hi guys, it's my birthday🤪
Karena aku ultah, jadi aku kasih bonchap, tapi jangan berharap tinggi sama chap ini yaa🤗
Farel Gibran, anak lelaki hebat yang sudah damai dengan masalahnya, dunia sudah merelakanya pergi, kini langit menjadi tempatnya bernaung. Anak lelaki hebat itu tak pernah sekalipun kesal menjalani hidup sebagai Farel Gibran, padahal seharusnya dia menjadi Alfarezel Gloire Arsyanendra, hidup pada gelimang kekayaan yang menyelimuti.
Farel pernah menulis pada sebuah kertas kecil, dibawah pohon beringin diujung hari, pada tanggal 12 September, tahun lalu. Bolpoint yang mengeluarkan warna biru itu Farel bawa menjejaki putihnya kertas.
>
Semesta,
Aku bukanlah lelaki hebat
Punggungku tak begitu kuat
Tangis kadang melekat
Tapi kenapa kau biarkan aku berkeliaran pada malam tanpa ujung
Pada jalan tanpa tujuan, pada lari yang tak pernah selesai
Aku lelah,
Aku menyerah,
Pada takdirku sendiri
<Mungkin saat itu Farel ada pada titik terendah meski bukan paling rendah, dirinya menangis sendirian dibawah lebatnya pohon beringin yang rantingnya menari mengikuti arus angin. Farel hanya anak lelaki biasa, yang hidupnya begitu terasa melelahkan.
Farel kecil hanyalah anak lelaki yang hidup bersama nenek dan kak Dev, nenek adalah wanita yang pertama kali Farel cintai, bisa dibilang nenek adalah wanita pertama, cinta pertama, Farel Gibran.
Nenek, tangannya sudah keriput, tubuhnya sedikit membungkuk, tapi senyumnya tak pernah surut. Nenek adalah wanita yang beberapa tahun lalu dititipi bayi oleh seorang lelaki yang tak dikenalinya, saat itu nenek hendak pergi ke pasar, melewati jalan kecil yang sepi bersama seorang anak lelaki digendongannya.
“tolong bawa anak ini, terserah mau kau apakan, tapi tolong bawa dia”
Lelaki yang membawa bayi Farel berucap dengan nafas yang tersenggal, nenek mengernyit heran, banyak pertanyaan yang akan keluar dari bibirnya, namun belum sempat berucap, lelaki itu segera memberikan bayi Farel pada nenek, sambil menoleh kesana-kemari.
“bayi ini akan dibunuh, cepat bawa bayi ini”
Mendengar itu nenek berlari membawa dua anak digendongannya, entahlah, padahal bisa saja nenek menolak, tapi melihat bayi tampan yang kini menggeliyat diatas kasur kecilnya membuat nenek tersenyum tipis, tiba-tiba saja ada rasa sayang yang tumbuh. Kini, nenek dengan tubuh rapuhnya harus mengurus dua orang anak lelaki yang bukan dari darah dagingnya atau pun cucunya.
Itu adalah pertemuan nenek dengan Farel, sejak saat itu nenek berjanji akan menjaga Farel juga Devan, bayi lelaki yang ditinggal begitu saja di depan rumahnya. Farel, sampai dimana dia menjumpai fakta kalau cinta pertamanya telah berhenti bernafas, tak sekalipun dia mengetahui kalau nenek bukanlah nenek kandungnya.
Sepeninggal nenek, Farel dan bang Dev hidup mandiri, mencari uang kesana kemari penuh dengan keringat. Hingga tiba-tiba, dua orang yang nenek perkenalkan sebagai orang tua bang Dev dan Farel datang ke rumah mendiang nenek, padahal sebelumnya mereka jarang sekali datang kesini. Semasa nenek sakit-sakitan pun kedua orang itu tak menjenguk nenek, bahkan sampai nenek meninggal pun mereka hanya datang dan duduk sebentar.
Yang membuat lebih kesal lagi, mereka terutama mama Dinda mengklaim semua yang ada di rumah itu menjadi miliknya, ya memang sih, mama Dinda adalah anak kandung nenek, tapi tetap saja, dahulu mereka seperti tak mengakui nenek.
Sedikit informasi yang bang Devan tau, papa Harris dan mama Dinda ini adalah orang kaya, sampai kemudian bayi mereka diculik, sampai saat itu perusahaan yang didirikan keduanya mulai mengalami kebangkrutan dan hancur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alfarezel
Fanfiction📍END Tentang Alfarezel Gloire Arsyanendra yang menjalani hidup sebagai Farel Gibran. (Senin, 08/08/2022) #6 taehyung dari 60,2 Rb cerita #3 penggemar dari 2,4 Rb cerita (01/08/2022) #Draf Sampul #pinterest