"kadang tuhan mengijinkan manusia dengan cinta beda agama,hanya untuk memastikan apakah manusia lebih mencintai penciptanya atau ciptaannya."
Happy reading _^
Semoga suka ❤️
Aurora tersenyum dan menjawab, "Ibu, ada teman baikku datang, ini Gabriel. Kami sedang mengobrol sebentar di ruang tamu.""Halo, saya Gabriel," ucap Gabriel sambil memperkenalkan diri dengan sopan.
Wanita itu mengangguk dan tersenyum kepada Gabriel. "Halo Oh, jadi kamu Gabriel. Saya ibu Aurora, nama saya Maria. Senang bertemu denganmu juga. Aurora sudah banyak bercerita tentangmu.
Gabriel merasa lega mendapat sambutan yang hangat dari ibu Aurora. Ia tersenyum sopan dan menjawab, "Senang bertemu dengan Anda juga, Tante. Aurora adalah teman yang luar biasa."
"Baiklah kalo begitu, Tante izin ke belakang buat minuman untuk kalian. Lanjutkan obrolan kalian dan bersenang-senanglah!" Ucap ibunya Aurora.
Mereka berdua melanjutkan percakapan mereka dengan kehangatan dan keceriaan. Gabriel merasa senang bisa berada di tengah-tengah keluarga Aurora yang penuh kasih sayang. Ia merasa diterima dengan baik dan berharap bisa menjadi bagian dari momen-momen bahagia mereka.
Gabriel merasa hangat melihat keakraban dan kebahagiaan di antara Aurora dan ibunya. Ia merasa disambut dengan baik dan merasa nyaman di rumah Aurora. Gabriel dan Aurora melanjutkan percakapan mereka dengan antusiasme, berbagi cerita dan tertawa bersama.
Saat mereka berbincang-bincang, Gabriel merasa bahwa ia telah menemukan keluarga kedua di rumah Aurora. Ia merasa diterima dan dihargai, seperti menjadi bagian dari lingkungan yang hangat dan penuh kasih sayang. Gabriel merasa beruntung bisa mengenal Aurora dan keluarganya dengan lebih dekat.
Tiba-tiba, pintu masuk rumah terbuka lagi dan muncul seorang pria yang tampak akrab. Gabriel merasa sedikit terkejut dan bertanya kepada Aurora, "Siapa dia?"
Aurora tersenyum. "Itu adalah ayahku. Tenanglah,"
Pria itu menghampiri mereka berdua di ruang tamu, dan berkata "wahh ada temannya Aurora, ini siapa nak?"
Aurora menjawab, "ayah, ini Gabriel. Teman baikku,"
Ayah Aurora mengulurkan tangan dengan ramah. "Senang bertemu denganmu, Gabriel. Aurora selalu bercerita tentangmu. Terima kasih sudah menjaga dan mendukung putriku."
Gabriel tersenyum dan berjabat tangan dengan ayah Aurora. "Senang bertemu dengan Anda juga, Om. Aurora adalah teman yang luar biasa. Aku senang bisa menjadi bagian dari kehidupannya."
Saat mereka berbincang-bincang, ibu Aurora kembali ke ruang tamu dengan membawakan 2 gelas sirup jeruk yang berada di atas nampan yang ia bawa. Ia tersenyum ramah saat melihat Gabriel.
"Ibu sudah menyiapkan sirup jeruk segar untuk kita semua. Silakan, ambil dan nikmati," kata ibu Aurora sambil meletakkan nampan di meja.
Gabriel mengucapkan terima kasih kepada ibu Aurora dan mengambil salah satu gelas. Ia menghargai keramahan dan kebaikan yang ditunjukkan oleh keluarga Aurora. Mereka bertiga duduk bersama, menikmati minuman segar sambil melanjutkan obrolan mereka.
Gabriel merasa hangat dan nyaman di tengah-tengah keluarga Aurora. Ia merasa seperti di rumah sendiri dan merasa beruntung bisa menjadi bagian dari momen-momen bahagia seperti ini. Gabriel berterima kasih kepada Aurora dan keluarganya karena telah menerima kehadirannya dengan tulus.
Mereka bertiga melanjutkan obrolan mereka dengan kehangatan dan keceriaan.Gabriel merasa bahagia bisa bertemu dengan keluarga Aurora dan merasakan kehangatan hubungan mereka. Ia merasa semakin dekat dengan Aurora dan keluarganya, dan merasa beruntung bisa menjadi bagian dari momen-momen bahagia mereka.
