BAB 14 : UNDANGAN

164 123 19
                                    

"untuk apa kita berjuang, Jika sudah tau endingnya akan seperti ini?"

Happy reading 📖🎉


Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Gabriel dan keluarganya datang ke rumah Aurora dengan penuh harapan dan kebahagiaan. Mereka berpakaian rapi dan membawa sebuah cincin yang indah sebagai tanda niat Gabriel untuk melamar Aurora.

Aurora, yang sudah mengetahui kedatangan Gabriel dan keluarganya, merasa campur aduk. Ia merasa gugup dan tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Bersama ibunya, Aurora menyiapkan rumah dengan rapi dan menyambut kedatangan Gabriel dan keluarganya dengan senyuman hangat.

Saat Gabriel dan keluarganya tiba di rumah Aurora, suasana penuh keceriaan dan haru terasa di udara. Mereka saling menyapa dengan penuh kehangatan dan mengobrol dengan riang. Gabriel memperkenalkan Aurora kepada keluarganya dengan bangga, dan Aurora merasa diterima dengan tangan terbuka.

Setelah beberapa saat berbincang-bincang, Gabriel dan keluarganya akhirnya mengungkapkan tujuan sebenarnya dari kunjungan mereka. Gabriel dengan penuh keyakinan mengambil cincin yang ia bawa dan berlutut di hadapan Aurora.

"Dalam hidupku, aku telah menemukan seseorang yang membuatku merasa lengkap. Aurora, aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Apakah kau bersedia menjadi pendamping hidupku?" ucap Gabriel dengan suara yang penuh cinta.

Aurora, yang terkejut dengan momen yang tak terduga ini, merasa hatinya berdebar kencang. Ia melihat ke dalam mata Gabriel dan merasakan kejujuran serta ketulusan di balik kata-kata yang diucapkan.

"Dalam hidupku, aku juga telah menemukan seseorang yang membuatku merasa bahagia dan dicintai. Gabriel, aku juga mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku bersedia menjadi pendamping hidupmu," jawab Aurora dengan suara yang penuh emosi.

Momen itu diiringi dengan sorak-sorai kebahagiaan dari keluarga Gabriel dan Aurora. Mereka merayakan keputusan ini dengan penuh sukacita dan doa.

Dalam beberapa bulan ke depan, persiapan pernikahan dimulai. Gabriel dan Aurora bekerja sama dengan penuh semangat untuk merencanakan hari yang penuh kebahagiaan ini. Mereka mengundang keluarga dan teman-teman terdekat mereka untuk bergabung dalam perayaan ini.

Namun, ada perubahan yang signifikan dalam perjalanan persiapan pernikahan ini. Aurora telah memutuskan untuk memeluk agama yang Gabriel anut dan menjadi seorang mualaf. Keputusan ini tidak hanya mempengaruhi persiapan pernikahan mereka, tetapi juga memberikan dimensi baru dalam hubungan mereka.

Aurora: Gabriel, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu sebelum kita memulai perjalanan pernikahan kita.

Gabriel: Tentu, apa yang ingin kamu katakan, sayang?

Aurora: Aku telah memutuskan untuk memeluk agama yang kau anut dan menjadi seorang mualaf. Ini adalah keputusan yang aku ambil setelah banyak pemikiran dan refleksi dalam perjalanan spiritualku.

Gabriel: Oh, sayang, apakah kamu sudah yakin dengan keputusanmu itu? Karena itu adalah keputusan yang besar. Itu gimana kamu saja, kalo itu yang terbaik untukmu, lakukan saja. Aku akan mendukung apapun keputusanmu. Tapi, aku mau tanya satu hal sama kamu. Kamu membuat keputusan ini karena keinginan dirimu sendiri kan bukan karena aku yang sudah beragama islam sejak lahir?

Aurora: Ya, aku sudah yakin dengan keputusanku. Aku telah belajar banyak tentang ajaran agama ini dan melihat nilai-nilai yang penting bagiku. Aku merasa bahwa agama ini memiliki pandangan hidup yang sejalan dengan apa yang aku yakini dan menginspirasi aku untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Aku ingin kita berjalan bersama dalam perjalanan ini.

Cinta Yang Terhalang Oleh Pagar Tuhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang