Hari itu, langit cerah dan sinar matahari menyinari perumahan Bukit Garden Mas dengan indahnya. Avelino Gabriel Moswen, seorang remaja berumur 16 tahun, sedang sibuk mengantarkan pesanan brownies yang dibuat oleh bundanya, Amanda Maheswari. Pesanan tersebut harus sampai ke rumah di Jalan Permata Indah Blok B No 6.
Avelino adalah seorang anak lelaki yang dikenal dengan kepribadiannya yang mudah bergaul, mandiri, kreatif, humoris, dan sabar. Ia senang membantu bundanya dalam mengantarkan pesanan brownies kepada pelanggan. Selain itu, hobinya adalah membaca buku, menonton film, dan mencoba hal-hal baru. Dengan rambut pirang dan mata cokelat yang mempesona, serta tinggi badan 174 cm, Avelino memiliki daya tarik yang tak bisa diabaikan.
Saat Avelino tiba di rumah yang dituju, ia melihat seorang gadis cantik sedang berdiri di depan pintu. Gadis itu bernama Grace Aurora Mirachel. Tatapan mata mereka bertemu, dan dalam sekejap, Avelino merasa ada keajaiban yang terjadi. Mereka saling tersenyum, seolah-olah dunia di sekitar mereka berhenti berputar.
Grace adalah seorang gadis yang memiliki pesona yang tak terbantahkan. Wajahnya yang cantik dan senyumannya yang manis membuat hati Avelino berdegup kencang. Namun, mereka berdua sadar bahwa mereka berbeda dalam hal kepercayaan agama. Avelino adalah seorang Muslim, sedangkan Grace adalah seorang Kristen.
Meskipun berbeda dalam hal agama, Avelino dan Grace memutuskan untuk tidak membiarkan perbedaan itu menghalangi hubungan mereka. Mereka memilih untuk saling menghormati dan menerima perbedaan satu sama lain.
Sejak pertemuan itu, Avelino dan Grace sering menghabiskan waktu bersama. Mereka sering jalan sore bersama, bermain di taman kota, menikmati es krim, dan bahkan pernah pergi ke pasar malam untuk mencoba berbagai wahana yang ada. Setiap momen bersama mereka penuh tawa, kebahagiaan, dan kehangatan.
Pertemuan pertama mereka di Bukit Garden Mas telah menjadi awal dari kisah indah yang akan mereka jalani bersama. Meskipun mereka berbeda dalam keyakinan agama, cinta dan pengertianlah yang menyatukan mereka. Avelino dan Grace siap menjalani petualangan hidup yang penuh warna, dengan keyakinan bahwa cinta mereka akan mengatasi segala rintangan.
****
Hari itu, Gabriel duduk di meja makan pagi bersama keluarganya. Mereka sedang menikmati sarapan bersama sebelum memulai hari mereka. Meja dipenuhi dengan berbagai hidangan lezat, seperti nasi goreng, telur dadar, dan segelas jus jeruk segar.
"Avelino, bagaimana persiapanmu untuk sekolah hari ini?" tanya bunda, sambil tersenyum.
"Aku sudah siap, bunda," jawab Gabriel sambil mengambil sejumput nasi goreng. "Aku punya ujian matematika hari ini, jadi aku harus mempersiapkan diri dengan baik."
Ayah Gabriel, Evan, menambahkan, "Jangan lupa juga untuk tetap menjaga kesehatanmu, Nak. Jangan terlalu banyak makan makanan cepat saji di kantin sekolah."
Gabriel mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan berusaha, Ayah."
Setelah sarapan selesai, Gabriel bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia mengenakan seragam sekolahnya yang rapi dan memastikan semua perlengkapan sekolahnya sudah siap. Sebelum keluar rumah, Gabriel memberikan salam kepada bunda dan ayahnya.
"Sampai jumpa, bunda. Sampai jumpa, Ayah. Aku akan pulang tepat waktu setelah sekolah," ucap Gabriel sambil mengambil tas sekolahnya.
"Semangat, Nak! Berhasilkan ujianmu!" seru bunda dengan penuh semangat.
Gabriel berangkat ke sekolah dengan semangat. Hari ini adalah hari biasa di sekolahnya, dan ia berharap bisa bertemu dengan teman-temannya. Setelah perjalanan yang singkat, Gabriel tiba di sekolah dan langsung menuju ke ruang kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Terhalang Oleh Pagar Tuhan [END]
Novela JuvenilWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA !! "Antara adzan yang berkumandang dan lonceng yang berdentang, antara kiblat yang tentukan arah aku pulang dan salib yang membuatmu tenang, antara hitungan tasbih dan kalungan rosario, aku percaya bahwa sujud dan gengga...