Kisah remaja yang penuh rencana. Namun, semua yang direncanakan tidak berjalan sesuai rencana. Mempertaruhkan cinta dan perasaan demi sebuah cita-cita. Akankah, Raen mampu bertahan dengan permintaan Elizier untuk menunggunya?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_________ ____
"Hai, aku sengaja bawa ini buat kamu. Jangan lupa dimakan ya!" Di kantin dengan posisi Raen di samping Rafe tersenyum manis. Mengetahui ada perempuan yang berusaha mendekati sahabatnya. Arsen dan Reiga menelisik wajah keduanya bergantian. "Raen ngapa sih lu seneng banget?!" Ketus Arsen seakan dirinya cemburu.
"Kalau sahabat lu punya gebetan, masa marah? Lu berdua ga lagi mode saingankan? Jangan gitu ga baik!"
Reiga menghela nafas pelan. Sebenarnya, Raen tidak ingin makan semeja dengan ketiganya. Tetapi, Arsen memaksanya. Zoe Zefanya yang mengamati sekitar, paham maksud dari kedua sahabat Rafe tersebut. "Dia tim cheerleaderkan? Keren tau."
Rafe yang dibisikkan itu, menoleh tidak terima. "Gua harus suka karena dia tim cheerleader gitu?"
"Bukan gitu, tapi biasanya banyak cowok yang suka sama cewek cantik plus populer."
"Bukan berarti semua cowok kayak gitu, Raen!"
"Okay."
Tidak lagi menjodohkan Rafe, Raen sibuk melanjutkan makannya. Segerombolan tim basket memasuki kantin dan semua orang menoleh seakan bertemu dengan artis. "Galan?" Tanya Zoe yang menerka-nerka yang buat kehebohan. Galan Revian, laki-laki yang dikenal dengan kebaikan dan keramahannya. Dia itu sisi terbalik dari Rafe. Walaupun disukai banyak siswi di sekolahnya. Tapi belum satupun yang berhasil menjadikan Galan sebagai kekasihnya.
"Dia ngeliatin lu, Re!" Bisik Zoe heboh. Ingin rasanya Raen mengelak. Tapi saat ini mata keduanya sedang bertatapan. Bahkan Galan tersenyum kepadanya. Tidak sanggup untuk lebih lama bertukar pandangan, Raen memutuskan menunduk menutupi malunya. Untung saja, ketiga laki-laki di hadapannya sedang membicarakan sesuatu dengan fokus.
Raen berdiri untuk membeli minum, Zoe sengaja menitipkannya juga. "Beliin, tolong ya!" Memutar bola matanya malas. Raen berjalan menuju tempat minuman, tidak diduga ada Galan di sana.
"Bisa ga bawanya? Sini gua yang bawain!"
"Eh ga usah! Gua masih bisa kok. Btw, makasih tawarannya." Es teh yang telah dipegang Galan, diambil oleh Raen kembali.
"Hati-hati!"
Byurr
Es teh yang dia bawa jatuh ke lantai, begitupun dirinya. Pelaku yang menyandung Raen terkekeh senang. "Zoe, gua beliin lagi ya!" Mengetahui sahabatnya malah tidak enak kepadanya. Zoe menggeleng dan membantu Raen untuk berdiri. "Gua beliin lagi. Lu tunggu sini ya!" Menghentikan langkah Raen. Zoe mengajak sahabatnya untuk kembali ke kelas.