Bagian 44

58 9 2
                                    

Kamu harus kembali dengan selamat, Auri! Harus!~Selena Candravika~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu harus kembali dengan selamat, Auri! Harus!
~Selena Candravika~

~••~

Sebuah panggilan membuat Selena yang masih berbalut kimono mandi berjingkat senang, sudah sekitar lima belas menit lamanya dirinya berbaring diatas kasur tanpa berniat melakukan apa-apa selain bercengkrama dengan sang penelpon diujung sana.

"Jadi pulang hari ini?"

"Iya, kerjaannya udah beres. Mau oleh-oleh?"

"Kalau ditanya ya mau!"

"Aku mau kasih kamu kejutan jadi tunggu ya!"

"Beneran ya! Aku tunggu pokoknya."

"Ele, udah dipanggil nih aku boarding dulu ya."

"Iya! Safe flight, Auri. Sampai ketemu!"

"Iya, sampai ketemu."

Beberapa hari lalu Jonathan melakukan penerbangan menuju Singapura untuk menandatangani kontrak suatu proyek, pria itu mengatakan akan pulang secepatnya dan merayakan ulang tahun Selena beberapa hari lagi. Pria jangkung itu pulang lebih cepat rupanya. Penerbangan dari Singapura menuju Bali memakan waktu hampir tiga jam, itu artinya Selena punya cukup waktu untuk berdandan dan menjemput Jonathan di bandara.

Gadis itu sudah mandi dan mengobrak-abrik isi lemarinya sebelum panggilan dari Jonathan menyita fokusnya. Dirinya sudah tidak sabar untuk melihat senyum menawan itu lagi. Terakhir mereka bertemu adalah lima hari lalu, sehari setelah menemani Nakula survey gedung untuk acara pernikahannya dengan Nayanika.

Di hari itu Jonathan berjanji akan mengajak Selena berkunjung ke Chicago sebagai hadiah ulang tahun, sekaligus mengambil beberapa barang yang masih tertinggal di apartemen mereka.

***

Penerbangan menuju Indonesia membuat Jonathan tersenyum, dia akan kembali bertemu dengan Selena yang dalam tahun-tahun terakhir menjadi sosok adik yang menggemaskan untuknya. Membayangkan Selena berdiri berdampingan dengan Mahendra dan Bintang membuatnya kembali tersenyum, mereka bertiga seperti sekelompok anak tengil yang perlu diberikan perhatian lebih.

Pemandangan dari atas sini terasa begitu menentramkan, Jonathan bisa melihat kerlap-kerlip lampu dari gedung-gedung di kejauhan terlihat begitu cantik seperti kesukaan Selena. Lagi, Jonathan merasakan sebuah damai yang sulit dirinya deskripsikan. Bahkan Jonathan merasa jika langit menyapanya dengan ramah sekarang. Hingga sebuah suara dari seorang pramugari membuat lamunannya buyar.

Pesawat mereka mengalami turbulensi, semua penumpang jelas panik tak terkecuali Jonathan. Sabuk pengaman di kencangkan, kantong oksigen satu persatu muncul untuk membantu mereka bernapas. Seluruh penumpang merapalkan banyak doa demi keselamatan mereka. Semoga tidak ada hal buruk terjadi, semoga mereka baik-baik saja sampai tujuan, semoga mereka masih bisa bertemu dengan sanak saudara, dan masih banyak lagi semoga yang mereka langitkan. Jonathan pun sama, dirinya merapalkan banyak doa agar mereka semua selamat sampai tujuan.

Langit Biru || Johnny Suh (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang