Dana tertawa sendiri mendengarnya. "Kau tidak percaya diri tanpa uangmu? Kau ini tampan, kaya, pintar. Kau benar-benar paket lengkap," seru Dana.
"Wahh ... kau sepertinya sangat mengagumiku," goda Dante dan Dana sudah melayangkan tinjunya. Dante cepat-cepat menghalau tangan Dana dan berkata, "Oke oke, maafkan aku, aku hanya bercanda."
"Aku bukannya tidak percaya. Aku hanya tidak pernah melakukannya," kata Dante tegas sambil kembali berjalan karena Dana juga mulai berjalan pelan.
"Baiklah ... baiklah ... . Tapi kalau dia marah karena merasa ditipu, jangan libatkan aku," Dana mengingatkan.
"Baiklah, gadis kecil," kata Dante sambil merangkulkan tangannya ke pundak Dana.
"Jangan sok akrab. Kita bukan anak kecil lagi," protes Dana sembari menjauhkan dirinya dari Dante.
"Bukahkah kita dulu sering menghabiskan waktu bersama?" Dante mengingatkan sambil melebarkan langkah karena Dana berjalan setengah berlari di depannya.
Hampir seharian Dana mengajak Dante berkeliling perkebunan Pramudana dan menyapa banyak orang di sana. Setelah mengunjungi kebun terung, mereka mampir ke beberapa lahan kebun lainnya. Tidak seperti yang disangka Dante, ternyata masih banyak sekali orang yang mengingat dirinya. Dante juga mengingat beberapa orang yang masih bekerja di sana dari dirinya masih kecil.
Beberapa orang itu bahkan ada yang sudah menikah dan memiliki anak. Dante cukup heran bagaimana Dana bisa sangat akrab dengan semua orang itu. Dan orang-orang itu, Dante bisa melihat bagaimana mereka juga sangat menyukai Dana.
Matahari masih terik walaupun sudah menjelang jam tiga sore. Dante dan Dana berjalan berdampingan setelah keduanya memutuskan kembali ke kantor.
"Kakimu tidak capek?" tanya Dante mengingat entah sudah berapa kilometer mereka berjalan ke beberapa lahan di perkebunan.
"Kamu capek?" Dana bertanya balik.
"Yah lumayan. Aku bakal tidur sangat nyenyak malam ini," jawab Dante dan pria itu tidak bertanya balik.
Dante dan Dana berjalan berdampingan tanpa lagi berbicara selama tiga menit penuh, sampai Dante kembali bertanya. "Hai, soal Doni yang entah berapa kali mengingatkanmu jangan lupa soal besok," kata Dante.
"Hhmmm .. ada apa?" tanya Dana sambil masih berjalan santai dengan Dante di sampingnya.
"What is it all about?" tanya Dante.
"Kenapa kau penasaran?" tanya Dana.
"Bukan apa-apa. Hanya saja dia mengatakannya berulang-ulang seakan itu hal yang penting," ucap Dante sambil sesekali menoleh ke arah Dana.
Dia bisa melihat Dana tersenyum kecil sebelum menjawab, "Bukan apa-apa."
"Kau tidak mau mengatakannya?" tanya Dante.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Wrong Cinderella (END)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!!! "Kau harus membantuku mendapatkan gadis itu. Dia satu-satunya yang melihatku sebagai diriku, bukan sebagai seorang tuan muda," pinta Dante dengan wajah berseri kepada teman masa kecilnya. "Apa yang bisa kulakukan?" "K...