Kereta kuda Nanette berhenti tepat di depan sebuah gerbang berwarna hitam yang menjulang tinggi. Seorang penjaga keluar dari gerbang itu dan berjalan mengelilingi kereta kudanya.
Sang kusir turun dari kereta kuda itu dan berbisik kepada Sang penjaga. Penjaga itu mengangguk, ia pun membukakan gerbang itu lebar-lebar mempersilahkan kereta kuda milik Nanette untuk masuk ke dalamnya.
Kini kereta kuda Nanette kembali terhenti tepat di pekarangan di sebuah rumah mewah. Nanette dengan anggun berjalan turun dari kereta kuda. Jangan lupakan juga topeng hitam yang menutupi wajah cantiknya.
Nanette berjalan memasuki rumah itu, diikuti Jovian, pengawal setianya yang mengekor di belakangnya.
Seseorang tampak terduduk di halaman belakang rumah itu dengan sebatang cerutu yang dihisapnya dan sebuah surat kabar yang sedang dibaca olehnya.
"Yang Mulia," pria itu melepaskan batang cerutunya dan kemudian berdiri sembari ia membungkuk sejenak pada Nanette.
Nanette tertawa lirih melihat pria itu membungkuk padanya seraya ia berkata "Wajahku masih terlihat jelas rupanya."
"Ouh, tak mungkin tak ada yang tak mengenali putra Dewi Aphrodite, Yang Mulia." puji pria itu sementara Nanette tersenyum mendengar pujiannya. Pria itu pandai menjilat rupanya.
"Silahkan, Yang Mulia." pria itu menunjuk pada kursi yang ada di seberangnya mempersilahkan Nanette untuk duduk.
"Yuki Damaresh," ucap Nanette menyebutkan nama pria itu seraya ia mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja. "Kau kandidat yang akan maju di pemilihan besok, kan?"
"Ya, Yang Mulia." pria bernama Yuki itu mengangguk penuh hormat pada Nanette.
"Bagaimana kalau aku mendukungmu untuk menjadi Menteri selanjutnya?" Nanette yang semula mengetuk-ngetukkan jarinya kini beralih melipat kedua tangannya di depan dadanya. "Akan menguntungkan jika kau mendapat dukungan dari seorang Ratu."
"Maaf, Yang Mulia?" Yuki berpura-pura bodoh dengan perkataan Nanette. "Yang Mulia harus bersikap netral karena Yang Mulia bagian dari keluarga kerajaan."
"Oh ayolah!" Nanette memutar bola matanya malas. "Kau sebenarnya mengincar posisi Menteri, kan?"
"Tak ada untungnya jika Yang Mulia mendukung saya." ucap Yuki meremehkan Nanette. Yah, dia meremehkan orang yang salah. Nanette sudah siap untuk mengeluarkan kartu as nya saat ini.
"Wilson Ceolfrith," Nanette mengarahkan pandangannya pada hamparan luas rumput yang berada di belakang rumah itu. "Kau mengincar gelar kebangsawanan dari keluarga Ceolfrith, kan?"
Mendengar nama seseorang yang diincar olehnya membuat Yuki memfokuskan dirinya pada Nanette. Ia mencondongkan tubuhnya dan memperhatikan Nanette dengan seksama.
"Katakan saja kau menjual jiwamu pada iblis ini dan sebagai bayarannya, kau mendapatkan Wilson Ceolfrith seutuhnya." Nanette mengukirkan seulas senyuman licik pada wajahnya yang tertutupi oleh topeng.
"Apa yang harus saya lakukan, Yang Mulia?" Nanette melempar sebuah berkas yang diberikan oleh Jovian kepadanya ke atas meja.
"Segera setujui pembentukan Dewan Kerajaan setelah kau menjadi Menteri." Nanette lantas beranjak bangun dan melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu diikuti oleh Jovian.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANTASIA | NOMIN ✓
FanfictionNanette, seorang pria muda dari kalangan bangsawan berhasil menikahi Jeconiah yang merupakan pewaris tunggal tahta Deunia. Dia adalah permaisuri yang paling beruntung yang pernah ada. Suaminya yang akan menjadi seorang Raja kelak dan semua keinginan...