chapter one

6.5K 350 10
                                    

Mentari pagi menampakkan dirinya di ufuk timur memenuhi sebuah kastil dengan cahayanya yang masuk. Musim semi telah tiba. Semerbak wangi bunga yang baru saja mekar tercium di taman dalam kastil tersebut sampai ke dalam sebuah kamar.

"Eungghh!" seorang pria muda terbangun dari tidurnya yang lelap saat salah seorang pelayannya membukakan tirai berwarna putih membiarkan sinar matahari untuk masuk memenuhi ruangan.

Pria muda yang merupakan putra semata wayang Duke von Hellman itu mengedarkan pandangannya menyapu seisi kamar bernuansa putih itu sembari mengumpulkan kesadarannya secara utuh.

"Tuan von Hellman sudah menunggu Tuan Muda di ruang makan." pelayan itu membungkuk penuh hormat pada Nanette sebelum akhirnya ia keluar dari kamar milik Nanette.

Nanette yang baru saja terbangun dari tidurnya pun berjalan dengan malas menuju ke sebuah pintu yang ada di salah satu sisi kamarnya. Tangannya bergerak memutar kenop pintu berwarna putih itu dan mendorongnya.

Air hangat telah disiapkan oleh para pelayannya tadi di bathtub untuk digunakannya mandi. Nanette mulai menanggalkan pakaiannya satu per satu, hingga meninggalkan kulitnya yang putih mulus dan kemudian ia menceburkan dirinya ke dalam bathtub yang telah berisikan air hangat.

Bagi warga Kerajaan Deunia, dapat mandi dengan air hangat di tempat pribadi sudah merupakan kemewahan tersendiri dan Nanette mendapatkannya berkat ayahnya yang tak lain adalah seorang 'Duke' di tanahnya. Untuk orang-orang biasa yang tak memiliki gelar kebangsawanan, mereka biasanya hanya akan pergi ke tempat pemandian umum seminggu sekali untuk mandi.

Nanette menengadahkan wajahnya memandangi langit-langit yang terlukiskan sebuah lukisan pada permukaannya. Nanette merupakan pribadi yang begitu menggilai seni sampai-sampai setiap jengkal dari ruangannya dipenuhi oleh barang-barang yang memiliki nilai seni yang tinggi.

Setelah cukup lama tubuhnya terendam di dalam air hangat, Nanette membangunkan tubuhnya keluar dari bathtub dan mengambil sebuah bathrobe yang tergantung di dekatnya lalu memakainya.

Nanette melangkahkan kakinya menuju ke ruang ganti yang berada di sisi lain kamarnya. Salah satu sisi dinding ruang ganti yang menghadap ke arah taman sengaja dibuat kaca agar Nanette dapat memandangi indahnya bunga-bunga yang sedang mekar dari dalam saat ia berganti. Tentunya itu adalah taman tertutup yang tak sembarang orang boleh memasukinya.

Di dalam ruang ganti, beberapa orang pelayan telah bersiap untuk menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Nanette untuk hari ini. Salah satu pelayannya melepaskan bathrobe yang melekat pada tubuh Nanette sehingga kembali menyisakan kulitnya yang diterpa oleh dinginnya udara pagi. Tak berlama-lama, pelayan yang lainnya segera memakaikan pakaian pada tubuh Nanette.

Sempurna, itulah kata yang dapat menggambarkan keadaan Nanette saat ini. Dengan wajahnya yang cantik dan pakaiannya yang bahkan di desain khusus oleh desainer kerajaan membuat Nanette tampak seperti karya seni yang tak ternilai harganya. Ia layaknya seorang putra dari Dewi Aphrodite, sang Dewi kecantikan yang tiada duanya.

Nanette melangkahkan kakinya ke luar ruang ganti setelah ia selesai berpakaian. Di belakangnya, peliharaannya juga setia mengikuti setiap kakinya melangkah. Nanette memang memiliki peliharaan, namun peliharaannya berbeda dengan apa yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Ia bukan seekor anjing, bukan pula kucing, apalagi singa atau harimau yang biasa dipelihara oleh kebanyakan orang kaya.

Peliharaannya adalah seorang 'brownie'. Brownie adalah peri rumah yang bertubuh mungil, berambut coklat, dan memiliki sifat yang sangat rajin.

"Thony," Nanette mengulurkan tangannya kepada brownie yang dipanggil olehnya Thony itu. Thony lantas meraih tangan Nanette yang rupanya ada sebuah kukis di genggamannya. Dengan semangat Thony mengambil kukis itu dan memasukkannya ke dalam kantung pakaiannya.

FANTASIA | NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang