BAB 11 : KEJUTAN UNTUK AURORA

183 146 20
                                    

"Aku percaya, selalu ada kejutan yang tak pernah kita duga. Mungkin dengan orang yang tak pernah kita duga pula."

Support terus ya agar aku semangat untuk buat ceritanya ♡


Hari demi hari dan bulan demi bulan telah Gabriel lewati di London dengan fokus pada pendidikannya. Ia telah bekerja keras dan menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat. Akhirnya, saat acara kelulusan di universitasnya tiba, Gabriel merasa bangga dengan pencapaian yang telah ia raih. Ia berhasil meraih lulusan terbaik di tahun itu sebagai sarjana S1 kedokteran di London dengan IPK 3,84.

Setelah acara kelulusan selesai, Ia ingin memberitahu ayah dan bundanya tentang prestasinya sebagai lulusan terbaik di tahun itu dengan IPK tertinggi, yaitu 3,84. Gabriel mengambil ponselnya dan menulis pesan singkat kepada orangtuanya:

"Dear Ayah dan Bunda,

Aku senang sekali memberitahu kalian bahwa aku berhasil lulus sebagai mahasiswa terbaik di London tahun ini. Dengan IPK tertinggi 3,84, aku merasa sangat bangga dan bersyukur atas kerja keras dan dedikasi yang aku berikan selama studi di sini. Terima kasih banyak atas dukungan dan doa kalian sepanjang perjalanan ini. Prestasi ini juga tak terlepas dari bimbingan dan cinta yang kalian berikan. Aku berharap dapat membuat kalian merasa bangga.

Aku ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kalian atas semua yang kalian lakukan untuk mendukung impian dan cita-cita aku. Aku sangat menghargai setiap upaya dan pengorbanan yang kalian berikan. Kalian adalah sumber inspirasi dan kekuatan bagi aku. Aku mencintai kalian dengan segenap hati.

Terima kasih sekali lagi, Ayah dan Bunda, atas segala hal yang kalian berikan kepada aku. Aku berjanji akan terus bekerja keras dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga prestasi ini dapat menjadi awal dari banyak kesuksesan di masa depan.

Dengan cinta,

Gabriel"

Di tengah kegembiraan dan kepuasannya, Gabriel menyimpan sebuah rencana kejutan yang spesial untuk Aurora, sahabat terdekatnya.

Gabriel memutuskan untuk pulang ke Indonesia tanpa memberi tahu keluarganya maupun Aurora. Ia ingin memberikan kejutan yang tak terlupakan kepada Aurora. Setelah acara kelulusan selesai, Gabriel segera mencari jadwal penerbangan yang tepat untuk kembali ke Indonesia. Ia ingin memastikan bahwa ia akan tiba di sana tepat waktu.

Gabriel merasa gugup dan berdebar-debar saat ia mengecek jadwal penerbangan. Ia ingin memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana. Setelah mencari dengan teliti, Gabriel menemukan penerbangan yang cocok untuknya. Ia akan terbang ke Indonesia di Minggu depan.

Dengan jadwal penerbangan yang sudah ditentukan, Gabriel mulai menyusun rencana kejutannya untuk Aurora. Ia ingin memberikan kejutan yang tak terlupakan dan membuat Aurora merasa bahagia. Gabriel tahu bahwa persahabatan mereka telah melewati begitu banyak hal, dan ia ingin merayakan momen spesial ini dengan cara yang istimewa.

Gabriel mulai menghubungi teman-teman mereka di Indonesia untuk membantu merencanakan kejutan ini. Mereka berdiskusi tentang ide-ide kreatif dan cara terbaik untuk membuat kejutan tersebut berhasil. Gabriel merasa semakin antusias dan tidak sabar untuk melihat reaksi Aurora saat ia tiba di Indonesia tanpa diduga.

Saat hari Minggu tiba, Gabriel merasa campuran antara gugup dan bersemangat. Ia memastikan bahwa semuanya sudah teratur dan siap untuk kejutan ini. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman dan penginapannya di London, serta berterima kasih atas pengalaman yang tak terlupakan.

Gabriel naik pesawat dengan hati yang berdebar-debar. Ia terbang menuju Indonesia dengan perasaan campuran antara rindu dan kegembiraan. Ia tahu bahwa momen kejutan ini akan menjadi titik balik dalam persahabatan mereka dengan Aurora.

Setelah perjalanan yang panjang, Gabriel akhirnya mendarat di Indonesia. Ia merasa semakin dekat dengan kejutan yang telah direncanakan dengan hati-hati. Ia menghubungi teman-teman mereka untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana.

