10. HAMPIR KETAHUAN

133 12 1
                                    

Yey update lagi... Maaf ya lama:(

Lagi berusaha ngumpulin niat biar up
ini juga hahaha

Oke ga usah basa-basi lagii

Hope you enjoy📖

HAPPY READING<3!

Bunda Delvin turun menuju lantai bawah saat ia sudah selesai bersiap-siap, dilantai bawah ia berpamitan kepada anaknya juga Lesya dan tak lupa mencium pipi kenzo dengan gemas.

"Delvin..Lesya bunda pamit dulu ya" beritahu nya seraya dengan Delvin dan Lesya yang mencium tangan Alina. "Itu kenzo nya urus yang bener" lanjutnya.

"Iya bun".

"Iya bunda". 

"Ya udah assalamualaikum" ucapnya memberi salam seraya ia berjalan keluar untuk meminta antar pak Ujang.

"Wa'alaikumsalam" jawabnya serempak.

Terlihat di sana Lesya yang saat ini sedang asik mengobrol dengan si kecil, bayi itu sangat bersemangat bertanya berbagai hal hingga yang tak masuk akal sekalipun.

Drtt Drtt Drtt

Terdengar hp Delvin berbunyi di atas sofa sebelah laki-laki itu, menandakan ada telfon masuk ke hp nya itu.

Delvin melihat nama yang tertera dilayar ponselnya, ia lantas menghela nafasnya sejenak dan mengangkatnya dengan segera.

"Paan" ucapnya datar memulai pembicaraan.

"Dih biasa aja kenapa" di sebrang sana menjawab.

"Cepet".

"Gue ke rumah lo ya bos" iya ternyata yang menelfon dirinya adalah Liam yaitu sahabat nya.

"Ngapain?" ucapnya panik tapi ia tutupi itu dengan wajahnya yang datar.

"Ya maen lah bos ngapain lagi".

"Jangan".

"Kenapa dah bos? ini gue kesitu ya sama si 2 tuyul".

"GA USAH" nada bicaranya sedikit iya tekan agar mereka tidak usah kesini.

"Pokoknya gue kesitu sekarang!" ngeyel emang anaknya.

Pip, terdengar suara panggilan yang sudah diputuskan dari sebrang sana.

Delvin menghela napasnya dengan berat, jujur saja ia agak sedikit frustasi mempunyai sahabat seperti mereka terutama Liam, lihat saja tadi bocah itu sangat ngeyel untuk datang ke rumah nya padahal ia sudah melarang.

Untung sahabat gue, kalo bukan udah gue tonjok mukanya. Delvin berucap di dalam hati dengan raut muka yang terlihat sangat sinis.

"Kenapa?" Lesya yang melihat muka masam itu lantas bertanya.

Become a parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang