"kamu, adalah ketidak mungkinan yang selalu aku semogakan."
Happy reading 📖🎉
Semoga suka ❤️Pada hari acara, Gabriel datang ke hotel dengan penuh semangat. Ia mengenakan pakaian yang rapi dan membawa hadiah kecil untuk pamannya Aurora. Begitu ia masuk ke dalam ruangan, ia terpesona dengan dekorasi yang indah dan suasana yang meriah.
Gabriel disambut dengan hangat oleh keluarga Aurora. Mereka mengucapkan selamat datang dan mengenalkan Gabriel kepada tamu-tamu lainnya. Gabriel merasa seperti menjadi bagian dari keluarga mereka, dengan semua orang yang begitu ramah dan penuh kebaikan.
Acara dimulai dengan sambutan dari pamannya Aurora. Mereka memberikan ucapan selamat ulang tahun dan mengungkapkan rasa terima kasih atas kehadiran semua tamu. Gabriel merasa terharu dan bersyukur bisa menjadi bagian dari momen yang berharga ini.
Selama acara, Gabriel berbaur dengan keluarga Aurora dan tamu-tamu lainnya. Mereka tertawa, berbincang, dan menikmati hidangan lezat yang disajikan. Gabriel merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang terpancar dari setiap orang di ruangan tersebut.
Di tengah kegembiraan, Aurora mendekati Gabriel dengan senyuman cerah di wajahnya.
Ketika Aurora mendekati Gabriel dengan senyuman cerah di wajahnya, Gabriel tidak bisa menahan kejutan yang melintas di matanya. Aurora terlihat begitu anggun dan cantik dengan gaun putih yang dipakainya. Gabriel terpukau oleh keindahan Aurora yang begitu mempesona di hadapannya.
"Aurora, kamu terlihat luar biasa," ucap Gabriel dengan suara tergagap. "Gaunmu sangat indah dan kamu terlihat begitu anggun."
Aurora tersipu malu dan tersenyum. "Terima kasih, Gabriel. Aku ingin terlihat istimewa untuk acara ini. Aku senang kamu menyukainya, aku juga senang kamu bisa datang ke acara ini. Aku harap kamu merasa nyaman di sini."
Gabriel tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Aurora. Ia merasa seperti melihat Aurora dalam cahaya yang baru, dengan kecantikan dan pesona yang menakjubkan. Ia merasa beruntung bisa memiliki sahabat sebaik Aurora.
Mereka melanjutkan perbincangan mereka, tetapi kali ini Gabriel terus memandang Aurora dengan penuh kagum. Ia menyadari betapa istimewa Aurora bagi dirinya dan betapa beruntungnya ia memiliki sahabat yang begitu cantik baik di dalam maupun di luar.
Gabriel tersenyum balik. "Terima kasih, Aurora. Aku benar-benar merasa diterima di sini. Keluargamu sangat hangat dan ramah. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan bagiku."
Mereka berdua melanjutkan perbincangan mereka, berbagi tawa dan cerita. Gabriel merasa semakin dekat dengan Aurora dan keluarganya. Momen ini memperkuat ikatan persahabatan mereka dan membuat Gabriel merasa beruntung memiliki sahabat seperti Aurora.
Tiba-tiba, pamannya Aurora meminta Aurora dan Gabriel untuk maju ke atas panggung. Gabriel merasa sedikit grogi, tidak tahu apa yang akan terjadi. Mereka berdua berjalan menuju panggung dengan perasaan campuran antara kegugupan dan kegembiraan.
Di tengah acara yang meriah, pamannya Aurora mengambil mikrofon dan mulai berbicara. "Saudara-saudara sekalian, kami semua tahu betapa istimewanya persahabatan Gabriel dan Aurora. Malam ini, saya ingin memberikan kesempatan kepada mereka untuk memberi sambutan dan berbagi perasaan mereka."
Gabriel dan Aurora saling pandang, tersenyum dengan harap-harap cemas. Mereka berdua berdiri di depan mikrofon, siap untuk memberikan sambutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Terhalang Oleh Pagar Tuhan [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA !! "Antara adzan yang berkumandang dan lonceng yang berdentang, antara kiblat yang tentukan arah aku pulang dan salib yang membuatmu tenang, antara hitungan tasbih dan kalungan rosario, aku percaya bahwa sujud dan gengga...