Sesampainya di depan rumah utama setelah makan siang bersama Mila dan Andrew, Dante tidak turun dari mobil. Rio turun dulu, sedangkan Sinta hanya menoleh seperti hendak bertanya kenapa anaknya tidak turun juga. Namun, karena masih kesal dengan obrolan mereka tadi, Sinta akhirnya langsung turun.
Setelah melihat orang tuanya masuk ke dalam rumah, Dante memutar mobil dan kembali melajukan mobilnya. Dia hendak menemui Dana karena ponsel gadis itu masih mati.
Tidak lama, Dante sudah sampai di depan rumah gadis itu. Setelah menepikan mobil, Dante berjalan ke depan pintu dan mengetuknya beberapa kali. Dia juga mencoba mengintip ke dalam karena tidak ada sahutan sama sekali. Hingga sepuluh menit dia berdiri di sana, mengetuk berulang-ulang, dan belum juga ada jawaban, Dante pun menyerah.
"Ke mana anak itu," Dante berbicara sendiri sambil menoleh ke kanan dan kiri. Dia pun kembali naik ke mobilnya dan memutuskan berkeliling sekitar perkebunan, berharap bisa bertemu dengan Dana.
Di jalan, dia tidak sengaja bertemu dengan Doni dan langsung memanggilnya.
"Don, kamu lihat Dana nggak?" tanya Dante dari dalam mobil, sedangkan Doni berdiri di sampingnya.
"Coba ke sungai atau area peternakan sapi tuan muda. Dana kalau libur sukanya ke sana," ucap Doni.
"Thanks Don," balas Dante dan dia kembali melajukan mobilnya. Dante menuju sungai, namun tidak ada Dana di sana. Dia pun ke area peternakan sapi sesuai saran Doni tadi.
Tidak jauh dari sana, Dante melihat sepeda putih Dana sedang terparkir.
*
"Apa ini pekerjaan tambahan?"
Dana yang sedang membersihkan kotoran yang ada di kandang langsung menoleh. Dan, benar saja, Dante sudah berdiri di sana sambil melemparkan senyumnya.
Dana memutar kepala dan kembali menyekop kotoran-kotoran yang ada di sana.
"Kamu ngapain, sih?" tanya Dante masih berdiri di sana.
"Kamu pergi aja. Sepatu putihmu nanti kotor," ketus Dana yang sangat lihai dengan sekop besar di tangannya.
"Kamu bisa berhenti sebentar nggak?" ucap Dante tidak sabar karena Dana sepertinya mengabaikan dirinya.
"Kalau ada yang penting, kita bicarakan hari Senin aja. Kalau nggak ada yang penting, aku nggak bisa nemenin kamu main-main," ucap Dana.
"Tuan Muda?"
Dante menoleh dan mendapati Pak Hermawan berjalan ke arahnya. Sudah lama Dante tidak bertemu dengan Pak Hermawan. Dulu, Dante dan Dana sering bermain ke rumahnya untuk mendapatkan susu sapi murni. Walaupun Dante bisa mendapatkannya di rumah, dia selalu menemani Dana untuk mendapatkan susu di rumah Pak Hermawan.
Berbeda dengan dulu, Pak Hermawan sudah tidak lagi tegap. Bahkan, laki-laki itu terlihat sudah sangat tua.
"Pak Hermawan," Dante berjalan mendekat dan mencium tangan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Wrong Cinderella (END)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!!! "Kau harus membantuku mendapatkan gadis itu. Dia satu-satunya yang melihatku sebagai diriku, bukan sebagai seorang tuan muda," pinta Dante dengan wajah berseri kepada teman masa kecilnya. "Apa yang bisa kulakukan?" "K...