Dengan hati yang berdebar-debar, Gabriel menuju ke tempat di mana Aurora berada. Ia merasa campuran antara gugup dan bahagia. Setelah menunggu dengan penuh antisipasi, Gabriel akhirnya melihat Aurora muncul di hadapannya.

Dengan senyum lebar di wajahnya, Gabriel berjalan mendekati Aurora. Ia memberikan kejutan yang telah direncanakan dengan hati-hati. Aurora terkejut dan terharu saat menyadari bahwa Gabriel telah kembali ke Indonesia tanpa memberi tahu sebelumnya.

Mereka berpelukan erat dan senyum tak lepas dari wajah mereka. Gabriel dan Aurora merasa bahagia karena dapat bertemu lagi setelah sekian lama terpisah. Mereka berbagi cerita tentang pengalaman masing-masing selama Gabriel berada di London, dan Aurora merasa terharu dengan usaha Gabriel untuk memberikan kejutan ini.

Kejutan untuk Aurora menjadi momen yang tak terlupakan bagi mereka berdua. Mereka merayakan persahabatan mereka yang kuat dan berjanji untuk terus mendukung dan menginspirasi satu sama lain dalam perjalanan hidup mereka.

Setelah mendarat di Indonesia, Gabriel merasa semakin dekat dengan kejutan yang telah direncanakan dengan hati-hati. Ia menghubungi teman-temannya untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana. Teman-temannya sangat antusias dan mereka sepakat untuk menjemput Gabriel di bandara dan mulai menyusun rencana untuk memberikan kejutan kepada Aurora.

Ketika Gabriel tiba di bandara, ia disambut oleh teman-temannya dengan senyuman dan kegembiraan. Mereka berdiskusi tentang rencana prank yang telah mereka siapkan untuk memberikan kejutan kepada Aurora. Salah satu teman Gabriel sepakat untuk berperan sebagai seseorang yang pernah menyukai Aurora, namun ditolak dengan cuek oleh Aurora. Tujuan prank ini adalah untuk menciptakan suasana ketegangan sejenak sebelum Gabriel muncul.

Gabriel: Hei, teman-teman! Terima kasih sudah datang menjemputku di bandara. Aku sangat bersemangat dengan kejutan yang akan kita berikan kepada Aurora.

Teman 1 (Brandon): Tentu saja, Gabriel! Kami juga sangat antusias untuk melihat reaksi Aurora. Jadi, bagaimana rencananya?

Gabriel: Jadi, aku berpikir kita bisa membuat suasana ketegangan sejenak sebelum aku muncul. Salah satu dari kalian bisa berperan sebagai orang yang pernah menyukai Aurora, tapi ditolak dengan cuek olehnya. Tujuannya adalah untuk membuat Aurora merasa terkejut dan bingung sebelum aku muncul.

Teman 2 (Nathan): Itu ide yang menarik! Aku bisa berperan sebagai orang yang pernah menyukai Aurora. Kita perlu mempersiapkan dialog dan skenario yang baik agar terlihat meyakinkan.

Gabriel: Bagus! Kita juga harus memastikan bahwa semuanya terlihat alami dan tidak melukai perasaan Aurora. Prank ini hanya untuk menciptakan suasana ketegangan sejenak sebelum momen kejutan sebenarnya.

Setelah berkoordinasi dengan baik di bandara, Gabriel dan teman-temannya menuju rumah Aurora. Mereka mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat. Ketika semuanya siap, mereka memulai prank kepada Aurora.

Teman 2 (berperan sebagai orang yang pernah menyukai Aurora): menabrak pintu rumah Aurora dengan keras

Aurora: Siapa itu? Ada apa?

Teman 2 (Nathan): Aurora! Aku tidak bisa membiarkanmu hidup dengan tenang setelah semua yang telah terjadi!

Aurora: Maaf, aku tidak mengerti apa yang kamu maksud. Siapa kamu?

TBC

Bagaimana Aurora akan merespons Gabriel yang mengungkapkan perasaannya dan tekadnya untuk menjaga persahabatan mereka?

Happy reading! Jangan lupa untuk aktif berpartisipasi dalam membaca cerita ini dan memberikan tanggapan atau komentar. Ingatlah untuk tidak menjadi silent reader, karena partisipasi aktifmu akan membuat pengalaman membaca menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Selamat menikmati cerita ini!

Cinta Yang Terhalang Oleh Pagar Tuhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang