4. MENDENGAR SUARA

143 8 0
                                    

Hello welcome to my story.

Ayo absen dulu hehe.

Jangan lupa VOTE sama COMMENT juga, biar aku tambah semangat untuk Up ceritanya lagi.

Hope you enjoy (. ❛ ᴗ ❛.)

HAPPY READING <3

Cuaca malam yang sangat dingin, seorang remaja laki-laki yang saat itu sedang berhenti di pinggir jalan tidak sengaja mendengar suara tangisan saat ingin pulang ke rumah nya sehabis berkumpul dengan teman temannya di markas mereka.

Dia penasaran dan mulai berjalan mendekat ke arah suara itu berada. Setelah tiba, dia tampak kaget karena ternyata dia melihat ada seorang bayi laki-laki menangis sendiri ditengah malam yang mencekam ini.

"bayi?" batinnya bertanya-tanya.

Dia bingung dengan pikirannya sendiri, ingin menghampiri tapi.....

Karena tidak mungkin dia tiba-tiba membawa seorang bayi ke rumah nya, dengan tega akhirnya dia memilih untuk segera pergi dari sana sebelum ada yang menyangka aneh-aneh tentang dirinya nya dan bayi itu.

Saat ingin melangkah pergi tiba tiba bayi yang berusia sekitar 1 tahun itu memanggil nya.....

"PAPA!" ucap bayi itu.

Ia yang mendengar panggilan itu pun seketika berhenti saat baru saja ingin menaiki motor nya, ia pun melihat dimana bayi itu berada.

Diletakan di dalam kardus sendirian, bayi itu sedang berceloteh tidak jelas disana seolah-olah ia sedang mengadu nasibnya bahwa ia ditinggalkan oleh orang tuanya yang sungguh tega dan kejam hingga ia disimpan di tempat yang gelap dan dingin nya cuaca malam untuk si bayi.

Hati nurani Delvin terenyuh saat melihat bayi itu yang matanya mulai berkaca-kaca, seakan-akan bayi itu tau bahwa ia tidak di inginkan oleh orang tuanya hingga akhirnya dibuang begitu saja.

Delvin bukan orang yang mempunyai kepribadian baik ia cukup nakal bahkan balapan hingga mabuk pernah ia lakukan, ia juga tidak begitu menyukai anak kecil.

Bukan, bukan berarti dia benci dengan anak kecil hanya saja ia lebih bersikap tidak terlalu perduli, mungkin karena memang sifat dia yang cuek.

Tapi entah kenapa saat melihat bayi itu yang mulai meneteskan air mata membasahi pipinya yang chubby dan mulai memerah karena malam yang begitu dingin ini.

Delvin jadi ragu saat ingin meninggalkan bayi itu disana sendirian, mungkin saja nanti ada yang menculik atau menyiksanya tidak ada yang tau kan?.

Membayangkan nya saja ia sungguh kasian, rasanya hati ia seperti dicambuk sangat amat keras hingga menimbulkan rasa yang perih dihatinya. kali ini ia mengaku kalah pada pendiriannya, yang tadinya berniat meninggalkan bayi itu akhirnya ia urungkan.

Hingga akhirnya ia pun turun dari motornya kembali, dan berjalan menghampiri bayi itu.

"papa pa" ucap bayi itu gembira saat melihat Delvin yang mulai berjalan ke arahnya.

Become a parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang