucap ayah pada Edward disela sarapan mereka
"oke yah, nanti Edward pulang secepatnya"
Syakira yang tidak paham akan urusan pekerjaan ayah dan abangnya hanya makan dan cerita bersama bunda.
"Oke Edward berangkat dulu ya" pamit Edward setelah selesai sarapan.
Syakira berlari ke kamar. Melihat itu Edward bingung. Apa yang salah dengan Syakira. Syakira menuruni tangga menenteng tas hitam milik Edward. Edward tersenyum, ternyata mengetahui keperluannya. Setelah buru-buru tadi Edward memang melupakan tas nya.
"nih bang" ucap Syakira sambil menyodorkan tas ke abangnya
"makasih yaa tuan putri" balas Edward mengelus pipi bulat Syakira. Memberi ciuman disana. Dan segera beranjak pada kedua orang tuanya.
---
Edward mendapat telfon dari nomor tak dikenal. Edward mengabaikan panggilan itu. Ini kali ke tiga nomor itu mengganggu konsentrasi Edward. Edward menarik tombol hijau. Diam dan mempersilakan yang diseberang mengeluarkan suara dahulu.
"ah, hmmp ahh" suara desahan keluar membuat bulu kuduk Edward merinding. Ia menekan tombol merah. Dan melempar hpnya. Suara itu membuat pikirannya buyar. Ia menuju toilet membasuh mukanya.
Edward mengatur napasnya, memikirkan siapa yang berani menelponnya seperti ini. Ia membasuh wajahnya untuk kedua kalinya. Ia keluar mencari udara segar, ia tidak membiarkan hasratnya menguasainya saat ini.
"Tuan, ada apa?" tanya Bimo yang melihat wajah kacau Edward.
"saya perlu keluar sebentar," jawab Edward lalu menepuk pundak Bimo yang maksudnya Bimo mengatur pekerjaan semestara.
Edward mengambil menuruni lantai dengan lift. Ia menuju parkir. Ia ingat Syakira menginginkan cake hari ini. Ia menuju toko kue kesukaan Syakira. Ia membeli rasa vanila. Ia ingat Syakira sering berbicara tentang Vanila akhir-akhir ini. Tak hanya cake Edward mampir ke toko baju untuk membelikan Syakira baju. Entah apa yang merasuki Edward, ia hanya memikirkan Syakira saat ini. Edward memilih baju selutut warna gold, Edward rasa baju ini akan sangat mewah jika dipakai Syakira.
Hmmmm gimanaaa?
Edward nggak papakannnn? aduh takut bangettt
ikutin terus yaaa, love youuu>"<