_________
____"AKHHHHH!" Ingatan soal kejadian kemarin sore muncul di kepala Raen. Dia mondar-mandir di kamar memikirkan harga dirinya yang hilang dan kemungkinan jika harus kembali bertemu dengan Galan.
Ckleck
Baru saja berharap mendapat ketenangan. Raen diserang sengatan canggung. Orang yang sedang dia pikirkan mendadak muncul di hadapannya. Tersenyum kikuk tanpa menawarkan masuk. Raen malah menutup pintu kosannya. "Bodoh, kenapa ditutup coba?!" Tanya Raen pada dirinya sendiri. Kembali membukanya dan tersenyum. Kelakuannya sangat mirip dengan orang tergajelas di dunia.
"Sorry, gua agak tipsy. Kenapa ada yang ketinggalan?"
"Oh god! Gua ga bisa masuk kelas sekarang. Nitip absen ya, Re! Gua mau lanjut sleeping cantik. Bye!"
Tersentak sebentar, Raen masuk melihat jam dan sialnya sudah menunjukkan pukul 9 pagi. "WHAT THE HELL GUA BELUM MANDI!!" Tanpa menutup pintu, Raen bergegas mandi meninggalkan Galan yang masih mematung di depan pintu kamar kosnya.
Ikut bolos mk pertama hari ini. Galan malah mengajaknya makan di kantin dan melupakan semuanya. "Ini baru hari pertama, tapi gua udah bolos. Aneh banget deh." Dibilang patuh dengan aturan adalah dirinya.
"Santai, lu masih punya 3 lagi buat bolos. Jadi sesekali buat ga masuk wajar."
"Iya sih, tapi harusnya ga ada." Jiwa perfectionistnya seketika muncul. Menimbulkan kekesalan yang aneh bagi orang lain.
Menyeruput jus mangga kesukaannya. Kepala Raen sedikit adem. Dia juga menunggu kedatangan Clara. Tapi sialnya, temannya itu membolos semua mk hari ini. "Wut, gua ganggu ga nih?" Bukannya fokus pada pembicara di sampingnya. Mata Raen malah menuju skateboard yang dibawa Edgar di tangan kirinya.
"Mau coba?"
"Kak, kayaknya ga ada yang ga bisanya ya?"
Edgar tertawa mendapat pujian dari perempuan di hadapannya. "Mungkin, gua ga terlalu peduli sih. Sore ini di taman kemarin kalau lu mau. Pacar lu?" Pertanyaan terakhir sengaja dibisikkan Edgar di telinga Raen tanpa terdengar mata yang terus mengintimidasinya sejak kedatangannya.
"Bukan, aku ga bisa janji."
"iMessage kalau bisa. Nomer gua kemaren udah lu simpenkan?"
"Udah kok, siap!"
Menjatuhkan skateboard yang dibawanya ke lantai. Edgar berseluncur dengan santainya, bahkan dia tidak takut mengenai keramaian yang dilewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELRAEN
FanfictionKisah remaja yang penuh rencana. Namun, semua yang direncanakan tidak berjalan sesuai rencana. Mempertaruhkan cinta dan perasaan demi sebuah cita-cita. Akankah, Raen mampu bertahan dengan permintaan Elizier untuk menunggunya?