23. Deja Vu

53 11 1
                                    

_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________
____




Edgar pikir ketua panitia ospek tidak mengetahui tingkahnya. Ternyata salah, laki-laki dingin yang selalu menunjukkan wajah tegasnya memanggil dua mahasiswi yang mangkir dan malah menikmati makanan di kantin. Ailean Baldemar, dengan tubuh tegapnya mengamati dua mahasiswi baru di hadapannya yang asik menunduk. "Cih, berani bertindak tapi tidak dengan bertanggung jawab? Apa kalian pikir ini masih di SMA? Pola pikiran yang kayak begini, harusnya ditinggalkan! Merasa dapat toleransi dari kakak tingkat satu. Bukan berarti kalian selamat dari 49 kakak tingkat panitia di sini."

Mencuri-curi pandang ke arah kakak tingkat di hadapannya. Malah membuat Raen seperti berhadapan dengan Rafe. Dua-duanya sangat ketus, dingin dan serius jika tidak mengenalnya. Sedangkan, Clara memutar bola matanya malas dan memfokuskan matanya pada nail art yang baru saja dia lalukan kemarin.

Jengah dengan kelakuan adik tingkatnya. Ada panitia perempuan yang membawa tisu basah, dan menghapus paksa make up tipis yang digunakan Clara. Cukup brutal dan banyak perdebatan. Menghasilkan, emosi Clara yang naik maksimal dan menatap penuh dendam kakak tingkatnya.

"Kamu juga bersihkan mukamu!"

"Saya, kak?" Ailean mengangguk dan memberikan satu lembar tisu basah untuk Raen. Dengan tangan ragu, Raen membersihkan wajahnya. Dia sudah berusaha setipis dan senatural mungkin. Tetapi, tetap saja dia ketauan.

"CEPET JAWAB! KENAPA SEGALA HAPUS SUNSCREAN? Kayaknya ini bener-bener kampus militer!"

Edgar yang menyaksikan dari jauh hanya menghela nafas berulang kali. Dia akan mendapatkan banyak teguran sebelum pulang. Karena menyelamatkan dua mahasiswa baru yang cukup di luar kendali. "BUKAN CUMAN SAYA YANG MENENTANG! KENAPA CUMAN KAMI YANG DIHUKUM!"

"Saya tau siapa saja orangnya, dan kita lihat saja dia bersenang-senang. Saya cukup adil. Terima kasih atas masukkannya."

Raen menatap ketua panitia di hadapannya. Auranya cukup mencekam, dan dia tidak tersenyum sedikitpun. Bergegas pergi begitu saja.

"Gua sumpahin lu susah dapetin cewek yang lu suka! Arghh, gua culun banget kalau ga pakai make up."

Pulang dari ospek, keduanya kembali ke kosan yang bersebelahan. Untuk pulang pergi, memang tidak terlalu jauh. Tetapi, akan menguras banyak energi. Oleh karena itu, Raen mendapat izin untuk mengekos. "Kalau gua benci banget sama dua orang. Nanti gua dapat karma suka dua-duanya ga sih?" Clara menggeleng tidak menyukai pikirannya. Sejak pulang, Clara memang memikirkan tentang perasaan benci yang akan berkembang jadi perasaan suka.

"Kalau lu suka, gua cuman bisa ketawa. Udah sana mandi dulu. Katanya gembel mau buru-buru pulang."

"Sekarang di dalam kamar. Jadi gembel adalah hal ternyaman. Btw, gua boleh liat cowok lu? Maaf kalau dadakan begini. Cuman penasaran aja. Soalnya lu dihadapan cowok ganteng, acuh banget."

ELRAENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang