Sesuai instruksi Dante, Dana duduk di bangku depan sedangkan Doni duduk sendirian di belakang. Karena ada Doni di sana, baik Dante dan Dana tidak banyak bicara. Setelah kurang dari satu jam berkendara, ketiganya sampai di kafe yang dituju.
Benar kata Doni. Walaupun ini bukan akhir pekan, kafe Satria malam itu sangat ramai. Banyak anak muda sudah memadati tempat tersebut. Dante berjalan berdampingan dengan Dana sedangkan Doni terlihat sedang menelepon seseorang.
"Kita disuruh langsung masuk," kata Doni pada keduanya.
Sama seperti pertama kali Dana ke sini, Doni membawanya ke ruangan indoor kafe. Namun, kali ini, Dante menemaninya.
"Aku panggil Mas Satria dulu, ya," kata Doni yang tidak ikut duduk, sedangkan Dante sudah duduk dengan nyaman lebih dulu.
Sepeninggal Doni, Dante memajukan badannya sehingga dia bisa bicara lebih dekat dengan Dana. "Ini yang terakhir," kata Dante sambil menatap Dana lekat.
"Apanya?" tanya Dana.
Dante memajukan duduknya dan mencondongkan tubuh ke depan. "Kau boleh ke sini selama aku bersamamu, tapi tidak untuk menyanyi. Aku tidak yakin aku bisa tahan melihat semua mata laki-laki di sini memandangmu," ucap Dante serius. Wajah Dana memanas dan pipinya memerah. Dia berusaha keras tidak tersenyum karena itu akan membuatnya terlihat bodoh.
"Sudah jangan melihatku terus," kata Dana sambil menolehkan kepala Dante dengan tangannya.
"Ah, iya," imbuh Dante cepat sambil menoleh ke Dana seakan dia baru saja memiliki ide cemerlang. Dana menaikkan alisnya dan menunggu Dante bicara.
"Nanti sebaiknya kau mengucapkan kalimat pembuka seperti, terima kasih kepada kekasihku yang tampan yang hadir menemaniku malam ini. Lagu ini aku tujukan untukmu," usul Dante dengan mata berbinar.
"Apa kau yakin?" tanya Dana dengan alis terangkat.
"Tentu saja," jawab Dante yakin dengan senyum yang lebar.
"Baiklah," jawab Dana santai, sebelum kemudian menambahkan, "Mungkin kau lupa, malam ini Doni juga di sini. Dan, lagu yang akan aku nyanyikan tentang seorang wanita yang sudah putus dari kekasihnya dan dia berkata bahwa dia akan baik-baik saja."
Dante membeku dan berkata cepat, "Menyanyi saja tidak perlu bicara apa-apa."
Dana tertawa melihat reaksi Dante.
"Dana!"
Baik Dana dan Dante memutar kepalanya dan mendapati Satria berjalan ke arah meja mereka bersama Doni. Ini kali ketiga Dana bertemu dengan Satria.
"Aku senang sekali kau bersedia mengunjungi kafeku lagi. Terima kasih. Banyak pengunjung di sini yang menanyakanmu," ucap Satria dengan raut wajah bahagia. Dana di lain pihak hanya bisa tersenyum menanggapi perkataan Satria.
"Mas Satria, ini Tuan Muda Dante yang dulu pernah ke sini," kata Doni, dan Satria dengan ramah mengulurkan tangannya yang kemudian disambut oleh Dante.
"Terima kasih sudah datang," ucap Satria. "Pesan apa saja, malam ini gratis buat kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Wrong Cinderella (END)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!!! "Kau harus membantuku mendapatkan gadis itu. Dia satu-satunya yang melihatku sebagai diriku, bukan sebagai seorang tuan muda," pinta Dante dengan wajah berseri kepada teman masa kecilnya. "Apa yang bisa kulakukan?" "K...