Sarapan pagi itu cukup hening. Pak Rio hanya berkomentar asal tentang sedapnya makanan pagi itu, sedangkan Sinta dan Dante sama-sama bungkam.
Setelah keluarga Pramudana dan Mila menyelesaikan makanan mereka pagi itu, Dante langsung beranjak dan seperti biasa, Mila mengikuti di belakang karena memang letak kamar mereka bersebelahan.
Dante berhenti, kemudian menoleh. "Mila, bisa aku bicara sebentar denganmu?"
Dengan senyum tersungging, Mila menjawab dengan anggukan kecil. Mereka pun berjalan menuju sebuah pekarangan di belakang rumah tepat di samping sebuah kolam ikan koi.
"Ada apa?" tanya Mila. Keduanya berdiri di samping kolam.
"Mila di malam kita pergi ke pertunjukan seni, kenapa kau tidak bilang kalau kau bertemu Dana? Kau tahu sendiri aku mencoba menghubunginya semalaman," ucap Dante dan dia bisa melihat seketika perubahan raut wajah gadis itu.
"Aku bilang pun tidak akan membantu. Karena itu aku pikir tidak akan berguna kalau pun aku memberitahumu," ucap Mila dan Dante bisa tahu gadis ini merasa terganggu dengan pertanyaanya.
"Entahlah ... walaupun tidak akan membantu, paling tidak kau bisa memberitahuku kau melihatnya dan sudah memberitahunya tentang pertunjukan seni yang akan kita tonton," ucap Dante.
Mila tidak langsung menjawab, hanya menatap Dante dengan tatapan tidak terima. "Kalau ini membuatmu lebih baik, aku minta maaf. Maaf kalau aku tidak bilang apapun ke kamu malam itu. Tidak akan ada yang berubah kalau pun aku memberitahumu," imbuh Mila.
Dante menghembuskan napas kasar, cukup paham bahwa saat ini Mila tersinggung dengan pertanyaannya.
"Baiklah, aku hanya ingin tahu alasanmu. Maaf mengganggu waktumu," ucap Dante dan langsung berbalik meninggalkan gadis itu berdiri di sana. Dante merasa tidak puas dengan jawaban Mila namun dia pun tidak lagi peduli.
Setelah kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan laptop, Dante keluar dari kamar dan berjalan menuju ke motor yang terparkir di halaman rumah utama. Ibunya masih memainkan jurus diam, jadi Dante hanya bisa berpamitan tanpa mendapat sahutan.
Saat Dante sudah naik ke motor, dia melihat Mila berjalan ke arahnya. "Maaf membuatmu menunggu," kata gadis itu sambil berjalan mendekat.
Saat Mila sudah berada tepat di samping Dante, pria itu berkata, "Maaf aku tidak bisa memberikanmu tumpangan."
"Apa?" respon gadis itu cepat dan kaget.
"Kemarin Ibuku mengatakan pada Dana bahwa dirinya membuatmu salah paham tentang hubungan kami. Kita berdua tahu, kaulah yang bisa membuat Dana salah paham. Jadi,mulai sekarang, sebaiknya aku berhati-hati. Kita hanya rekan kerja dan aku akan menjaganya seprofessional mungkin," ucap Dante tegas.
Mila hanya diam sambil memandangnya.
"Baiklah. Tidak masalah. Katakan maafku pada Dana jika kehadiranku membuatnya salah paham," ucap Mila dengan tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Wrong Cinderella (END)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA YA!!! "Kau harus membantuku mendapatkan gadis itu. Dia satu-satunya yang melihatku sebagai diriku, bukan sebagai seorang tuan muda," pinta Dante dengan wajah berseri kepada teman masa kecilnya. "Apa yang bisa kulakukan?" "K...