ARMAN pulang tampak letih sekali. Sesekali ia menyibakkan rambut ikalnya yang menempel di dahinya. Wajah indonya yang tampan hasil campuran Cina-Belanda sangat kentara sekali. Dengan tinggi badan 179 cm yang menjulang, dia kelihatan macho dan atletis. Ia segera memasuki kamar dan merebahkan tubuhnya ke kasur yang empuk. AC kamar terasa menyejukkan. Beberapa kali Arman menarik nafasnya dan mengeluarkannya secara perlahan-lahan. Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00. FREDRICK ARMANDO (Arman) - adalah Direktur sebuah perusahaan farmasi terkenal yang memproduksi obat- obatan dan vitamin. Pada usianya yang ke 32 Arman dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses sehingga dia disegani oleh kolega dan relasi kerjanya. Kesibukannya sebagai eksekutif sebuah perusahaan besar membuat Arman kadang lupa waktu dalam bekerja. Entah mengapa, beberapa hari ini ia merasakan gelisah tak menentu. Ia tak mampu membaca keinginan hatinya. Ada rasa kesepian yang sangat menyengat. Kesibukan kantornya tak mampu menghilangkan perasaan itu. Sehingga di depan komputer ia lebih banyak menghabiskan waktu membuka internet. Kemarin, tanpa sengaja ia membuka situs yang menampilkan tubuh kekar yang bugil dengan memamerkan kejantanan yang besar dan panjangnya di atas rata-rata. Melihat tampilan itu, aliran darahnya berdesir dari kepala, hingga desiran aliran itu terasa di kontolnya, yang mengakibatkan lambat laun namun pasti, kontolnya menegang dan membesar, hingga tampak urat-urat menyembul di batangnya. Tampilan situs itu membuatnya gelisah sendiri, sehingga jarinya yang panjang mengklik salah satu gambar. Dan hasilnya membuat detak jantungnya makin tak beraturan. Di depan layar komputernya menampilkan seorang lelaki tampan sedang memasukkan penisnya yang panjang ke lubang anus lelaki tampan yang lainnya. Arman merasakan barangnya semakin menegang, yang mengakibatkan tampak menyembul di balik celana katunnya.
"Permisi tuan...!!" Pintu kamar diketuk. Lamunannya buyar seketika. Arman menarik nafas berat. Kepalanya tiba-tiba saja berdenyut. "Tuan..., makan malam telah disediakan...," suara Mbok Min menyadarkan dirinya. "Sebentar, mbok...!!" Arman membuka baju kemejanya. Tubuhnya berkeringat. Ia bergerak mengambil handuk dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi. Arman membuka singlet dan celana yang ia pakai. Arman boleh dibilang agak narsis karena dia sangat mengagumi tubuhnya sendiri yang atletis dan berotot itu. Hingga bentuk tubuhnya kelihatan gagah. Arman melorotkan CDnya, hingga tak ada penghalang bagi matanya untuk melihat sesuatu yang besar dan panjang menggantung di antara kedua pahanya yang sexy. Panjangnya bisa mencapai 21 cm. Maklum turunan indo. Ada rasa kagum di hati Arman melihat penisnya yang besar dan panjang itu. Kepala penisnya lebih menyerupai helm, dengan lubang penis yang kecil namun sangatlah indah. Di pangkal batang penisnya tumbuh bulu yang lebat. Arman memang tak pernah mencukur bulu itu. Ia terlalu sibuk dengan urusan kantornya.
GIO PERKASA dengan ceria menyebarkan undangan pernikahannya. Seminggu lagi ia akan mengakhiri masa lajangnya. Wajah tampannya itu memancarkan kharisma tersendiri. "Selamat ya Gio..." "Makasih..." "Akhirnya kamu bakal jadi pengantin juga Gio...". Berbagai olokan dan komentar teman-temannya, membuat Gio tersipu malu. Senyumnya memang sangat menawan dengan bibir tipis yang sangat serasi dengan wajah tampannya. Tinggal satu undangan lagi yang belum ia sampaikan. Undangan spesial dan istimewa untuk Direktur perusahaan di mana ia bekerja selama satu tahun berjalan ini. BAPAK ARMAN, Direktur mudanya yang masih turunan indo itu. Gio mengenal Direkturnya itu dingin, dan jarang tersenyum. Wibawa terpancar dari wajah ganteng Direkturnya itu. Gio, perlahan-lahan mengetuk pintu ruang kerja Direkturnya itu. Ia memang jarang berinteraksi langsung dengan Pak Arman. Yang ia tahu lelaki itu tegas dan dingin dalam bersikap sehingga terkesan angkuh. "Tok...tok...,"Gio mengetuk pintu itu perlahan-lahan. Pintu itu terkuak tak terkunci. "Masuk...,"Suara bariton yang datar menyambut ketukan pintu itu. Gio melihat, Direktur muda itu sedang sibuk dengan laptopnya. "Selamat pagi, Pak.... Arman terhenti dengan kesibukannya di depan laptop. Ia tak tahu, kenapa suara itu mampu menghentikan kegiatannya. Kepalanya terdongak dan melihat siapa pemilik suara itu. Arman terkesima seketika!. Wow..!. Dihadapan matanya berdiri sosok seorang pemuda yang tampan dengan penampilan yang rapih. Arman tergetar melihat pemuda yang jarang ia lihat itu. Aliran darahnya berdesir hingga membawa ke alam khayalannya. Kedatangan Gio ternyata amat menyesakkan jiwa dan raga Arman karena ketampanan dan penampilan kepribadian Gio yang menawan!. Mungkinkah Gio setara dengan Arjuna tokoh laki-laki tampan dalam Epik Mahabrata dan Mitologi Hindu yang digandrungi kaum wanita karena ketampannya? "Duduklah...!!" Kaku Arman mengeluarkan kata-kata itu. Matanya berusaha kembali ke layar laptop, untuk mengurangi kegelisahan hatinya. "Bapak mungkin tak terlalu mengenali saya. Nama saya Gio Perkasa. Sudah satu tahun berjalan bekerja di perusahaan Bapak," ujar Gio memperkenalkan. Arman kembali memandang pemuda di depannya itu. Sangat menarik, dan mampu membawanya ke dunia khayalannya selama ini. "Di bagian apa ?" Akhirnya Arman mengeluarkan suara baritonnya yang dibuat seramah mungkin. Namun, tetap terdengar dingin dan kaku. Gio sendiri akhirnya membenarkan cerita rekan- rekan kerjanya tentang sikap Direktur mudanya yang dingin. "Di bagian Administrasi Produksi, Pak... ujar Gio. "Ada apa?" tanya Arman lagi berpura acuh tak acuh "Saya kesini, untuk menyampaikan undangan pernikahanku,"