Harusnya Belanda cemburu sama Indonesia, karena disana gak ada Bang Naka.
-Selena Candravika-~••~
Kalau boleh jujur Hara tidak pernah menyesal sama sekali karena sudah jatuh cinta kepada pria sebaik Jonathan. Jika saja mereka tidak memiliki perbedaan yang menjulang tinggi maka sudah di pastikan Hara akan mempertahankan Jonathan mati-matian agar tetap berada disampingnya sampai selama yang dia bisa, selama sisa waktu yang dia punya.
Jaket tebal milik Jonathan sudah membungkus badannya yang kedinginan karena udara yang cukup menusuk malam ini. Padatnya kendaraan di bawah sana menjadi objek yang cukup memanjakan mata, di temani satu cup coklat panas dan dekapan hangat Jonathan sungguh sempurna rasanya. Selain balkon rumahnya sepertinya rooftop gedung perusahaan milik Jonathan akan menjadi spot kesukaan Hara selanjutnya.
"Ra?"
Hara hanya mendongak tanpa jawaban, mencari wajah yang sebelumnya memanggil namanya dengan nada sangat lembut. Ah, kenapa Jonathan harus sesempurna ini?
"Janji sama aku harus terus bahagia ya?"
"Kan ada kamu, pasti bahagia."
Hara tidak berbohong saat mengatakannya, sepelik apapun keadaan jika ada Jonathan semuanya akan berlalu dengan mudah dan pastinya dirinya akan selalu bahagia.
Jonathan hanya tersenyum saja sembari mendekap Hara lebih erat lagi. Satu lagi hal yang akan melengkapi kenangannya bersama Hara Syafira, kekasihnya yang begitu cantik. Ingin sekali rasanya waktu berhenti sedikit lebih lama, agar dirinya bisa puas mendekap Hara seerat ini.
"Besok acara peresmian cabang baru, kamu beneran gak bisa izin?"
Hara menggeleng lantas mengusap pelan punggung tegap milik Jonathan, Hara tau pria di dekapannya ini kecewa namun tugasnya memang tidak bisa ditinggalkan.
"Pulangnya?"
"Aku nginep di rumah sakit, Jo."
"Jangan sampai kecapekan ya, Sayang."
Satu kecupan mendarat di puncuk kepala Hara, ada rasa khawatir yang tersemat setiap kali Hara memutuskan menginap di rumah sakit. Itu tandanya ada beberapa tugas lain yang akan di tangani gadis ini.
"Mahendra sama Bintang pasti ikut ya?"
"Iya, kenapa?"
"Kirimin foto kalian dong! Pasti pada ganteng-ganteng deh."
"Iya besok di kirimin, malemnya mau di bawain makanan gak?"
"Gak usah deh, temen-temen pasti bawa cemilan juga."
Setelahnya tidak ada yang berbicara, keheningan tercipta sembari kehangatan pelan-pelan menjalari keduanya melalui dekapan masing-masing. Berada di dekat Jonathan selalu terasa sama bagi Hara, nyaman dan damai. Seolah kamu bisa mengatasi semua keadaan hanya sekedar saling menggenggam, seolah tidak akan ada badai yang terasa begitu dahsyat hanya dengan saling merangkul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru || Johnny Suh (Completed)✓
Fanfiction//Bagian Pertama Adinata Bersaudara// [Kita Yang Selalu Ingin] Bukankah langit setia memeluk senja? Entah saat masih merah merekah bahagia, Atau bahkan saat hitam legam penuh duka. Sampai akhirnya senja hilang ditelan malam, Berganti esok fajar deng...