chapter thirteen

1.6K 193 2
                                    

Pagi yang tenang di kastil kediaman von Hellman seketika berubah saat seorang wanita berteriak dengan sangat kencang sehingga memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

Tuan von Hellman yang tengah membaca surat kabar di ruang tamu kediamannya menoleh saat istrinya dengan kencang menggebrak pintu ruangan itu.

"Kau!" dengan nafas yang terengah-engah, Nyonya von Hellman menunjukkan sebuah berkas yang ada di tangannya kepada suaminya. "Kau tahu apa yang putramu lakukan?! Dia baru saja mengambil jutaan denarius dari simpanan kita!"

Sementara itu Tuan von Hellman diam tak menanggapi ucapan istrinya. Ia hanya mengisyaratkan wanita itu untuk duduk di seberangnya.

"Kau sebaiknya lihat ini!" ucap Tuan von Hellman sembari melempar surat kabar yang dibaca olehnya tadi ke atas meja. Lantas wanita itu dengan segera mengambil surat kabar tersebut dan mulai membaca halaman awalnya.

"Sekarang kau tahu kemana perginya uang-uang itu, kan." Tuan von Hellman masih bisa melihat sedikit kemarahan dari sorot mata istrinya yang tengah membaca lembaran surat kabar itu.

Nyonya von Hellman berusaha menetralkan kembali nafasnya yang tersengal-sengal akibat teriakannya tadi. Ia kembali meletakkan surat kabar itu ke atas meja dan kemudian bertanya pada suaminya "Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Nanette?"

"Sudah jelas bukan?" Tuan von Hellman tersenyum tipis menanggapi istrinya. "Dia merencanakan pembangunan kota Orfias yang sengaja didedikasikan untuk para peneliti, ilmuwan, dan cendekiawan. Dia ingin mengambil hati rakyat Deunia agar dia bisa menjadi Ratu."

Nyonya von Hellman mengangguk paham dengan ucapan suaminya. Kini emosinya sudah mereda, jauh lebih baik daripada sebelumnya. Lantas nyonya von Hellman tersenyum memandang potret Nanette di lukisan yang terpajang di sisi dinding sembari berkata "Aku tak menyangka anak manja sepertinya benar-benar akan melakukan itu."

"Anakmu memang sudah besar. Biarkan saja dia meraih apa yang dia inginkan." ucap Tuan von Hellman menanggapi perkataan istrinya.

" ucap Tuan von Hellman menanggapi perkataan istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang sedang menjadi pusat perhatian saat ini. Semua mata tertuju padanya sepanjang ia menyusuri lorong. Orang-orang memperhatikannya yang berjalan dengan anggun dan beberapa diantara mereka membicarakannya.

Nanette von Hellman, baru beberapa hari pria muda itu menjadi permaisuri banyak kejadian tak terduga terjadi dalam istana. Orang-orang memujinya atas tindakannya yang dengan sukarela datang ke upacara pengangkatan Katarina sebagai selir Raja. Tak hanya itu, banyak keputusan-keputusan yang dibuat oleh Sang Raja berdasarkan dari pengajuan Sang Permaisuri itu.

Di luar sana orang-orang mengagungkan namanya. Mereka menyorakinya dengan sorak-sorai gembira. Sebelumnya, sangat jarang ada Raja ataupun Ratu yang memperhatikan kehidupan rakyat-rakyat yang hidup di luar istana. Namun dengan kehadiran Nanette di pemerintahan Kerajaan Deunia, mereka yang semula hidup jauh dari kecukupan kini dapat menikmati hidup yang di atas layak.

Nanette tersenyum pada setiap orang yang ditemuinya di sepanjang lorong. Sampai akhirnya sampailah Nanette di ujung lorong yang sepi. Nanette membuka pintu yang mengakhiri panjangnya lorong itu dan dari balik pintu itu terlihat pemandangan yang langsung mengarah pada ramainya perkotaan di siang hari. Posisi istana yang terbangun di atas bukit membuat Nanette dengan mudahnya mendapatkan pemandangan seperti itu setiap harinya.

"Lihatlah siapa yang menjadi bintang hari ini." Nanette langsung mengenali suara itu ketika seorang gadis bicara dari belakangnya.

"Kau seharusnya berterimakasih kepadaku karena aku mau menerimamu sebagai selir suamiku." Nanette tersenyum tipis tanpa ia membalikkan tubuhnya.

