Warning Typo📌
“Farel!”
Baru ingin mengayuh sepedanya menjauh dari gerbang utama sekolah, suara dari belakang lebih dahulu terdengar, Farel sangat kenal siapa pemilik suara ini. Tanpa menoleh terlebih dahulu, Farel turun dari sepedanya.
Brukk
Sebuah buku tebal mendarat dihadapan Farel saat pemuda itu membalikkan badan, tanpa melihat pun Farel tau siapa pelakunya. Cucu pemilik sekolah, Raffa Nalendra Hamizan.
“kerjain PR gua, untuk halamannya udah gua tandain!” Raffa dengan nada sombongnya berucap, menatap remeh pada Farel yang tengah mengambil buku yang terjatuh tadi
“gua nggak mau tau!! besok harus selesai!!”
Farel menghembuskan nafasnya panjang, sudahlah dia tak ingin melawan, dia juga tengah buru-buru datang bekerja, nanti yang ada malah telat.
“jawab gua! Jangan pura-pura nggak denger!!”
Farel mengangguk, “iya, gua denger, gua bakal selesain tugas lo kok, tenang aja”
Raffa tersenyum puas mendengar jawaban dari ketua osis itu, masa bodo dengan nilainya yang ternyata hasil usaha orang lain, yang jelas malam ini dia bisa bermain PS dengann tenang.
“okey!”
Raffa kemudian berjalan pergi meninggalkan Farel, pemuda yang diperalat olehnya untuk mendapatkan nilai bagus, Raffa membuka pintu mobilnya dan menutupnya lumayan kencang.
“jalan pak! Dan jangan katakan apapun pada ibu!” perintahnya pada sopir yang mengantarnya sore itu
.
.
.Kakek Alby, bunda Alana, kak Faza, dan Aldevaro datang ke Caffe EL saat jam di dinding Caffe itu hampir menunjuk pukul 4 sore. Niko dan mba Salsa yang mengetahui kedatangan keluarga besar bos mereka memberi salam dan mempersilahkan anggota keluarga Arsyanendra agar masuk ke dalam caffe.
Bel di pintu berbunyi saat kakek mendorong pintu Caffe, bertepatan dengan Farel yang datang dengan sepedanya, nafas pemuda itu terlihat tak beraturan karena mengayuh sepeda dengan kencang, semoga saja asmanya tak kambuh. Farel kemudian masuk melalui pintu belakang caffe, mengganti seragamnya dan keluar untuk melayani pelanggan.
“el!”
Farel menoleh saat mba Salsa memanggilnya, berjalan mendekat ke arah mba Salsa, “kenapa mba?”
“tolong layani mereka ya, keluarga mba Faza, mba Salsa kebelet” ucap gadis itu terburu-buru, Farel mengangguk kemudian mengambil kertas dan bulpoint yang sebelumnya di pegang oleh mba Salsa
Setelah itu mba Salsa terlihat lari masuk ke dalam kamar mandi khusus karyawan, “mba Salsa ada-ada saja” lirih Farel melihat kelakuan teman kerjanya itu
Farel berjalan mendekati sebuah meja yang sudah terisi penuh, disana juga ada kakak bos cantik yang mengobrol dengan seorang lelaki tua.
“permisi, tuan dan nyonya” semua yang ada duduk mengitari meja tersebut sontak menoleh pada Farel yang kini tengah tersenyum tampan
“iya nak?”
“mungkin untuk melengkapi obrolan, tuan dan nyonya ingin sesuatu? Biar saya catat dan nanti saya antarkan” Farel berucap seramah mungkin
Melihat itu kakek Alby tersenyum lebar memperlihatkan kerutan yang memang sudah ada di wajah tuanya. Jarang-jarang kakek Alby tersenyum demikian, apalagi pada orang asing yang belum dikenalnya, sepertinya senyum Farel benar-benar mampu meluluhkan seseorang, kemarin kak Aldaffi sekarang kakek Alby.
![](https://img.wattpad.com/cover/310017991-288-k983677.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarezel
Fanfic📍END Tentang Alfarezel Gloire Arsyanendra yang menjalani hidup sebagai Farel Gibran. (Senin, 08/08/2022) #6 taehyung dari 60,2 Rb cerita #3 penggemar dari 2,4 Rb cerita (01/08/2022) #Draf Sampul #pinterest