Part 26

9 1 0
                                    

Hallo, Happy Reading🤍🤍

"Bunda, kenapa?" tanya Edward melihat raut wajah Bundanya yang tampak lesu

"Sayang, bunda sangat sedih, bunda nggak sanggup" isak Bunda sambil memeluk Edward yang lebih tinggi darinya

"Bunda, yang tenang lalu cerita ke Edward"

"Bunda nggak sanggup liat Syakira begini, Syakira sudah besar ternyata, dia gadis yang berbakat, dia gadis yang sudah kita rebut mungkin kebahagiaanya, dia.."

"Bunn dengerin Edward sekarang" sambil memegang kedua pundak Ibundanya yang tengah menangis

"Bunda, nggak salah apa-apa, Bunda sendirikan yang bilang kalau semua ini adalah takdir"

"iya tapi..melihat dia trauma, dan nggak mau menjalani hidup diluar rasanya bunda telah mengambil kebahagiaan dia seutuhnya, bunda berusaha membuat Syakira bahagia, tapi bunda juga yakin Syakira juga bisa mendapatkan kebahagiaannya diluar sana nak"

"iya kita harus berusaha membangkitkan mental Syakira lagi, kita bisa minta bantuan Jingga bun, Jingga anak yang bijak, Edward yakin mereka bisa jadi teman yang cocok, dan Syakira akan berangsur-angsur bisa membaik bun" jelas Edward memberikan kekuatan dan penjelasan pada bundanya

"hmm" balas Safira dan langsung memeluk anak kesayangannya itu

Syakira yang melihat Bundanya dan abangnya saling berpelukan, tiba-tiba berlari menuruni tangga

"Bunda kenapa?" tanya Syakira penuh khawatir

Kedua orang yang saling berpelukan itu, langsung memisahkan diri dan menatap Syakira yang tampak  khawatir

"Sini sayang" ucap Safira sambil mengambil tangan Syakira dan menuntunnya untuk duduk bersama mereka

"Bunda kenapa?"

"Bunda nggak papa, Bunda hanya terharu sama bakat Syakira yang bagus-bagus. Lukisan-lukisan Syakira indah sekali sayang, sampai bunda terharu dan nangis deh" ungkap Safira sambil mengelus rambut Syakira

"Beneran, atau Syakira ada buat salah ya Bun, soalnya Bunda abis keluar dari kamar Syakira nampaknya murung banget"

"Bunda ngga papa dek, Bunda tuh emang apa-apa ditangisin, emang sensitif " bisik Edward yang berada di samping kiri Syakira

Syakira akhirnya tertawa, dan itu berhasil membuat ketiga orang itu berpelukan saling menyalurkan kasih sayang.

"Syakira sayang banget sama Bunda, abang, Ayah" ucap Syakira dalam pelukan abang dan bundanya

"kami juga sayang Syakira"

----

Gabriella mengemasi barang-barangnya untuk segera berangkat ke Kanada ingin bertemu Dadynya. Ada satu hal yang harus dia katakan pada Dadynya, karna ia tidak tahan lagi.

Calling "Dady"

"Hallo Dad, Ella sudah akan berangkat ke bandara"

"oke nanti orang suruhan Dady yang akan menjemput Ella di bandara Kanada ya"

"oke Dad, sampai jumpa"

"..."

Ella mengambil koper, dan segera meminta sopir mengantarnya ke bandara.

"Sini Non saya bawakan" ucap sopir mengambil alih koper bawaan Ella

"oke pak, langsung ke bandara aja" instruksi Ella

"baik Non"

Mobil menyusuri jalanan mengibaskan  angin yang semula cukup tenang, kini menjadi terbuai kencang. Akibat kencangnya mobil yang dikemudi sopir itu. Selang beberapa menit mobil itu sudah terparkir di depan bandara. Ella keluar dari mobil disusul koper yang dikeluarkan oleh sopir pribadinya.

"baik Nona saya antar sampai sini, semoga perjalanannya lancar nona"

"baik, terimakasih, bapak bisa pulang"

Ella menyeret kopernya menuju tempat pemeriksaan berkas-berkas, dan setelah semuanya selesai. Ella akhirnya bisa masuk ke dalam pesawat. Ia memposisikan tubuhnya senyaman mungkin, karna perjalanan kali ini membutuhkan waktu 20 jam berada di pesawat. Pesawat mulai lepas landas meninggalkan Indonesia.

---

Selang beberapa jam pesawat akhitrnya mendarat di bandara Kanada dengan selamat. Ella menunggu kopernya dan bergegas menemui orang suruhan Dadynya. Ia melihat ada seseorang dengan memegang papan nama, tertulis disana Gabriella Eldevino. Ella menghampiri lalu menuju mobil dan menelfon Dadynya bahwa dia telah bersama orang suruhan Dadynya.

"langsung ke rumah aja"

"baik Nona"

Gabriella menuju rumah karena perjalanannya benar-benar melelahkan, ia ingin beristirahat disana. Dan Dadynya juga belum pulang dari kantor. Sepertinya ia akan berbicara dengan Dadynya nanti saja.

Ella sudah sangat merindukan kamarnya, setelah sangat lama berada di Indonesia. Ia sudah sangat jarang sekali balik ke Kanada. Ia memutuskan untuk balik kali ini karna ingin meminta tolong saja pada Dadynya.

Ia sendirian dirumah, mengingat Momynya yang sudah tiada, karna itulah ia lebih memilih untuk terfokus pada bisnis keluarganya dari pada terus berada dirumah dan itu hanya akan membuat pikirannya memburuk.

"belum ada yang berubah, Dady masih saja memajang foto dengan momy"

"apa Dady sesayang itu dengan momy, hingga tak mau menikah lagi?, Momy sangat beruntung sekali memiliki dady, sedangkan aku tak ada yang mendekatiku. Ini sungguh menjengkelkan. Kenapa? Kenapa dengan diriku HA? Apa aku tidak menarik, aku pikir aku sudah sangat menarik" Ucap Ella yang sudah tersungkur dilantai sambil memegangi foto almarhumah Momynya.

"kalau aku tak bisa bahagia, ku pastikan semua yang ingin kudapati tidak akan pernah bahagia juga" ucap Ella dengan sorot mata yang penuh kebencian.

wahhh makin penasarankan, ayokkk ikutin terus ya

bantu vote dan komen ya🤍🤍🤍🤍

love you all🤍🤍🤍

Let's Get Married Under The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang