Kisah remaja yang penuh rencana. Namun, semua yang direncanakan tidak berjalan sesuai rencana. Mempertaruhkan cinta dan perasaan demi sebuah cita-cita. Akankah, Raen mampu bertahan dengan permintaan Elizier untuk menunggunya?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_________ ____
Rafe menganga tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya. "Siapa yang merencanakan hal seperti ini? Ini sama sekali ga sebanding. Ga adil!"
"Bang, jangan remehin kita. Walaupun kita muda, bukan berarti kemampuan kita ga sebanding!" Anak muda di hadapannya, mengatakan itu tanpa keraguan. Aura pemimpinnya sangat terlihat. Tidak ingin merusak harga diri dan kepercayaan dirinya. Rafe menyetujui pertandingan dengan anak SMP.
Arsen tidak percaya dengan pikiran Rafe. Sejak tadi dia mengatakan gerutu tidak terimanya dengan keputusan sahabatnya. "Kalau lu kalah, nanti harga diri lu yang terluka. Pikirin ini jauh-jauh, Rafe!"
"Gua baik-baik aja. Seperti yang dia bilang tadi. Bukan soal umur yang dipertanyakan di sini, tapi kemampuan."
Reiga yang dari gelisah hanya diam saja. Dia menghela nafas kasar melihat keras kepalanya Rafe malam ini.
Dinginnya malam, tidak menghentikan semangat dua orang yang berada di sirkuit itu melemah. Bahkan dingin malam ini, tidak lagi terasa dan berganti dengan api semangat yang keduanya milikki.
Rafe menatap lawannya sambil tersenyum. Tapi sepertinya ambisi lawan di sampingnya, tidak menyambut baik niat Rafe untuk menyapa dan menyemangati satu sama lain.
1
2
3
Bendera diangkat, dan kedua kuda besi tersebut melaju di atas aspal dengan kecepatan di atas rata-rata. Bisa Rafe perhatikan amarah bercampur ambisi dari lawannya yang melakukan segala hal demi kemenangan.
Dia tidak segan menendang motor Rafe yang sedang berbelok. Tetap bertahan, itu yang membuat lawannya semakin membara.
Untuk kedua kalinya, lawannya kembali bertingkah saat belokkan. Di mana motornya menyenggol motor Rafe. Riuh berisik penonton menambah tegang suasana. Rafe berhasil melaju, tetapi sayangnya lawannya terjatuh dengan motor yang terkena aspal.
Semua orang tau, ini bukan kesalahan. Karena lawannya sendiri yang membahayakan dirinya, tanpa berpikir panjang.
Kemenangan menjadi milik, Rafe. Tidak ingin kembali melukai anak SMP yang menjadi lawannya. Rafe menghampiri lawannya tersebut, yang tidak mengalami luka. Melainkan motornya yang penuh baret. "Gua akuin, kepercayaan dan nyali lu perlu diacungin jempol. Gua tunggu pertandingan selanjutnya. Kalau lu mau itu. Gua yakin lu bisa buktiin kemampuan lu nantinya."