nsfw part - eighteen

2K 195 2
                                    

Sang Raja tengah menunggu Permaisurinya. Di ruang kamarnya yang temaram dengan pencahayaan hanya berasal dari beberapa lilin yang menyala, Jeconiah berdiri menghadap pada sisi kamar memandangi lukisan istrinya yang tergantung pada dinding kamar.

"Kau menungguku?" tak butuh waktu lama untuk Jeconiah mengenali si pemilik suara. Jeconiah lantas berbalik dan mendapati Nanette berjalan menghampirinya.

Jeconiah tersenyum, lantas ia menarik tubuh mungil Nanette ke dalam dekapannya. Ia menyanggakan kepalanya pada bahu istrinya itu sembari berbisik tepat di samping telinganya "Aku seharusnya menyadari dari awal kalau aku mempunyai istri yang sangat cantik."

"Benarkah?" Jeconiah lantas melepaskan pelukannya pada Nanette sembari ia menatap lekat-lekat kedua manik mata pria muda itu.

Jeconiah lalu menuntun Nanette pada sebuah cermin besar. "Kau bisa lihat sendiri." ucap Jeconiah seraya menunjuk pada bayangan Nanette yang terpampang jelas di permukaan cermin.

"Kau benar," Nanette tersenyum saat memandangi pantulan bayangannya sendiri di permukaan cermin. "Aku terlihat bagaikan putra Aphrodite."

Sementara itu Jeconiah yang berdiri di belakang tubuh Nanette melingkarkan lengannya yang kekar pada pinggang ramping Nanette sembari ia menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher pria muda itu.

Lidah Jeconiah bergerak menyapu bersih kulit leher pria muda itu hingga membasahinya lalu kemudian ia menghisap dan menggigitnya kecil.

"Unghh," Nanette yang sudah terangsang melenguh saat tangan nakal Jeconiah yang semula memeluk pinggangnya kini bergerak ke bawah dan meremas gundukan yang tersembunyi di balik celana hitam yang dikenakannya.

Mendengar lenguhan istrinya tepat di samping telinganya lantas membuat Jeconiah menyeringai. Ia dapat melihat jelas dari pantulan cermin wajah Nanette yang memejamkan matanya saat Jeconiah meremas batang kejantanan pria muda itu yang mulai menegang.

Tangannya kemudian bergerak naik melepaskan tali pita yang melingkar di leher Nanette hingga pakaian pria muda itu terlepas. Jeconiah lantas mengecupi pundak Nanette sembari membasahi kulit putih pria muda itu yang mulus menggunakan salivanya.

Jeconiah kemudian mengangkat tubuh mungil Nanette ke atas meja rias itu dan mendudukkannya. Tangan nakalnya kembali bergerak melepaskan celana hitam yang melilit menutupi tubuh bagian bawah Nanette hingga tak ada lagi sehelai kain pun yang menutupi kulit mulus pria muda itu.

Nanette menatap dengan sayu pada Jeconiah yang berlutut dan menghadapkan wajahnya pada selangkangannya. Jeconiah kembali menyeringai saat ia melirik pada wajah Nanette yang menatapnya memohon untuk dipuaskan.

"Aakhhh," sebuah desahan berhasil lolos dari mulut Nanette saat penis pria muda itu sepenuhnya masuk ke dalam rongga mulut Jeconiah. Rasa hangat yang menyelimutinya ditambah dengan lidah Jeconiah yang bermain di dalam sana membuat Nanette tak dapat menahannya.

Jeconiah dapat melihat dari lirikannya pada wajah Nanette yang memerah dengan kedua matanya yang terpejam menikmati permainannya. Tangan Jeconiah yang sedari tadi menganggur lantas meraih bibir Nanette dan kemudian mengusapnya lembut sebelum akhirnya menelusupkannya ke dalam rongga mulut pria muda itu.

Tiga jari sudah bersarang dalam mulut Nanette. Setelah merasa cukup basah, Jeconiah lantas menarik jari-jarinya dan kemudian mengangkat pinggul pria muda itu tanpa melepaskan kulumannya pada batang kejantanan milik Nanette.

"Akkhhh," kedua tangan Nanette bergerak meremas rambut-rambut pria yang masih setia mengulum batang kejantanannya itu saat Jeconiah memasukkan ketiga jarinya pada lubang anal miliknya.

Jeconiah menyeringai melihat Nanette yang kembali mendesah. Lantas ia pun menghisap kuat-kuat pada penis pria muda itu dengan jari-jarinya yang bergerak keluar masuk ke dalam lubang analnya.

"Aagghhh nouhh!" remasan tangan Nanette pada rambut Jeconiah semakin keras saat penisnya mulai berkedut di dalam rongga mulut Jeconiah.

