Warning Typo📌
📍Chapter Berantakan
Perlahan bang Devan mengulurkan tangannya, ingin menerima paper bag tersebut sebelum teriakan seseorang terdengar di heningnya malam.
“Dinda!!”
***
Ibu dan anak itu menoleh, menatap seorang lelaki yang berjalan sempoyongan menuju kearah mereka, dengan sebotol minuman keras yang digenggam. Dinda membolakan matanya melihat suaminya semakin berjalan mendekat kearah mereka, kenapa suaminya ada disini?. Sedangkan bang Devan memandang geram pada sang papa yang selalu saja menganggu ketenangannya.
“heh?! Kamu!” papa menodongkan sebotol minuma keras itu pada bang Devan
“uang! Lo punya uang nggak! Buruan!” teriakan papa semakin terdengar jelas, jika seperti itu para tetangga akan bangun
Farel yang mendengar teriakan dari depan rumah menjadi penasaran, siapa sebenarnya yang bertamu, mengapa teriak-teriak seperti itu? Tapi, jika Farel tidak salah itu seperti suara papa Harris.
Benar saja, saat Farel menyembulkan wajahnya keluar, ada papa Harris juga mama Dinda di depan rumah.
“nggak! Aku nggak punya uang”
“kamu jangan kurang ajar!” papa Harris jelas tersulut emosi mendengar penolakan yang diutarakan bang Devan
Papa Harris yang berada dibawah pengaruh alcohol mengangkat sebotol minuman keras yang sedari tadi dia pegang, mengarahkannya pada bang Devan yang menatapnya tanpa rasa takut.
Prakk
Prangg
Farel menyembunyikan tubuhnya di balik tembok, sesaat sebelum suara pecahan itu terdengar jelas pada rungunya. Tubuh pemuda itu bergetar bukan main, dengan telingan yang ditutupi dengan kedua telapak tangannya, mencoba menyingkirkan suara bising yang masuk dalam pendengarannya
“stop mas!”
Botol itu tidak mengenai bang Devan, mama Dinda maju dan menangkis botol minuman keras yang sekarang sudah tergeletak pecah.
“dia anak kamu!” mama Dinda mencoba menyadarkan perlakuan suaminya yang terlewat batas, “dia! Bukan! Dia bukan saya!” jawab tegas papa Harris
“mau sampai kapan mas kamu nolak mereka?”
“sampai mati pun mereka bukan anak aku! Anak aku bukan mereka!”
Mama Dinda menghela nafas panjang, matanya menutup mendengar jawaban suaminya barusan, meski terasa sakit tapi ucapan papa Harris memang benar adanya, tidak ada salahnya jika papa Harris menerima mereka, sebagai anak kandung, tapi dia enggan.
“mas, kita pernah obrolin ini sebelumnya-“
“apa hah?! Obrolin apa? Tentang anak-anak itu? jika kau mau anak-anak itu menjadi anakmu silahkan! Tapi aku nggak mau menganggap mereka sebagai anakku! Bukankah dulu aku sudah mengatakan ini padamu?!”
Mama Dinda hanya mampu terdiam mendengar ucapan suaminya, dulu mereka telah membicarakan ini dan Harris menolak mereka sebagai anaknya, namun jika mama Dinda ingin mengakui mereka sabagai putranya, papa Harris beri izin.
“dari dulu aku sudah katakan padamu Dinda! mereka bukan anakku-“
“stop! Aku nggak butuh pengakuan kalian! Aku bisa hidup sendiri dengan adikku, ada atau tidak adanya orang tua aku akan tetap hidup!” bang Devan berteriak murka pada kedua orang yang kini memandangnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarezel
Fanfiction📍END Tentang Alfarezel Gloire Arsyanendra yang menjalani hidup sebagai Farel Gibran. (Senin, 08/08/2022) #6 taehyung dari 60,2 Rb cerita #3 penggemar dari 2,4 Rb cerita (01/08/2022) #Draf Sampul #pinterest