BAB 17: TAMAN KOTA

122 90 36
                                    

"Taman kota: pase di tengah beton, tempat untuk menemukan kedamaian dan keindahan alam. Di sini, kita menciptakan kenangan indah bersama keluarga dan teman-teman. Kehidupan bersemi di antara pepohonan dan bunga-bunga. Tempat di mana harapan tumbuh."

JANGAN LUPA UNTUK MENINGGALKAN JEJAK DI SETIAP BAB YANG KALIAN BACA, BAIK SEBELUM ATAU SESUDAH MEMBACA. TERIMA KASIH 💐

Weekend tiba, Aurora dan Gabriel bangun dengan semangat dan kesegaran penuh untuk menikmati hari-hari spesial mereka. Aurora bertanya dengan penuh kehangatan, "Sayang, hari ini mau minum apa dengan sarapan? Nanti aku buatkan." Gabriel menjawab dengan candaan, "Aku ingin sereal yang kita beli di minimarket kemarin, tuang susu saja, minumnya nggak perlu karena sudah ada di serealnya."

Setelah sarapan bersama, mereka masing-masing melanjutkan aktivitas di rumah. Waktu berlalu dengan cepat. Setelah mereka selesai beraktivitas dan membersihkan rumah, Aurora mengusulkan, "Sayang, hari ini aku ingin pergi ke taman kota bersamamu. Setelah itu, kita bisa mampir ke rumah orangtua dan mertua. Bagaimana menurutmu?" Gabriel senang mendengar usulan Aurora dan menjawab, "Tentu saja, boleh. Mau berangkat sekarang?"

Mereka segera bersiap-siap dan berangkat ke taman kota. Sesampainya di sana, mereka merasakan kegembiraan dan keceriaan yang tak terbatas. Mereka berjalan-jalan di antara pepohonan yang rindang, menikmati keindahan alam dan udara segar. Mereka tertawa dan bercanda, saling berpegangan tangan saat berjalan melintasi taman.

Di taman kota, mereka menemukan berbagai fasilitas yang menarik. Mereka naik ayunan bersama, bermain bola di lapangan, dan menikmati permainan air di area bermain air. Mereka juga berhenti sejenak untuk duduk di bangku taman, menikmati pemandangan sekitar sambil saling berbagi cerita dan impian.

Setelah puas menikmati waktu di taman kota, Aurora dan Gabriel melanjutkan perjalanan ke rumah orangtua dan mertua. Di sana, mereka disambut dengan hangat dan kebahagiaan. Mereka menghabiskan waktu bersama keluarga, berbincang-bincang, dan berbagi makan malam yang lezat.

Saat pulang ke rumah, Aurora dan Gabriel merasa bahagia dan berterima kasih atas hari yang menyenangkan dan berarti. Mereka tahu bahwa di antara kegiatan sehari-hari yang sibuk, penting untuk meluangkan waktu bersama dan menikmati momen-momen kecil seperti ini.

Dalam kebersamaan mereka di taman kota dan kunjungan ke rumah orangtua, Aurora dan Gabriel semakin menguatkan ikatan cinta dan hubungan mereka. Mereka berjanji untuk terus menciptakan momen-momen spesial seperti ini dan menjaga kebahagiaan dalam kehidupan mereka.

Aurora dan Gabriel melanjutkan perjalanan mereka di taman kota dengan penuh kegembiraan. Saat mereka berjalan-jalan, mata Aurora tertuju pada seorang pedagang balon sabun yang sedang berada di sebelah mereka. Ia terpesona dengan balon-balon berwarna-warni yang mengambang dan berkilauan di bawah sinar matahari.

Dengan tatapan penuh keinginan, Aurora memalingkan wajahnya ke arah Gabriel dan berkata, "Sayang, lihat! Ada pedagang balon sabun di sana. Bolehkah kita membelinya?" Sorot mata Aurora memancarkan keceriaan dan keinginan yang sulit untuk diabaikan.

Gabriel melihat kegembiraan Aurora dan tersenyum. Ia bisa merasakan betapa Aurora sangat ingin memiliki balon sabun itu. Tanpa ragu, Gabriel mengangguk dan berkata, "Tentu, sayang. Ayo, kita beli balon sabun itu untukmu."

Mereka berjalan menuju pedagang balon sabun dan Aurora dengan antusias memilih balon dengan warna-warna cerah yang paling disukainya. Pedagang itu dengan senang hati mengisi balon dengan sabun, dan ketika balon itu dilepaskan, Aurora dan Gabriel terpesona melihat balon-balon sabun melayang di udara dengan keindahan yang memukau.

Cinta Yang Terhalang Oleh Pagar Tuhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang