DUDA DAN TIGA KULI BANGUNAN

1K 9 0
                                    

Irfan sudah setahun menduda. Pernikahannya dengan Lusi yang baru seumur jagung harus kandas
akibat campur tangan mertuanya Nya Ina yang materiallistis dan suka turut campur. Tsebernarnya
Irfan tidak menginginkan bercerai dengan istrinya sebab dia masih menyayangi Lusi. Tapi jika
mengingat sikap orang tua Lusi yang kelewatan, irfan memilih berpisah tak ingin meneruskan rumah
tangganya dengan lusi. Setelah proses perceraian yang panjang serta proses negosiasi harta gonogini,
irfan merasa bersukur rumah mewah yang dibelinya untuk berumah tangga tidak jatuh ketangan
mertuanya.
Walau pun bercerai irvan masih memberikan nafkah perbualan 5 juta kepada istrinya. Setahun irfan
tinggal sendiri dirumah mewahnya dengan hanya ditemani seorang pembantu bi Inah. Karna Bi Inah
tinggal dekat dengan rumah yang irfan tempati, maka setiap sore selesai bekerja Bi Inah pulang
begitu selesai menyiapkan makan malam di meja makan untuk majikanya. Begitu setiap harinya.
Setiap malam irfan termenung dan terkenang kembali kenangan saat-saat indah waktu bersama
istrinya Lusi. Hamper setiap sudut rumah memiliki kenangan serta memori berdua bersama mantan
istrinya. Suatu saat irfan merasa kehidupannya tidak berjalan normal.
Dia merasa bayang2 mantan istrinya selalu membayangi kehidupannya. Sampai akhirnya irfan
memustukan untuk membuang semua kenangan akan mantan istrinya tersebut. Dan hal yang
membuat irfan selalu terkenang akan mantan istrinya adalah rumah yang ditempatinya. Akhirnya
Irfan memutuskan untuk merenofasi rumah tersebut. Irfan meminta jasa seorang arsitek untuk
merombak keadaan rumahnya menjadi nuansa yang baru. Irfan menghubungi seorang arsitek dari
referensi teman kantornya, setelah melakukan beberapa pertemuan dan menemukan model rumah
yang cocok, akhirnya irfan dan sang arsitek pun sepakat untuk melakukan kerjasama. Sang arsitek
mengatakan kalau dalam beberapa waktu dekan akan segera mengirim mandor serta para kuli
bangunan untuk segera melakukan pekerjaan.
Selang beberapa hari tiba lah 3 orang pria kerumah irfan dengan membawa peralatan tukang. Sang
mandor bernama Bram berusia 40 dan dari Sumatra. Wjahnya terlihat sangar khas orang Sumatra
dan bertubuh kekar serta dadanya ditumbuhi bulu2 keriting yang terlihat dari baju kemeja yang
sengaja dibuka kancingnya di bagian dada. Sedangkan 2 orang lagi bernarma Narto dan Supri
kedunya masih muda baru sekitar 20 tahunan. Sama seperti sang mandor tubuh kedunya juga kekar-
kekar dan berisi. Narto dan Supri berasal dari pulau Jawa. Karna itu logat keduanya masih terasa
ketika bercakap-cakap. Biarpun mereka seorang kuli bangunan tapi penampilan mereka terlihat rapi.
Setelah menunjukan kamar sementara buat mereka selama bekerja merenovasi rumah.
Irfan pun pamit meninggalkan para pekerja tersebut smentara Bi Inah ditugaskan untuk mengurus
keperluan para kuli bangunan tersebut selama sitinggal bekerja oleh Irfan. Para kuli bangunan
tersebut langsung bekerja membongkar ruangan-ruanga yang akan direnovasi. Mereka bertiga
