"Kau, apa?" tanya Dana dengan suara bergetar.
"Dana, kumohon .... katakan kau tidak menerima Hira," Dante kembali bertanya. Pria itu terlihat sangat gelisah. Dia terus mengepalkan tangannya, berharap segera mendengar jawaban Dana.
Dana masih terlihat tercengang, namun dia menggelengkan kepalanya. Dan, sepersekian detik kemudian, Dante langsung menarik tubuh Dana dan membungkusnya ke dalam pelukannya.
"Kau benar tidak menerima Hira, kan?" Ulang Dante sambil mengeratkan pelukannya.
"Tidak," jawab Dana dengan suara teredam karena wajahnya tersembunyi di dada Dante.
Dana bisa mendengar Dante menghembuskan napas panjang, seakan beban di dadanya telah terangkat. "Syukurlah," ucap Dante, kembali mengeratkan pelukannya.
"Bagaimana ini ... setelah ini, aku benar-benar tidak akan melepaskanmu. Setelah ini, jangan harap kau bisa jauh dariku," ucap Dante.
"Baiklah," isak Dana. Walaupun Dante tidak sedang melihat gadis itu karena wajahnya yang tersembunyi di dadanya, Dante tahu bahwa Dana sedang menangis.
"From now on, I will call you mine," ucap Dante.
Dante memegang kedua bahu Dana menjauhkan badan gadis itu agar dia bisa melihat wajahnya. "Aku benar-benar dalam masalah," ucap Dante saat dia melihat Dana.
"Kenapa?" tanya Dana dengan mata yang sudah basah.
"Kukira hanya senyummu yang membuatku tidak rela melepaskanmu. Tapi, melihatmu menangis seperti ini, aku semakin yakin untuk menguncimu di kamarku setelah ini," kata Dante dan kata-kata pria itu membuat Dana tertawa kecil. "Jangan tertawa sambil menangis seperti ini," ucap Dante sambil menyeka air mata Dana yang jatuh di pipinya.
"Baiklah. Asal jangan menaliku atau mengunciku," sahut Dana dengan mata yang basah. Dante tertawa kecil saat mendengarnya. Gadis itu tidak tahu seberapa lega Dante tahu bahwa dia tidak menerima Hira. Dante tidak mengira pada akhirnya dia bisa mengatakan perasaannya secara jujur pada Dana.
"Kau membuatku tergila-gila padamu, Dana," ucap Dante sambil kembali menarik Dana ke dalam pelukannya. Dante menikmati pelukannya dan terus memeluk Dana dengan sangat erat.
Keduanya berpelukan selama beberapa saat, menikmati kenyamanan dan kehangatan yang menjalari keduanya.
"Sebaiknya kita kembali. Yang lain nanti khawatir," kata Dana akhirnya sambil melepaskan diri dari pelukan Dante.
"Hapus dulu air matamu," sahut Dante. Dana pun menyeka kedua matanya menggunakan tangan. Gadis itu kemudian melihat ke arah Dante dan tertawa sambil menutup mulutnya.
"Apa?" tanya Dante bingung kemudian menunduk, mengikuti arah pandang Dana dan mencari tahu apa yang salah dengannya.
"Ini," ucap Dana sembari menunjuk jaket Dante di bagian dada yang basah karena air mata dan kemungkinan besar juga ingus Dana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Wrong Cinderella (END)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!!! "Kau harus membantuku mendapatkan gadis itu. Dia satu-satunya yang melihatku sebagai diriku, bukan sebagai seorang tuan muda," pinta Dante dengan wajah berseri kepada teman masa kecilnya. "Apa yang bisa kulakukan?" "K...