Jeconiah yang melihat wajah Nanette yang kemerahan dengan mata yang kembali memejam lantas membuatnya semakin bersemangat mengulum batang kejantanan pria muda itu. Jeconiah bahkan menusuk-nusuk lubang kencing Nanette dengan lidahnya sembari memainkan lidahnya pada ujung penis pria muda itu sehingga membuatnya menggelinjang kegelian. Tak hanya itu, Jeconiah juga menambahkan kecepatan pada jarinya yang keluar masuk di dalam lubang anal milik Nanette.

"Aaaahhhhhh," Nanette mendesah panjang saat ia mencapai pelepasannya. Cairan berwarna putih kental itu keluar menyembur memenuhi mulut Jeconiah. Jeconiah lantas melepaskan kulumannya dan kemudian beranjak naik lalu melumat bibir tipis Nanette sembari berbagai cairan putih kental yang tersimpan di dalam mulutnya dengan pemiliknya.

Jeconiah kemudian melepaskan lumatannya pada bibir tipis Nanette dan kemudian merubah posisi mereka. Kini Jeconiah lah yang terduduk di atas meja dengan Nanette duduk di atas perutnya. Ia membiarkan pria muda itu menanggalkan seluruh pakaiannya.

"Euungghhh," lenguhan panjang kembali terdengar saat batang kejantanan milik Jeconiah tertanam sempurna di dalam lubang anal milik Nanette. Nanette pun kemudian menaik-turunkan pinggulnya berirama.

"Ughhh, lihatlah wajahmu itu," ucap Jeconiah sebelum akhirnya ia meraup puting berwarna merah muda milik Nanette dan menghisapnya.

Nanette mengikuti apa yang dikatakan oleh Jeconiah. Ia melihat pada bayangan wajahnya sendiri yang terpampang jelas di permukaan cermin. Wajahnya yang kemerahan, tatapannya yang sayu, dan lidahnya yang menjulur membuat Nanette semakin terangsang melihat bayangan wajahnya sendiri.

"Aagghhh fuckhh nyaahhhh!" Nanette mendongakkan wajahnya saat Jeconiah juga ikut menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga menumbuk prostatnya.

Jeconiah terus menumbuk prostat Nanette hingga membuat lubang anal milik pria muda itu berkedut. "Sshhh kau menjepitku!" Jeconiah mendesis saat batang kejantanan miliknya dijepit oleh lubang anal pria muda itu.

Sementara itu Nanette tak menghiraukan ucapan Jeconiah. Pikirannya sudah melayang entah kemana.

"Mmhhhh," Nanette mengeram saat tangan kiri Jeconiah kembali mengocok batang kejantanannya sementara tangan kanannya bergerak memilin-milin putingnya yang sudah kemerahan akibat dihisap oleh Jeconiah tadi.

"Nouuhh fuckhhh shithh!" Jeconiah dapat merasakan batang kejantanan milik Nanette yang kembali berkedut sebelum akhirnya kembali memuntahkan cairan putih kental mengotori tangannya.

Jeconiah menyeringai melihat wajah Nanette yang tampak kelelahan setelah pelepasannya yang kedua kalinya. Namun Jeconiah tak menghiraukannya. Ia membalikkan posisi tubuh mereka berdua dan kemudian kembali menumbuk prostat Nanette dengan kencang.

"Ouugghhh Coco, fuckhh!" Nanette meremas kuat-kuat lengan kekar Jeconiah yang menahan bahunya agar tak menabrak cermin sementara kakinya bergetar hebat.

"Coco fuckhh nyaahhhh!" batang kejantanan milik Nanette kembali mengeras saat Jeconiah kembali mengocoknya. Tangannya mencoba untuk menghentikan tangan Jeconiah namun dengan cepat Jeconiah menahan kedua tangan pria muda itu dan mengikatnya menggunakan tali pita yang dikenakan oleh Nanette sebelumnya dengan kencang.

"fuckhh Coco fuckhhh!" Nanette tak ada henti-hentinya mengumpat namun hal itu justru membuat libido Jeconiah semakin meningkat. Pria itu terus menumbuk prostat Nanette dengan tangannya yang setia mengocok batang kejantanan milik pria muda itu tanpa mempedulikan Nanette yang mulai menitikkan air matanya.

"Coco please ahhhh nouuhh!" Nanette bisa merasakan penisnya kembali berkedut namun Jeconiah dengan segera menekan lubang kencingnya dengan jarinya.

"Coco ahhh fuckhh nouhhh!" batang kejantanan pria muda itu terus berkedut sementara Jeconiah terus mengocok penisnya dan menumbuk lubang analnya dengan kencang.

"Aaaahhhhhh," sebuah desahan panjang keluar dari mulut Nanette saat mereka secara bersamaan sampai pada pelepasan mereka. Nanette yang ketiga kalinya sementara Jeconiah untuk yang pertama kalinya. Nanette harus bersiap menghadapi malam mereka yang mungkin akan terasa sangat panjang.

To be continued.

FANTASIA | NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang