41. Menantu Kesayangan

1.2K 214 13
                                    

Sudah tiga hari ini, Rio menginap di rumah Rose, ia masih belum mengatakan apa-apa pada Rose, dan appa Kim masih tidak mengijinkan Rio sekamar dengan Rose, jangan kan sekamar, menempati kamar tamu saja tidak boleh.

Rio meringkuk di atas selimut yang juga ia gunakan sebagai alas tidur nya, tidur nya nampak gelisah, saking lelah nya.

"Haachoo. . ." Rio mulai bersin, ia menggosok-gosok hidung nya.

"Haachoo. . . " dan kembali bersin untuk kesekian kali nya, seseorang terbangun, ia berdecak kesal mendengar suara bersin Rio yang mengganggu, dia lah appa Kim, Rio tak mendengar mertua nya terjaga, setelah dari dapur, ia pun menyusul Rio.

"Duduk!" Ketus nya, Rio menoleh, mengetahui itu suara sang ayah mertua, ia pun segera duduk.

"Ini minum" appa Kim menyodorkan air herbal untuk menghangatkan tubuh Rio, ia terlihat kasar, dan marah, tapi di balik segala sikap dan sifat nya yang seperti itu, ia menyimpan rasa peduli pada Rio.

"Kemarikan kaki mu" ujar nya lagi, appa Kim menyentuh telapak kaki Rio yang memang sangat dingin, ia lalu membaluri nya dengan minyak obat dan mengurut nya.

"Aawww. . . Appa. . . Appa. . . Ini sakit" rintih Rio mengerang kesakitan.

Plak

Appa Kim memukul kaki Rio agar ia tak banyak bergerak.

"Jangan banyak bergerak, ini karena kamu kelelahan" omel appa Kim.

"Makanya jangan sok kuat, anak kota seperti mu tidak akan sanggup menjalani kehidupan sebagai petani seperti kami" appa Kim terus mengomeli Rio, mendengar suara kesakitan suami nya, Rose pun terjaga, ia membuka sedikit pintu kamar nya mengintip apa yang terjadi di luar, rupanya sang ayah tengah memijat kaki Rio, sambil memarahi nya, ia terharu tapi juga iba, melihat wajah lucu Rio menahan sakit, Tiffany menggeleng dengan kelakuan suami nya itu, Jisoo menutup mulut nya sendiri agar tawanya tidak terdengar dari luar, rupanya suara keributan antara appa Kim dan Rio mampu membangunkan seluruh penghuni rumah, tapi tak ada yang berani keluar, dan lebih memilih untuk mengintip nya dari dalam kamar masing-masing.

"Sudah selesai, masuklah ke kamar istri mu" bentak appa Kim.

"Ne appa, terima kasih" jawab Rio, tapi ia masih ditempat nya duduk, karena sungkan pada sang ayah mertua, dalam hati ia tentu ingin bersorak tapi malu.

"Tunggu apalagi? Tunggu appa berubah pikiran?!" Hardik appa Kim.

"Tidak appa" sahut Rio cepat, ia segera berdiri dan membuka pintu kamar Rose tanpa mengetuk, appa Kim pun juga lantas kembali memasuki kamar nya, pecah sudah tawa Jisoo, ia terbahak sendiri di dalam kamar nya, Tiffany pura-pura tertidur, tapi saat sang suami menyusul nya, ia langsung memeluk Taeyeon, merasa bangga pada sang suami yang akhir nya mau menerima Rio menjadi menantu nya.

Rose mundur, ia tersenyum lucu menatap Rio yang masuk ke kamar nya dengan wajah ketakutan.

"Kamu belum tidur?" Heran Rio, Rose menggeleng.

"Appa menakutkan" adu Rio serius.

"A-appa hanya gengsi untuk menunjukan rasa peduli nya pada oppa" kata Rose.

"Bisa tidak jangan tergagap saat bicara dengan ku?" Pinta Rio.

"A-aku tidak bisa" jawab Rose putus asa, mungkin karena ia masih sungkan pada Rio, sebab meski menikah, mereka jarang terlibat obrolan, jadi belum terbiasa, Rose mengechek suhu tubuh suami nya itu dengan punggung tangan nya

"O-oppa demam, ayo segera istirahat" ajak Rose mengalihkan pembicaraan, mereka menempati kasur sempit Rose untuk tidur berdua.

Mereka berbaring miring dan Rose memeluk Rio dari belakang, karena suami nya itu menggigil kedinginan, Rose terjaga karena suhu badan Rio tak kunjung menurun, meski appa Kim sudah memberi nya air minum herbal dan minyak penghangat di kedua kaki Ri...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berbaring miring dan Rose memeluk Rio dari belakang, karena suami nya itu menggigil kedinginan, Rose terjaga karena suhu badan Rio tak kunjung menurun, meski appa Kim sudah memberi nya air minum herbal dan minyak penghangat di kedua kaki Rio, padahal yang sakit malah tertidur pulas

Menjelang pagi, Rose akhir nya tertidur, suhu tubuh Rio juga berangsur menurun.

"Jangan di bangunkan, hari ini kita hanya membersihkan ladang sisa panen kemarin saja, biarkan mereka istirahat" ujar appa Kim pada Jisoo dan Fanny eomma, agar tak membangunkan Rio dan istri nya, padahal, baru semalam ia mengomeli Rio, sekarang tidak boleh di bangunkan.

Rio akhir nya terbangun, dan dia tak menemukan sang istri bersama nya, ia pun segera berdiri untuk ke kamar mandi, dan rupa nya Rose sedang menyiapkan sup ayam buatan eomma, ia tengah menghangatkan nya, untuk di hidangkan sebagai menu sarapan suami nya.

"Rose" panggil Rio.

"O-oppa sudah bangun? Tunggu sebentar ne, sarapan nya sebentar lagi siap" beritahu Rose, ia segera menyiapkan air herbal untuk Rio sebelum ia makan.

"Aku mau menyusul mereka ya?" Ijin Rio.

"T-tidak perlu oppa, appa tidak mengijinkan nya, mereka hanya membersihkan kebun sisa panen tomat kemarin" Rose mengechek lagi kening sang suami dengan punggung tangan nya dan sudah tak demam lagi, appa benar, Rio tak terbiasa bekerja yang berat-berat, jadi saat kelelahan, ia pun tumbang.

Sementara di Seoul

Seo berada di rumah sakit jiwa, ia berubah menjadi pendiam, tidak mau bicara, dan tanpa ekspresi, segala bentuk pengobatan ia tolak, dan Yoong dengan setia nya, mengunjungi sang istri setiap hari, meski setelah pulang ia akan menangisi nya, siapa yang rela melihat istri nya di rumah sakit jiwa, terlebih wanita itu sudah menemani hidup nya selama tiga puluh tahun.

Beruntung ada Yuri dan keluarga nya, yang menjadi tempat Yoong bergantung sekarang, Somi jadi tak begitu murung karena ada Jessica yang sudah seperti eomma nya sendiri, dan Jennie sebagai pengganti Rio.

#TBC

Girl With GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang