chapter twenty twoo

1.5K 192 2
                                    

Burung-burung berterbangan di langit yang mulai berwarna kemerahan. Sang Mentari hendak menenggelamkan dirinya di ufuk barat. Sementara itu, ada sebuah kereta kuda yang baru saja menyelesaikan perjalanannya dari pelabuhan menuju istana Kekaisaran.

Seharian penuh keluarga kerajaan dan Grand Duke Aethelbald melakukan perjalanan dari Kerajaan Deunia menuju Kekaisaran Amaya.

Mereka yang baru saja turun dari kereta kuda langsung disambut oleh seorang pria yang berusia sekitar 30 tahunan yang tak lain adalah seorang Kaisar Amaya.

"Yang Mulia Hansa Dhaaneesh," Nanette tersenyum ramah seraya mengulurkan tangannya saat Sang Kaisar hendak membungkukkan tubuhnya 45 derajat pada Ratu itu.

Sementara itu di belakangnya, Katarina yang berdiri sedikit di depan Maggie, pelayan kepercayaannya lantas berbisik pada gadis peri itu "Lihatlah Nanette, belum apa-apa dia sudah mengintimidasi Kaisar."

Sedangkan di belakangnya, Maggie, pelayan kepercayaannya, atau mungkin kekasih gelapnya menahan gelak tawa akibat ucapan Katarina.

Kembali pada Sang Ratu yang tengah berbincang dengan Sang Kaisar, di sampingnya Jovian berdiri dengan membawakan sebuah kotak berwarna coklat. Sang Ratu lantas mengisyaratkan Kepala Pengawal itu untuk membukakan kotak tersebut dan memberikannya kepada Sang Kaisar.

Sang Kaisar berdecak kagum saat melihat ke dalam isi kotak itu. Sekotak penuh berisikan berlian dan batu mulia lainnya sengaja dihadiahkan oleh Sang Ratu kepada Sang Kaisar. Sang Kaisar lantas menyuruh salah seorang pelayannya untuk mengambil kotak itu dan kemudian Sang Kaisar berkata "Anda terlalu bermurah hati, Ratu Nanette. Utusan anda sudah membawakan hadiahnya kemarin."

Sementara Sang Ratu kembali tersenyum ramah kepada Sang Kaisar seraya berkata "Seperti Kekaisaran Amaya yang terkenal akan hewan-hewan eksotisnya, Kerajaan Deunia terkenal akan batu permatanya yang berharga. Jadi saya memutuskan untuk membawa sebagian kecil sebagai tanda persahabatan kerajaan kita."

"Hari sudah mulai malam, mari masuk." ucap Sang Kaisar mempersilahkan tamu istimewanya itu untuk masuk ke dalam istana Kekaisaran.

Sang Ratu dan yang lainnya berjalan mengiringi Sang Kaisar memasuki istana Kekaisaran.

Sang Raja yang berjalan beriringan dengan Sang Ratu lantas berbisik padanya "Daritadi hanya kau yang bicara dengan Kaisar."

Sementara Sang Ratu menutup mulutnya menahan tawa yang hendak keluar dari dalamnya setelah mendengar ucapan Sang Raja. Sang Ratu pun berkata "Jangan marah. Biar aku yang mengurusnya terlebih dahulu. Nanti kau bisa berbicara dengannya setelah semuanya beres."

"Baiklah, baiklah." Sang Raja memutar manik matanya malas menanggapi ucapan dari istrinya itu.

Jangan lupakan gadis peri yang ikut dalam rombongan mereka. Maggie terus berdecak kagum saat ia berjalan melewati lorong-lorong istana Kekaisaran itu yang tampak asing baginya. Biasanya gadis peri itu berjalan di dalam istana Kerajaan Deunia yang berarsitektur era Helenistik, berbeda dengan istana Kekaisaran itu yang berarsitektur era dinasti Joseon.

"Silahkan," ucap Sang Kaisar menunjuk pada sebuah meja panjang yang diatasnya sudah tersaji berbagai makanan.

Para pelayan-pelayan istana itu lantas menyiapkan kursi-kursi untuk para tamu istana duduk.

Setelah terduduk, pandangan Sang Kaisar tertuju pada sesosok makhluk yang baru saja ia sadari kehadirannya. "Siapa makhluk kecil nan menggemaskan ini?" tanya Sang Kaisar sembari mencubit gemas pipi makhluk itu.

"Thony, Yang Mulia." jawab peri kecil itu seraya memamerkan senyumannya.

"Aah," Sang Kaisar mengangguk-angguk kecil pada Thony. Lantas Sang Kaisar memetikkan sebuah buah berry yang terletak tak jauh darinya dan kemudian memberikannya kepada Thony.

FANTASIA | NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang