Theophilus menggigit-gigit kuku jarinya. Keresahan mulai hinggap dalam benaknya. Setelah apa yang dilakukan oleh Nanette pada sahabat terbaiknya, Wilson, Theophilus sudah kehabisan akal untuk menghadapi Ratu licik itu.
Sementara itu, Luke terdiam mematung. Meskipun pandangannya yang menatap kosong ke depan, pikirannya jauh melayang memikirkan apa yang harus dilakukan oleh mereka saat ini.
Sedangkan Jacob yang masih tak dapat memahami situasi yang sedang terjadi lantas frustasi dan menggebrak meja dengan keras sehingga kedua pria yang tengah larut dalam pikiran mereka itu tersadar. Dengan nadanya yang tinggi, ia berkata "Nanette benar-benar sudah lancang! Berani-beraninya dia menuduh Wilson dengan tuntutan bodoh itu?! Dia pikir dia siapa?!"
"Sadarlah, bodoh!" Luke berucap dengan sangat lirih, namun kata-katanya itu mampu mengena dalam hati Jacob. "Kita bukan sedang mengambil mainan dari anak kecil berusia lima tahun. Yang kita hadapi saat ini adalah iblis, iblis manipulatif yang bisa menghancurkan kita kalau kita salah melangkah."
Sementara itu Jacob menyanggakan kepalanya pada kedua tangannya dengan wajah yang disembunyikan pada telapak tangannya dan jari-jarinya yang mengusak surai berwarna coklat miliknya dengan frustasi. Ia pun kembali berseru "Polisi bodoh macam apa dia sampai-sampai termakan jebakan Nanette?! Bodoh sekali dia mau memenjarakan seorang Ratu!"
"Kau tak bisa diam?" Luke benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat pada saat itu. Ia yang biasanya menjadi pribadi yang periang dan penuh canda tawa seketika berubah menjadi pribadi yang suram dengan beban di pikirannya. "Cobalah kau pikir siapa Nanette itu? Jelas polisi bisa memenjarakannya karena dia tidak terlahir dari keluarga kerajaan. Kau pikir Nanette tak memperhitungkan itu?"
"Aaggh kepalaku!" Jacob semakin menarik keras rambutnya sehingga beberapa helai diantaranya tercabut dari akarnya.
"Theophilus," Theophilus yang sedari tadi hanya menggigit-gigit kuku jarinya dengan melamun kemudian tersadar dan menoleh pada Luke. "Kau tak biasanya diam. Apa rencanamu kali ini?"
"Ah entahlah," Theophilus melepaskan gigitannya pada kuku jarinya lalu ia memijat-mijat keningnya. "Insiden ini membuat Dewan Bangsawan sepenuhnya kehilangan kepercayaan dari Yang Mulia Raja."
Luke menghempaskan nafasnya kecewa. Situasi ini membuat posisi Dewan Bangsawan semakin terpojok. Sebelumnya tuduhan palsu atas genosida yang diperintahkan oleh Dewan Bangsawan pada kota Faulkner membuat mereka kehilangan kepercayaan dari rakyat Deunia. Kini tuduhan palsu atas pencemaran nama baik Sang Ratu yang dilakukan oleh salah satu anggota Dewan Bangsawan itu tentunya akan merusak kepercayaan Sang Raja pada mereka.
"Tapi Dewan Bangsawan tak akan dibubarkan, kan?" Jacob berharap-harap cemas akan nasib mereka kedepannya.
"Mungkin," jawab Theophilus dengan lirih.
"Kecil kemungkinan Dewan Bangsawan akan dibubarkan, karena itu sudah menjadi bagian dari kerajaan. Kecuali kalau Ratu...." Theophilus teringat akan sesuatu. Baru kali ini pria itu berhasil menebak jalan pikiran Nanette.
"Kalau Ratu...?" Luke tampak penasaran dengan kelanjutan dari perkataan Theophilus.
Namun Theophilus dengan cepat menggeleng. "Lupakan saja." ucapnya pada Luke.
Luke mendengus kesal dengan sikap Theophilus. Seharusnya Theophilus tidak membuatnya merasa penasaran.
Sedangkan Theophilus sendiri sedang bergulat dalam pikirannya. Di satu sisi ada ambisi untuk menghancurkan Nanette, Sang Ratu. Namun di sisi lain, ia menyadari ucapan dari mantan suaminya mungkin ada benarnya. Mungkin sudah saatnya dia berhenti dengan semua ini, membawa Hadrian, putra semata wayangnya keluar dari kekacauan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANTASIA | NOMIN ✓
FanficNanette, seorang pria muda dari kalangan bangsawan berhasil menikahi Jeconiah yang merupakan pewaris tunggal tahta Deunia. Dia adalah permaisuri yang paling beruntung yang pernah ada. Suaminya yang akan menjadi seorang Raja kelak dan semua keinginan...