berkeja sangat professional dan tepat waktu. Setiap malam sang mandor Bram akan menyampaikan
laporan apa saja yang sudah dikerjakan dan yang akan dikerjakan keesokannya. Bram merasa puas
dengan hasil kerja mereka. Dalam beberapa hari saja rumah baru Irfan sudah 50 % hampir selesai.
Suatu malam irfan sedang berbaring dikasur. Irfan berbaring telanjang bulat dan baru saja selesai
melakukan onani. Sperma miliknya masih bececeran mengenai perut serta separi putih ranjang
tidurnya. Sambil mengelus2 batang kontol miliknya. Irfan tersenyum karna baru sekarang dirinya
merasa horni setelah setahun menduda. Rupanya kontol irfan masih belum puas dan masih ingin
mengeluarkan isi pejuhnya. Irfan pun kembali mempa kontol miliknya dengan cepat sementara tangan kirinya meraba setiap sudut titik rangsangan yang ada ditubnya. Irfan berkali-kali mendesah
ach….ah…., sementara suara yang ditimbulkan dari gerakan tangan irfan yang mengocok kontolnya
dibantu pelican khusus, membuat irfan makin hot dan bernafsu.
Setelah 3 menit mengocok memilin-milin akhirnya kontol irfan menyemburkan pejuh untuk yang
kedua kalinya. Crooot …crooot…ach….desah irfan mencapai klimaxnya. Pejuh yang keluar dari ujung
kepala kontol irfan yang bulat sama banyak dengan semburan yang pertama. lalu irfan pun lang sung
tertidur lelap sambil bertelanjang dada. Sabtu – minggu, irfan libur, dia putuskan untuk
menggunakan waktu santainya mengawasi para tukang bangunan sambil sebisa mungkin membantu
mengerjakan hal yang dia bias lakukan. saat itulah baru terjadi percakapan antara irfan dengan para
kuli bangunan. Dari obrolan irfan tahu klo Bram mandornya sudah berkeluarga dan tinggal di
Sumatra sementara Supri dan Narto belum. Percakap mereka bukan lagi antara majikan dan
bawahan melainkan sudah lebih akrab.
Irfan memanggil mandornya dengan sebutan pak Bram begitu juga dengan Bram manggil irfan
dengan Pak Irfan. Suatu saat terlontar pertanyaan seputar kehidupan pribadi irfan. Dengan sopan
pak Bertanya.
“ maaf ya pak Irfan, selama saya dirumah pak Irfan koq saya belum pertah bertemu dengan istri
bpk?” Tanya nya.
Sambil tersenyum irfan pun menjawab kenyataan tentang statusnya yang duda saat ini.
“ saya duda pak” jawabnya. Pak Bram pun tersenyum sambil tertawa2.
“ klo begitu kita senasip pak bram, saya juga duda, jauh dari istri” katanya.
“ wah trus gimana tuh pak urusannya?” kata Narto yang masih usia paling muda diantara mereka
berempat.
“ hus yang sopan klo bicara” sergah Bram. Irfan tersenyum memaklumi sikap para kuli bangunan nya.
Dengan latar pendidikan yang rata2 rendah wajar klo mereka bertanya kurang supan.
“ gak apa2 pak bram, klo pak bram sendiri gimana?” Tanya irfan balik.
“klo saya mah jangan ditanya pak, sepuluh tahun merantau dan setahun sekali baru pulang, jadi gak
usah di tanya”
“istri di kampong gak curiga pak?” tanya irfan. Enggak lah pak kan yang terpenting saya pulang bawa
uang.”
“ Klo mereka2 pak?” tanya irfan sambil menunjuk narto dan supri.
“ apa lagi mereka baru du bulan saya bawa udah tau maen perempuan. He he”.

