"Aku, Nanette Arcangel bersumpah untuk melayani seluruh Kerajaan Dagmar dengan segenap jiwa dan ragaku dan melindungi Kerajaan Dagmar sampai akhir hidupku."
Kapel yang semula ramai dipenuhi oleh para bangsawan yang menyaksikan upacara penyumpahan Sang Ratu baru Kerajaan Dagmar kini kembali sepi menyisakan seseorang yang tengah duduk bersimpuh di depan altar.
Nanette terdiam tak mengeluarkan sedikitpun suara. Namun air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Nanette sendiri tak tahu, apakah itu air mata bahagia, atau justru air mata kesedihannya.
Nanette tentu bahagia, ia berhasil kembali pada keluarga kandungnya. Tak hanya itu, dia bahkan mendapatkan tahta Kerajaan Dagmar menggantikan kakaknya.
Namun disisi lain, Nanette tentu bersedih. Ia tak menyangka kalau pada akhirnya ia akan jatuh cinta pada seseorang yang kelak harus ia hancurkan. Nanette merasa tak ada jalan baginya lagi untuk maju maupun keluar.
Perlahan air matanya berubah menjadi isak tangis yang terdengar lirih memenuhi kapel. Semakin keras, semakin keras, hingga akhirnya pria cantik itu meraung dalam heningnya kapel.
"Nanette," pria cantik itu menghapus air matanya yang menetes saat seseorang memanggil namanya. "Dewan Kerajaan Dagmar sudah menunggumu."
"Ah," Nanette beranjak bangun dan berbalik berjalan menuju pintu keluar.
"Nanette," langkah kaki Nanette terhenti saat Irene kembali memanggilnya. "Aku tahu kau terluka. Suatu saat nanti kau akan kembali bersama dengan Jeconiah, aku janji. Tapi untuk sementara waktu tolong jangan libatkan perasaanmu dalam pertempuran ini."
"Aku tak akan, Irene." Nanette menyimpulkan seulas senyuman pada wanita penyihir itu sebelum akhirnya ia berjalan keluar dari kapel.
"Yang Mulia Ratu telah tiba!" orang-orang berdiri memberi penghormatan saat Sang Ratu berjalan memasuki ruangan.
Sang Ratu terduduk di tahtanya sementara orang-orang itu kembali terduduk di tempat mereka masing-masing.
Salah seorang diantara mereka yang terduduk paling dekat dengan Sang Ratu berdiri lalu kemudian berkata "Selamat, Yang Mulia Ratu. Mulai hari ini Yang Mulia Ratu telah sah sebagai penguasa Kerajaan Dagmar."
"Terimakasih." Sang Ratu tersenyum pada orang itu dan orang itu menunduk sejenak sebelum akhirnya kembali duduk. "Mari kita mulai pertemuan Dewan Kerajaan."
"Kerajaan Dagmar telah bermusuhan dengan Kerajaan Deunia ratusan tahun lamanya, Yang Mulia." ucap orang yang tadi memberi selamat pada Sang Ratu. "Akhir-akhir ini hubungan antara dua Kerajaan mulai membaik, namun konflik akan kembali memanas saat mereka mengetahui naiknya Yang Mulia Ratu di tahta Kerajaan Dagmar. Apa langkah yang akan Yang Mulia Ratu lakukan?"
"Kerajaan Dagmar menyatakan perang pada Kerajaan Deunia." ucap Sang Ratu dengan tegas. "Dahulu Kerajaan kita berperang dengan Kerajaan mereka. Sekarang pun demikian, sampai Kerajaan mereka hancur, kita tak akan pernah berdamai dengan Kerajaan Deunia."
"Yang Mulia Raja!" salah seorang pelayan berlari menghampiri Jeconiah. Pelayan itu membungkuk sejenak pada Jeconiah lalu ia berkata "Saya menemukan sesuatu di kamar mantan Ratu."
"Sesuatu?" Jeconiah tampak penasaran dengan apa yang dikatakan oleh pelayan itu. Lantas pelayan itu mengeluarkan sebuah botol kecil yang berisikan cairan kekuningan di dalamnya. Setengah dari isinya tampak sudah berkurang.
"Yang Mulia," pelayan itu memberikan botol kecilnya pada Jeconiah. "Itu ekstrak bunga Fantasia, Yang Mulia."
"Apa maksudnya ini?" Jeconiah tampak masih tak paham dengan maksud dari pelayannya itu.
"Kematian Mendiang Raja bukanlah karena penyakit, Yang Mulia." ucap pelayan itu seraya menggeleng. "Mantan Ratu Nanette membunuhnya dengan cairan itu."
Kedua netra Jeconiah membola seketika setelah mendengar perkataan pelayan itu. Namun tak berselang lama kemudian Katarina tampak terburu-buru menghampirinya.
"Jake," Jeconiah tampak mengabaikan kehadiran Katarina di situ.
"Jake!" setelah Katarina memanggilnya dengan keras barulah Jeconiah menoleh padanya.
"Nanette," Katarina tampak masih menetralkan nafasnya yang terengah-engah. "Ia putra Raja Dagmar yang disembunyikan. Dan kini Kerajaan Dagmar menyatakan perang dengan Kerajaan kita."
Fantasia, End.
Huft! Akhirnya cerita ini sampai di endingnya. Masih agak gantung ceritanya, karena itu udah kusiapin buat cerita selanjutnya. Semoga kalian menikmati cerita ini, dan tungguin juga cerita lanjutan dari cerita ini, okey? Terimakasih kasih banyak buat yang udah vote dan comment cerita ini dari awal sampai akhir.... huhu tanpa dukungan dari kalian mungkin cerita ini ngga bakal selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANTASIA | NOMIN ✓
Fiksi PenggemarNanette, seorang pria muda dari kalangan bangsawan berhasil menikahi Jeconiah yang merupakan pewaris tunggal tahta Deunia. Dia adalah permaisuri yang paling beruntung yang pernah ada. Suaminya yang akan menjadi seorang Raja kelak dan semua keinginan...