Tak terasa, wakru semakin gelap. Gabriel memutuskan untuk berpamitan dengan Aurora dan kedua orang tuanya. Mereka saling bersalaman dan memberikan lambaian tangan. Gabriel melanjutkan perjalanan pulang dengan sepedanya, merasa bahagia bisa membantu Aurora dan merawat persahabatan mereka.
Saat Gabriel melanjutkan perjalanan, ia merenung tentang kebetulan bertemu dengan Aurora di sore hari ini. Ia merasa bahwa takdir telah mempertemukan mereka kembali dalam situasi yang tak terduga. Gabriel merasa beruntung bisa menjadi seseorang yang dapat membantu Aurora ketika ia membutuhkan.
Dalam hati, Gabriel berjanji untuk terus menjaga persahabatan mereka dan selalu ada untuk Aurora. Mereka adalah teman sejati yang saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Gabriel merasa bahwa persahabatan mereka akan terus tumbuh dan menjadi lebih kuat di masa depan.
Dengan hati yang penuh kebahagiaan, Gabriel melanjutkan perjalanan pulang dengan sepedanya. Ia merasa beruntung telah bertemu dengan Aurora dan dapat menjadi seseorang yang dapat diandalkan baginya. Gabriel yakin bahwa takdir telah membawa mereka bersama untuk menjalani petualangan persahabatan yang tak terlupakan.
****
Beberapa bulan telah berlalu sejak Gabriel dan Aurora pertama kali bersepeda bersama di sore hari. Persahabatan mereka semakin erat dan mereka sering menghabiskan waktu bersama, menjelajahi tempat-tempat baru dan menikmati petualangan di sekitar mereka.
Pada suatu sore yang cerah, Gabriel dan Aurora memutuskan untuk melanjutkan petualangan sepeda mereka. Mereka memilih rute yang berbeda dari sebelumnya, ingin menjelajahi daerah yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Saat mereka bersepeda, mereka menikmati keindahan alam di sekitar mereka. Mereka merasakan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan di wajah mereka dan mendengarkan suara riang burung-burung yang terbang di atas kepala mereka.
Setelah bersepeda sejauh beberapa kilometer, mereka tiba di sebuah danau yang indah. Airnya tenang dan jernih, mencerminkan langit biru di atasnya. Gabriel dan Aurora memutuskan untuk berhenti sejenak dan duduk di tepi danau, menikmati ketenangan dan keindahan alam.
"Aurora, aku merasa begitu bahagia bisa bersepeda bersamamu. Setiap kali kita bersepeda, aku merasa segar dan hidup," ucap Gabriel dengan senyuman di wajahnya.
Aurora tersenyum balas. "Gabriel, aku juga merasa sama. Bersepeda bersamamu memberikan energi positif dan kebahagiaan dalam hidupku. Aku bersyukur memiliki teman sepertimu."
Mereka duduk di tepi danau, berbicara tentang impian dan harapan mereka untuk masa depan. Mereka saling mendukung dan berjanji untuk selalu ada satu sama lain, membantu dan menginspirasi di setiap langkah perjalanan mereka.
Setelah menikmati keindahan dan kedamaian di tepi danau, Gabriel dan Aurora melanjutkan perjalanan mereka. Mereka bersepeda pulang dengan senyuman di wajah, merasa bahagia dan bersemangat untuk melanjutkan petualangan hidup mereka.
Setelah Gabriel selesai bersepeda bersama Aurora, di malam harinya ia mendapatkan pesan chat dari Aurora yang membuatnya antusias. Aurora memberitahu Gabriel bahwa keluarganya mengundangnya untuk datang ke acara birthday party pamannya yang akan diadakan di sebuah hotel bintang lima di tengah kota.
Gabriel merasa senang dan terhormat mendapatkan undangan tersebut. Ia tahu bahwa acara ini akan menjadi momen spesial dan kesempatan baginya untuk lebih dekat dengan keluarga Aurora. Ia segera membalas pesan Aurora dengan antusias dan mengkonfirmasi kehadirannya.
TBC
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK SETELAH MEMBACA BAB INI !!
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA 💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Terhalang Oleh Pagar Tuhan [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA !! "Antara adzan yang berkumandang dan lonceng yang berdentang, antara kiblat yang tentukan arah aku pulang dan salib yang membuatmu tenang, antara hitungan tasbih dan kalungan rosario, aku percaya bahwa sujud dan gengga...