Sementara gadis yang merupakan Katarina itu lantas memajukan langkahnya sehingga kini ia berdiri tepat di samping Nanette. Pandangannya mengarah searah dengan pandangan Nanette sementara mulutnya berkata "Suamimu, ya? Rupanya ada yang berhasil mendapatkan cinta dari Yang Mulia Raja."

Nanette mendecih saat mendengar ucapan dari Katarina. Lantas ia berkata "Aku tak sepertimu, Katarina. Aku di sini bukan untuk melayani Raja seperti yang kau lakukan. Aku di sini untuk melayani Deunia seperti yang Yang Mulia Raja lakukan."

"Jadi kau ingin setara dengan Yang Mulia Raja rupanya." ucap Katarina dengan nada yang meremehkan Nanette. "Mungkin kau memiliki segudang rencana untuk menjadi Ratu. Tapi jika Dewan Bangsawan mengajukan mosi tidak percaya kepadamu kau akan lengser dari posisimu sebagai permaisuri, Nanette."

"Benarkah?" alih-alih marah karena Katarina terdengar meremehkannya, Nanette justru merasa tertantang setelah mendengar ucapan Katarina. "Maka aku akan membiarkan mereka datang untuk melepaskan mahkotaku."

Katarina pun terheran melihat Nanette sama sekali tak menunjukkan amarah dari raut wajahnya. Melihat Nanette yang justru menantangnya membuat Katarina mengerti Nanette sedang merencanakan sesuatu diluar dugaannya.

"Kau tahu, Katarina, aku sangat sangat menghormatimu." ucap Nanette sembari melayangkan pandangannya pada langit biru yang sedikit tertutupi oleh awan cerah.

Katarina hanya terdiam tak mengerti akan maksud dari ucapan Nanette. Nanette lantas kembali berkata "Jika Mendiang Raja masih ada, hubungan kalian mustahil untuk direstui. Kau hebat bisa mempertahankan hubunganmu dan Jeconiah dengan perbedaan status sosial kalian yang teramat jauh."

Jika diingat-ingat kembali, apa yang diucapkan oleh Nanette memang benar. Puluhan tahun telah berlalu sejak gadis itu menjalin hubungan dengan pria yang kini telah menjadi Raja Kerajaan Deunia. Tentu dengan latar belakangnya yang merupakan seorang pelayan tak membuat hubungannya dengan Jeconiah berjalan mulus. Ada banyak tantangan dan hambatan yang harus mereka lalui bersama untuk bersatu. Harus diakui Katarina memang cukup hebat karena dapat bertahan dari semua itu puluhan tahun lamanya.

Melihat Katarina yang sedang merenungi ucapannya, lantas Nanette pun berkata sembari menepuk pundak gadis itu "Jangan sampai usahamu selama ini sia-sia hanya karena kau menyerang orang yang salah."

Nanette lantas berjalan masuk kembali ke dalam istana meninggalkan Katarina yang masih memikirkan kata-kata darinya dengan senyuman cerah di wajahnya. Akhirnya sebuah peringatan telah ia keluarkan untuk salah satu hambatan yang menghalanginya pada impiannya.

Di persimpangan lorong, seorang pria dengan tergesa-gesa menghampirinya. Tampaknya ada sesuatu yang sangat penting untuk disampaikan oleh pria itu hingga harus berlari mencari Nanette.

Nanette lantas mengisyaratkan pria itu untuk masuk ke dalam sebuah ruangan yang berada tak jauh dari persimpangan lorong itu.

"Duduklah." ucap Nanette mempersilahkan pria itu untuk duduk sembari mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.

Nanette lantas berjalan menuju sudut ruangan dan membalikkan sebuah cangkir lalu menuangkan air dari teko ke dalam cangkir itu.

"Kau minumlah terlebih dahulu baru kau katakan apa yang terjadi." ucap Nanette sembari menyodorkan cangkir itu pada pria yang nafasnya masih tersengal-sengal.

"Terimakasih, Yang Mulia." pria itu lantas mengambil cangkir yang disodorkan oleh Nanette dan kemudian meminum airnya sampai habis.

Setelah pria itu meletakkan cangkir yang kini telah kosong ke atas meja, pria itu lantas berkata "Ketua Dewan Bangsawan Theophilus Aethelbald ingin menemui Yang Mulia secara langsung."

To be continued.

FANTASIA | NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang