HUKUMAN BAPAK KOST

1.4K 13 0
                                    

Sore itu Zaki tengah bergumul dengan pacarnya. Namun suara gedoran di pintu kos nya membuat Zaki terhenti melakukan aktivitas cumbuannya dengan Lusi. Untunglah tadi pintu kosnya dia kunci sebelum dia berbuat mesum dengan Lusi. "Zaki! Buka pintunya! Buka!" teriak Devan sambil menggedor-gedor pintu kamar Zaki. "Ehm.. Ada apa mas.." kata Zaki tergopoh-gopoh sedikit membuka pintu kamarnya buat bapak kosnya yang masih muda itu.

Kondisi Zaki nampak berantakan saat dia membuka pintu kamarnya, mukanya memerah dengan nafas terengah-engah terlihat dari dada bidangnya yang bergerak naik turun, badannya yang basah berkeringat hanya mengenakan celana boxer penutup kontolnya yang jelas sekali besar menonjol menunjukkan keperkasaannya. Kondisi seperti apa lagi yang bisa ditunjukkan Zaki, pria playboy yang wajahnya mirip Rio Febrian itu tengah menyetubuhi gadis SMA yang baru beberapa minggu lalu jadi pacarnya saat tiba-tiba Devan menggedor pintunya.
"Apa yang kamu lakuin di rumah kosku Zak?" tanya Devan sambil menyeruak masuk di ikuti dengan teman-teman kosnya yang lain.

Gadis bernama Lusi yang kerap kali dibawa ke kamarnya itu nampak berdiri di samping ranjang tergopoh-gopoh mengancingkan pakaiannya, kondisinyapun tak jauh beda dengan Zaki, berkeringat hingga membuat rambut lurus sebahunya hampir basah, putingnya nampak jelas tercetak di seragam putihnya. Rupanya karena terburu-buru, membuat Zaki dan Lusi hanya sempat mengenakan pakaian seadanya, celana dan kaos Zaki masih berserakan di lantai, bahkan Lusi tak sempat mengenakan bra dan celana dalamnya. Gadis itu nampak ketakutan, mukanya pucat, badannya yang di balut kemeja putih dan rok abu-abu itu bergetar.
"Kalian berbuat mesum yah? Di rumahku ini. Iya Zak?" tegas Devan sambil mengambil celana dalam berenda milik Lusi yang berserak tepat di hadapannya.

Zaki bingung tak tau harus menjawab apa karena kondisi kamarnya memang demikian, dan yang lebih membuatnya bingung kenapa hal ini baru dipermasalahkan padahal hampir tiap hari dia mengajak cewek-ceweknya ke kamar dan hampir setiap kali juga mereka dientoti di dalam kamarnya. Tampang kesal dan bingungnya bergantian memandangi muka Devan dan teman-teman kosnya yang memasang tampang marah, hanya Lusi yang menunduk ketakutan di samping tempat tidur.

"Kamu pikir kosku ini hotel mesum apa? Kosku ini tempat baik-baik tau, kos mahasiswa untuk belajar, bukan kos mesum!" berang Devan memandang tajam Zaki dan Lusi bergantian.
"Kamu makin lama makin gak tau aturan!" lanjut Devan lagi.
"Bukan gitu mas... Saya..." kata Zaki pelan mencoba menjelaskan sesuatu.
"Kenapa? Kamu mau mengelak. Saya punya bukti Zak, HP ini sudah merekam semuanya!" ucap Devan sambil menunjukkan rekaman di HP yang digenggamnya.

"Tapi mas..." ujar Devan setelah melihat rekaman kegagahannya menggumuli Lusi, tubuh telanjangnya bergerak naik turun di atas tubuh telanjang Lusi. Kalau saja bukan rekaman dirinya, pasti dia bakal konak seperti saat menonton bokep yang jadi hobby nya, tapi kali ini benaknya menciut seketika karena yang ditonton itu rekaman dirinya.
"Bukan saya saja yang kamu rugikan Zak, tapi teman-teman kamu yang lain juga merasa terganggu, kamu pernah mikir itu gak?" sengaja hanya Devan yang tegas bicara karena dia sebagai pemilik kos jadi sudah lumrah dia mendisiplinkan anak kosnya.

"Jangan pikir karena membayar sewa lantas kamu bebas ngelakuin apa aja. Saya akan meng-upload ini langsung ke youtube biar tersebar sekalian."
"Mas.. Jangan.." sontak Zaki dan Lusi langsung terkaget, mukanya makin pucat ketakutan.
Devan tak menghiraukan ucapan Zaki dan Lusi yang memelas. Bahkan bapak kos muda itu menyerahkan cd Lusi ke genggamannya dan keluar dari kamar Zaki dan diikuti anak kos yang lain. Tapi Devan dikejar Zaki dan Lusi yang memohon mohon agar video mesumnya tidak disebar sebarkan.

Lalu Zaki dan Lusi sepakat untuk meminta waktu dan membicarakan masalah itu secara baik baik. Zaki dan Lusi meminta damai. Lusi menangis ketakutan dan merengek agar Zaki membujuk Devan untuk membatalkan ancamannya.
Lalu Devan menyuruh Zaki datang sendirian ke ruangannya. Lalu Zaki masuk ke kamarnya dan setelah membereskan kamarnya, dia berrgegas menuju ke ruangan Devan, bapak kosnya itu.
"Saya gak suka dengan sikap kamu yang jelas meremehkan saya, tapi keputusannya juga tergantung sikap kamu, gimana?" jelas Devan menjawab pertanyaan Zaki akan kemungkinan pembatalan penyebaran video mesumnya dengan Lusi itu.

"Please Dev. Tolong aku. Aku minta damai." pinta Zaki memelas memandangi bapak kosnya itu.
"Kamu udah keterlaluan Zaki. Dan di dunia ini tidak ada yang gratis," ucap Devan sengaja memancing kesombongan Zaki.
"Aku akan membayarnya, berapa yang Bapak Kos mau?" tawar Zaki.
"Itulah kebodohan kamu Zak, kamu menganggap semua bisa di beli dengan uang." ucap Devan.
"Nggak Mas, bukan itu." bela Zaki.

"Udahlah Zak, kau gak usah mengelak. Kita sudah lama kenal dan kita semua sudah tahu kau siapa. Kalau kau bisa membujuk cewek-cewekmu dengan uang, hal itu gak berlaku bagi aku. Keadilan gak bisa dibeli dengan uang Zak, jangan kau kotori rumah kosku ini dengan suapanmu. Bukti udah cukup kuat Zak, ditambah rekaman di hp ini, gak ada sela buat kamu." tegas Devan mulai muncul semangat jaksanya.
"Nggak Dev, bukan itu maksud aku. Anggap aja aku beli rekaman itu," ucap Zaki membela diri sekaligus berusaha membujuk.

‘Kamu arogan sekali. Mentang mentang kamu kaya ya.” ujar Devan.
"Ok! Ok! Sorry! Sorry mas... Apa yang Mas mau? Aku bakal lakuin apapun asal keep rekamannya.." ucap Zaki berusaha tenang dan menyerah.
"Hukuman! Kamu harus tetap dihukum Zak" ucap Devan sambil kembali bersandar di dinding.
Sejenak kamar kembali sunyi, Zaki dan Devan sibuk dengan pikiran masing-masing, setidaknya pura-pura memikirkan penyelesaian. Zaki masih berdiri putus asa di tengah kamar. Sementara Devan tengah sibuk mengup-load video mesum Zaki dan Lusi tadi secara diam diam.

"Ok kalau gitu! Aku punya usul Zak. Kamu harus pasrah dan mau aku apa-apain. Maka video kamu ma Lusi bakal nyebar?" ucap Devan dingin sambil mempermainkan panah mouse pc nya dan menunjukkan hasil up-load videonya.
"Apa! Hehe.. Mas becanda kan? Mas gak bener-bener mau menggagahi aku kan? Guys, kita sama-sama cowok, gak mungkin!" tanya Zaki dengan tawa garing benar-benar tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Kenapa nggak? Aku liat bokep kayaknya enak ngentotin pantat cewek, kamu juga punya pantatkan?" ucap Devan dingin.
“Ahhhh.. ga mungkin,” teriak Zaki.
"Tenang Zak, aku ada jalan lain, aku serahin kau ke RT dan polisi." ucap Devan mengeluarkan ide yang lain.

Mempermalukan diri dengan menyerahkan pantatnya dibobol Bapak kosnya, tak pernah terbesit dalam benaknya, membiarkan rekamannya tersebar sama saja dengan menghancurkan martabatnya sendiri juga keluarga besarnya dan Lusi sekeluarga, di arak orang sekampung juga sama ga enaknya. Terlebih jika masuk penjara dan diperkosa kumpulan penjahat-penjahat di dalam penjara.

"Gimana Zak? Aku tekan 'OK', kamu pasrah ama aku, atau kamu lebih milih di arak orang sekampung dan diserahin ke polisi. Sudah pernah dengar belum kalau orang di LP bakal pesta nerima penjahat kontol kayak kamu?" tanya Devan yang semakin membuat Zaki pucat.
Zaki berpikir keras untuk menemukan cara agar bisa menghindar dari pilihan but=ruk itu, tapi otaknya sudah buntu. Memang biasanya dia selalu bisa menemukan jalan untuk mendapatkan tubuh gadis-gadis yang diincarnya, jalan menghindar dari kecurigaan pacar-pacar yang mencium perselingkuhannya juga lancar muncul di otaknya, tapi sekarang otaknya mandul tak bisa menelorkan ide-ide cemerlang. Dia begitu kalut, wajah cantik Lusi yang pucat berurai air mata terbayang jelas dimatanya.

"Ok! Aku pilih opsi yang pertama!. Silahkan mas gagahi tubuh saya" tantang Zaki menatap nanar mata Devan sambil melepaskan kaos dan celananya, hingga telanjang bulat.
Rupanya dia telah kehabisan akal.
"Tidur di situ dan kangkangkan kakimu!" bentak pemilik kosnya dengan suara bergetar tegas sambil menunjuk ke ranjang.

Zakipun menurut merebahkan tubuhnya dan mengangkangkan kedua kakinya saat Devan menanggalkan kaos dan celana pendeknya. Jantungnya berdetak keras membayangkan kontol mas Devan yang akan mengobrak-abrik anusnya yang sempit. Devan sudah mendekati tubuhnya dan hanya melihati bongkahan pantatnya yang bulat sambil mengocok kontolnya tapi tak juga menyentuh tubuh Zaki, dipandangnya cowok berbadan kekar penuh otot yang membuat hatinya semakin menciut.
"Ayo mas tunggu apa lagi?!"tanyanya sudah tidak sabar, bukan tak sabar menginginkan kontol Devan menembus pantatnya tapi tak sabar ingin segera menyelesaikan urusannya ini.
"Sabar dong Zak, nafsu banget kamu.."goda Devan sambil membelai paha kokohnya terkangkang lebar yang langsung disusul tawa ngakak pria-pria lain yang juga harus dipuaskannya malam ini.
"Mas! Mas! Licinin dulu dung, pantatku kan bukan memek yang bisa keluarin pelumas!" Zaki panik ketika Devan baru saja hendak mencobloskan kontolnya.

"Plin plan kamu. Tadi maunya cepet sekarang lain. Sini jilat kontolku biar licin." ejek Devan sambil naik ke ranjang dan menyodorkan kontolnya yang sudah siap menghunus.
"Pake lotion aja mas, masak aku disuruh ngemut kontol cowok sih."protes Zaki, dendamnya semakin membara mendengar permintaan Devan yang semakin ngelunjak.

"Banyak omong! Buka mulutmu!" bentak Devan sambil mencengkeram dagu Zaki memaksa mulut Zaki terbuka dan langsung di sarangkan kontolnya ke dalam mulut di depannya.
"Aduh! Jangan kena gigimu goblok!" protes Devan ketika gigi Zaki menyakiti kontolnya.

Cerita selengkapnya
https://karyakarsa.com/ACDC

KUMPULAN CERITA GAY ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang