Bagian 8

124 14 3
                                    

Dia seindah malam, tidak terang namun menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia seindah malam, tidak terang namun menenangkan.
(Kalau gak lagi kumat)
-Deka Alteza-

~••~

Sore ini Deka memutuskan untuk mampir sejenak ke rumah Jonathan setelah pekerjaan yang cukup melelahkan seharian, sekedar menilik rumah besar Adinata yang sudah seperti rumah kedua baginya.

"Jonathan kemana, Tang?"

"Lagi kencan sama Kak Hara."

"Kemana?"

"Langit Cafe mungkin? Atau nggak pergi ke pantai."

"Mereka tujuannya cuma itu-itu aja ya? Gak kreatif banget."

"Ya mereka emang sukanya kesana, justru aneh kalau tiba-tiba mereka muncak, bisa heboh perusahaan."

Bintang dan Deka saat ini sedang berbagi setoples keripik pisang sambil menikmati film rekomendasi dari Gabriel, memanfaatkan waktu selagi hanya ada mereka berdua di rumah ini.

"Iya juga, terus Mahen kemana?"

"Bang Mahen lagi keluar juga."

"Sama Aruna? Bukannya udah putus?"

"Sama temen gue sih." Bintang mengatakannya dengan sedikit meringis, sementara kerutan nampak kentara di dahi bersih Deka.

"Putus sama Aruna baru berapa minggu udah punya cewek? Katanya cinta mati."

"Pelarian."

"Hah?!" keterkejutannya tidak dapat di sembunyikan lagi.

"Gue rasa gitu sih, dia lagi kesepian dan kebetulan temen gue suka sama dia dan akhirnya boom!! Jadian deh..."

"Kasian ceweknya kalau gitu, anak mana sih?"

"Tetangganya El, rumahnya samping-sampingan sama El."

"Lah anjir! Deket banget dong, kok gak jadian sama El aja?"

"Orang sukanya sama Bang Mahen kok suruh jadian sama El?"

"Iya sih."

Kemudian hening menyelimuti mereka untuk beberapa waktu, fokusnya ada pada layar tipis di depan sesekali mereka akan berteriak atau bahkan mengomel menikmati adegan demi adegan yang cukup menegangkan.

"Tang!" panggilan dari Deka menghentikan langkah Bintang yang akan beranjak menuju ke kamarnya setelah menyelesaikan film yang mereka tonton.

Setelah saling pandang dengan pertanyaan yang cukup banyak di dalam kepala Bintang, berakhirlah mereka duduk berdampingan di taman belakang rumah dengan masing-masing memegang satu cangkir teh hangat. Menikmati sepoi angin sore ini bertemankan warna jingga di sebelah barat.

"Gue mau ngomong serius sama lo." Bintang hanya mengangguk saja tanpa protes.

"Lo tau kalau Hara mau nikah?" kernyitan langsung menghiasi kening Bintang.

Langit Biru || Johnny Suh (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang