Beberapa tahun kemudian
Rio sudah duduk di bangku junior high school sekarang, dan masih tidur dengan sang mama, Rio berubah jadi pendiam lagi, setelah kepergian Sohee dulu, di sekolah, ia memiliki teman bernama, Seulgi dan Jenno, hanya mereka yang mau berteman dengan Rio.
Sementara Seohyun sudah lulus kuliah dan mulai mengajar di salah satu universitas sebagai dosen.
Seulgi dan Jenno mengunjungi rumah Rio, dimana sang ayah masih berada di toko dan sang mama masih mengajar di kampus nya, mereka terheran melihat ruang bermain Rio yang berada di luar kamar nya.
"Kamu tidak memiliki ini di kamar mu sendiri?" Heran Seulgi, karena seperangkat ps, komputer game dan lain-lain milik Rio berada di luar kamar nya, Jenno ikut menatap aneh ke arah Rio, yang menggeleng bingung.
"Aku tidur dengan mama, jika aku bermain di dalam, itu akan mengganggu mama saat sedang bekerja nanti" jelas Rio, Seulgi dan Jenno pun saling bertatapan bingung.
"Kamu sudah junior high school Rio" Jenno tak habis pikir.
"Kenapa? Mama juga masih memandikan ku" Jenno dan Seulgi makin terbelalak dengan keanehan sahabat nya itu.
"Aku bahkan sudah mandi sendiri saat kelas satu" ujar Jenno
"Aku kelas dua" imbuh Seulgi.
"Harus nya kamu juga sudah mandi dan tidur sendiri Rio, bukan lagi dengan mama mu" Jenno.
Dan malam nya, Rio dan sang mama bersiap untuk tidur, Seo melingkarkan lengan kirinya diatas dada Rio, lalu jari nya memainkan daun telinga sang putra.
"Ma"
"Ya sayang?"
"Bukan kah, Rio harus nya sudah tidur sendiri?" Tanya nya ragu.
"Rio mau tidur sendiri?" Yang ditanya mengangguk.
"Rio tidak takut? Nanti kalau ada hantu bagaimana?"
"Rio bisa teriak memanggil mama"
"Kalau mama tidak dengar?"
"Ya Rio akan lari "
"Mama tidak tega"
"Pokoknya Rio mau tidur sendiri!"
"Baiklah, besok Rio tidur sendiri, sekarang tidur dengan mama dulu, ok?"
"Kemarilah, Rio pasti mau ini kan?" Seo lalu membuka beberapa kancing baju nya dan mengeluarkan payudara kanan nya untuk di kulum Rio, yaa, selama ini Seo membiasakan Rio untuk mengulum puting nya sebelum tidur semenjak Rio masih bayi, dan kebiasaan itu belum hilang sampai sekarang, meski tak keluar asi nya.
"Rio yakin bisa tidur tanpa menyusu pada mama?" Si bocah nampak berpikir, Rio melepas kuluman nya.
"Setelah Rio tidur, mama baru pindah" ide nya, ia lalu kembali mengulum puting sang mama.
Akhir nya, Seo pindah ke kamar Yoong, setelah belasan tahun lamanya menikah tapi tak pernah sekamar, sekarang mereka harus mulai membiasakan diri, kedua nya tentu canggung, tapi Yoong berusaha tenang.
"Hyunie"
"Ya oppa?"
"Boleh aku meminta hak ku sekarang?" Tanya Yoong, ia pikir, karena Seo mau sekamar dengan nya sekarang, jadi sang istri sudah bisa di sentuh.
"Ya oppa" terpaksa Seohyun pun menyetujui permintaan Yoong, karena ia pun juga sudah cukup umur sekarang, jadi ia bersedia di tiduri sang suami malam ini.
Pecah sudah perawan Seohyun malam itu oleh suami nya sendiri, dan keesokan hari nya, Seo ke kamar Rio untuk memandikan sang putra, jalan nya terlihat aneh, karena selangkangan nya masih perih akibat ulah sang suami semalam.
"Mama kenapa?" Tanya Rio cemas, melihat cara berjalan Seo yang aneh.
"Tidak" Seo tentu malu untuk mengatakan yang sejujur nya pada Rio.
"Mama yakin?" Desak sang bocah, Seo menatap Rio ragu.
"Apa yang bisa Rio bantu? Mama butuh sesuatu? Kaki mama sakit? Boleh Rio memeriksa nya?" Wajar seorang anak terlebih laki-laki mencemaskan mama nya.
"I-iya, ada yang sakit di tubuh mama" Seo menjawab ragu, jantung nya berdetak cepat.
"Coba Rio lihat, biar Rio obati nanti" polos nya, Seo pun mulai membuka rok dan celana nya, Rio tak terkejut, karena ia biasa melihat sang mama berganti baju selepas mandi di hadapan nya, Seo lalu berbaring diatas ranjang Rio, dan membuka kedua paha nya, Rio tak merasakan apa-apa.
"Coba lihat di sini" tunjuk Seo ke arah vagina nya, Rio pun menunduk kearah selangkangan sang mama dan melihat nya.
"Kelihatan tidak?"
"Tidak"
"Coba buka dengan tangan mu" Rio pun membuka vagina sang mama dengan kedua ibu jari tangan kanan dan kiri nya, nampak lah ada yang bengkak dan memerah di sana.
"Yaa, ada yang bekas darah mama di sini" Rio berusaha menyentuh milik sang mama dengan ujung jari telunjuk nya.
"Aawww. . ." Rintih Seo, pinggul nya terjengkit kaget.
"Rio ambil obat dulu di dapur" pamit nya.
"Jangan" Seo menahan tangan kanan Rio.
"Ini harus diobati ma"
"Rio bisa melakukan nya tanpa obat"
"Bagaimana caranya?"
"Saliva manusia itu mengandung zat anti biotik, agar luka mama tidak semakin parah, cukup di beri anti biotik, coba Rio lakukan" modus Seo.
"Baik lah" Rio percaya dengan kata-kata sang mama, ia lalu tengkurap dan menempatkan wajah nya di sela-sela kedua paha Seo, Rio membuka vagina sang mama, dan tanpa ragu menjilat dengan ujung lidah nya.
"Aaaakkkkhhhh. . . " Seo mendesah nikmat, kedua tangan nya memainkan rambut Rio.
"Yesss. . . Di sana Rio. . . Aaaakkkhhh. . ." Suara desahan sang mama membuat Rio merasakan sesuatu, desiran di dada dan milik nya yang menggeliat.
"Sebentar lagi sayang, nah, jilat terus di bagian itu" rancau Seo di tengah libido nya.
"Rioo. . . . Aaaakkkkhhh. . ." Seo orgasme, cairan kental keluar keluar dari dalam vagina nya.
"Apa ini ma?" Tanya Rio.
"Mungkin itu racun yang keluar setelah di beri anti biotik" jawab Seo tanpa dosa, Rio pun berdiri, ia menggaruk selangkangan nya yang gatal karena milik nya berdiri, dan Seo di buat tak berkedip menatap celana Rio yang membentuk penis menegang.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Glasses
Fanfictiontentang Rio yang terjebak dalam situasi mother complex, lalu di pertemukan dengan gadis lugu berkacamata Kim Rosseane