Pembicaraan itu terjadi saat mereka beristirahat berempat di teras lalu setelahnya pembicaraan
mereka berdua tak jauh seputar kontol serta memek perempuan.
Irfan hanya tersenyum mendengar cerita pengalaman liar mereka. Waktu sudah sore waktunya
mereka berempat menggentikan bejerja. Ketiga kili bangunan tersebut pamit untuk pergi bersih-
bersih.
“ kami mandi dulu pak irfan sekalin mau coli” kata Narto
“ hus sembarangan “ bentak Bram.
Mereka bertiga menuju kamar mandi khusus yang ada di belakang rumah. Sementara Irfam menuju
ke kamarnya juga untuk mandi. Didalam kammar mandi irfan yang terletak di lantai dua, irfan segera
membuka pakayannya dan segera membasahkan tubuhnya dibawah pancuran. Sambil
membersihkan diri irfan menatap keluar jendela kamar mandinya yang kebetulan menghadap
halaman belakang tempat para kuli bangunan tersebut mandi. Irfan melihat para kuli bangunan
tersebut sudah bertelanjang alias bugil semua tampa malu membersihkan diri. Karna kamar andi
belakang kecil dan hanya cukup untuk seorang.
Para kuli bangunan itu mandi dengan air yang disalurkan dari kran yang ditambung ke ember. Karna
sudah sore dan tak ada pembantu irfan Bi Inah, mereka mandi dengan nyantainya tampa khawatir
dilihat orang. Bram mandi didalam kamar mandi sementara supri dan narto mandi di keran.
Keduanya saling menyabuni tubuh masing dengan sabun badan serta bagian tubuh lainnya. Irfan
dapat dengan jelas melihat kontol keduanya yang sedang tegang disabuni.
Sesekali tangan supri dan narto melakukan gerakan mengocok di batang kontol masing-masing.
Ruparnya keduanya sudah terbiasa dan tak malu2 lagi mandi bersama sambil beronani bersama.
Irfan melihat dengan mata jelas kigaiatan onani mereka. Kontol irfan pun tegang dan mengeras juga
minta di kocok lalu sambil menatap kedua kuli bangunan itu ber onani, irfan mengocok kontol
miliknya dibawah pancuran. Irfan merasa heran ,melihat bentuk serta ukuran kontol mereka yang
besar2. Walau usia mereka masih muda ukuran batang kontol mereka tak jauh dengan kontol irfan.
Ukuran kontol mereka rata2 20 cm meter dan gemuk-gemuk bulu jembut mereka pun lebat2
mungkin karna tak sempat diurus dan dibiarkan tumbuh alami.
Iran melihat narto dan supri sudah memucratkan pejuh milik mereka dan kembai meneruskan
mandi. Irfan segera mempercepat kocokan tangannya di batang kontolnya lalu
ach…crooot…croooot…crooot. Kontol irfan menyemburkan pejuh kental sebanyak tiga kali dan
langsung bercecer menempel di keramik kamar mandi. Irfan pun melanjukan mandi. Malamnya irfan
kembali ngobrol dengan mereka sampai kira2 pukul 10 malam. Rumah Irfan sudah 75 % hampir
selesai, selama itu pula irfan jadi semakin rajin melakukan onani dikamarnya.
Birahi serta nafsunya serasa pulih bahkan cendrung membaik. Suatu malam irfan dalam perjalanan
pulang setelah pergi selama 2 hari keluar kota karna urusan pekerjaan. Dalam perjalanan pulang
tiba2 keinginanya untuk beronani muncul. Irfan segera memacu kendaraannya cepat – cepat. Malam
itu sudah jam 11 malam irfan sampai dirumah. Dia segera menuju kamar membuka semua pakayan
yang dikenakan dan segera mengocok batang kontol miliknya. Baru saja semenit irfan melakukan
onani tiba2 terdengar suara rintihan dari dalam rumahnya. Suara itu terdengar pelan tapi jelas sekali berasal dari luar kamar tempat tidurnya. Irfan segera meraih baju handuk dan melilitkan tubuh
telanjangnya. Irfan berjalan pelan2 keluar dari kamar tidurnya. Irfan berjalan mencari sumber suara
tersebut. Suara rintih itu terdengar makin jelas berasal dari kamar ridur tamu yang belum selesai
dikerjakan. Irfan menghampiri ruangan tersebut dan melihat dari kejauhan.
Irfan tersentak melihat apa uang terjadi didalam ruang tersebut. Irfan melihat Pak bram sedang asik
mengentot dengan seorang yang tak lain adalah anak buahnya Narto. Dengan gaya doggy stayle
paknarto memompa batang kontol miliknya yang sudah merah mengeras itu kedalam lubang anus
milik narto. Dengan bertumpu pada karyng semen narto menerima setiap sodokan-sodokan kontol
milik Bram. Baru pertama kali Irfan melihat tubuh telanjang pak Bram yang telanjang bulat. Kontol
milik Bram rupanya sepadan dengan tubuhnya yang kekar. Besar, panjang dan berurat. Narto terlihat
menikmati setiap hentakan bram. Berkali2 dia merintih, medesah dan tangannya mencakar. Bram
pun tampak menikmati lobang pantat narto. Sodokan –sodokan keras dgn irama cepat dihujankan
kearah narto.
“ trus pak, entot yang keras “ ujar narto . sementara bram terus mendesah sambil mata terpejam.
“ enak banget lobang pantot elo narto”.
Bram dan narto tidak menyadari kalau acara nentot mereka berdua diketahu oleh irfan yang terus
menyaksikan dari kejauhan. Tampa sadar sambil melihat bram dan narto. Irfan kembali mengocok
batang kemaluan nya. Bram meminta ganti posisi. Dia menaruh tubuh narto di bawah sambil
melebarkan kedua kaki narto. Dengan posisi bersujud Bram kembali mengentoti narto.
“ ah…enak pak, terus pak masukin yang dalem.” Ujar narto.

Cerita selengkapnya

Karyakarsa/ACDC

KUMPULAN CERITA GAY ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang