"Apa kau ... pernah berpacaran?" tanya Dana, sengaja tidak melihat pria itu.
Dante mengerling ke arah Dana. "Percaya atau tidak, aku tidak pernah berpacaran. Seharusnya aku berpacaran 'kan? Mengingat kebebasan yang aku miliki selama di sana," ucapnya.
"Lantas, kenapa tidak?" tanya Dana.
"Entahlah. Aku memiliki banyak teman dengan sangat banyak kegiatan atau acara. Kami bertemu dengan banyak perempuan cantik. Tapi, entah kenapa, tidak pernah terlintas di benak untuk mengencani mereka," jelas Dante.
"Pasti Mila sangat istimewa. Dia yang berhasil membuatmu ingin mengencaninya," gumam Dana.
Dante mengalihkan kepalanya menatap Dana, dan sekali lagi, gadis itu masih menunduk ke baskom berisi sayuran tadi.
"Bagaimana denganmu? Kau pernah berpacaran saat aku sekolah di luar?" tanya Dante.
"Pernah. Sekali," ucap Dana singkat.
Dante membelalakkan matanya. Pria itu melipat kedua tangan di depan dada dan menegakkan tubuhnya.
"Ceritakan tentang dia," tuntut Dante.
"Bukannya kau ke sini mau bercerita? Kenapa malah menyuruhku bercerita?" keluh Dana.
"Ceritakan saja, setelah itu aku yang akan bicara," desak Dante.
Dana melirik Dante sebentar, sebelum, kemudian kembali fokus dengan persiapan memasaknya.
"Tidak ada yang spesial. Kami hanya berpacaran selama dua bulan. Dia saudara kembar teman sekelasku. Aku menerimanya karena temanku memintaku memberikan saudara laki-lakinya kesempatan," beber Dana.
"Temanmu itu, laki-laki?" tanya Dante, masih dengan posisi tegak yang sama.
"Kembar laki-laki dan perempuan," jawab Dana.
"Siapa yang memutuskan hubungan dulu?" tanya Dante lebih jauh.
"Dia."
"Kenapa?" korek Dante.
"Dia bilang aku terlalu mandiri," kekeh Dana. "Aku juga tidak terlalu paham dengan maksudnya, aku terlalu mandiri. Tapi, aku langsung setuju saja."
Dante menolehkan kepalanya, merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Pria itu, siapa pun namanya, sudah pasti masih memiliki rasa untuk Dana. Gadis ini bodoh atau apa? Kalau seorang pria mengatakan kau terlalu mandiri, berarti dia menuntut gadis itu untuk lebih melibatkan dirinya. Dante dibuat kesal saat mendengarnya.
"Apa kalian .... pernah berciuman?" tanya Dante ragu-ragu. Kepalan tangannya mengeras saat menanyakan ini.
"Berikan aku privasi. Aku tidak mau menjawab itu!" seru Dana, yang kemudian berdiri dan membersihkan ikan di wastafel.
"Jadi, kalian pernah berciuman," Dante menyimpulkan.
"Siapa bilang?!" balas Dana setengah berteriak.
Senyuman miring terbit di bibir Dante. "Jadi, tidak pernah, ya?" Dante kembali menyimpulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Wrong Cinderella (END)
Roman d'amourFOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!!! "Kau harus membantuku mendapatkan gadis itu. Dia satu-satunya yang melihatku sebagai diriku, bukan sebagai seorang tuan muda," pinta Dante dengan wajah berseri kepada teman masa kecilnya. "Apa yang bisa kulakukan?" "K...