Aku belum bilang kalau kamu orangnya, ya?
-Jonathan Auriga-~••~
"Deka! Kan udah dibilang jangan di masukin dulu sayurnya ini airnya buat rebus kentang!"
"Bang Deka dibilangin susah banget sih? Heran!"
"Iya! Lo tu mending diem aja di pojok sana deh!"
"Heh! Tinggal rebus di panci yang lain kan bisa."
"Lo gak lihat pancinya dipakai semua?!"
Kacau, itu yang bisa di deskripsikan dari keadaan dapur rumah Jonathan. Perdebatan antara Hara, Deka, Bintang, dan Nakula menjadi pemanisnya.
Jonathan dan Gabriel hanya bisa menjadi penonton yang pasrah di meja makan. Sedangkan Mahendra? Niatnya dia juga ingin bergabung dengan celemek pemberian Hara yang berwarna hijau menyala, tapi pada akhirnya dia hanya bisa berdiri di samping kulkas dengan menenteng sendok sayur menyaksikan perdebatan keempat orang di depannya.
"Sampai kapan sih mereka cek-cok kayak gitu, Bang?"
"Sampai mereka puas, El."
Niat awal Jonathan mengajak Hara ke rumahnya agar bisa bertemu dengan Bintang dan Mahendra yang katanya sulit sekali di temui, tapi Jonathan melupakan satu hal. Hara dan Deka tidak pernah akur, selalu saja mempermasalahkan hal sepele. Di tambah lagi Bintang dan Nakula yang justru membuat semuanya makin menjadi-jadi.
Pada awalnya memang Deka dan Nakula tidak ada niatan untuk berkunjung, mengingat pekerjaan mereka yang mulai menggunung, namun sepertinya berita kedatangan Hara membuat mereka berdua ingin bernostalgia saat-saat masih sering menghabiskan waktu bersama sebelum kepadatan pekerjaan merenggut waktu dan tenaga masing-masing.
"Dengan pertemuan sekacau ini mungkin gak akan ada yang percaya kalau dulunya Bang Deka sama Kak Hara satu organisasi."
"Bahkan dari dulu mereka gak pernah akur."
"Apa kita delivery order aja ya, Bang?"
"Ya bisa tambah ngamuk-ngamuk mereka berempat."
Dan pada akhirnya Deka benar-benar di depak oleh ketiga orang di dalam sana. Dengan wajah cemberut Deka duduk di tengah-tengah Jonathan dan Gabriel. Memang tidak tau diri! Baru tiba sudah merusak kenyamanan saja.
"Kenapa? Diusir?" yang ditanya hanya mengangguk saja dengan wajah semakin memelas.
"Kan udah dibilangin dapur, Hara sama Bintang itu paten. Ngeyel sih!"
"Niatnya gue tuh mau membangun pertemanan yang baik sama Hara, emang dasarnya aja dia sewot mulu kalau ketemu gue."
"AKU DENGER YA DEKA! BELUM AJA AKU LEMPAR PANCI MUKA NGESELINMU ITU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru || Johnny Suh (Completed)✓
Fanfiction//Bagian Pertama Adinata Bersaudara// [Kita Yang Selalu Ingin] Bukankah langit setia memeluk senja? Entah saat masih merah merekah bahagia, Atau bahkan saat hitam legam penuh duka. Sampai akhirnya senja hilang ditelan malam, Berganti esok fajar deng...