BONUS

1.6K 182 37
                                    

Di saat teman-teman seusianya sibuk kuliah, Rose malah sibuk mengurus anak-anak dan suami nya, serta sang mertua juga ipar nya Somi, yang sudah duduk di bangku junior high school.

Rio keluar dari kamar Woonyoung, si bungsu sudah berusia enam bulan sekarang, ia baru saja terbangun, dan karena sang mama sedang sibuk menyiapkan sarapan, jadi Rio lah yang mengasuh nya untuk sementara, Rose mengambilkan sarapan untuk Yoong, dan Kai, Rio pun menghampiri meja makan.

"Oppa sarapan dulu ya, Woonyoung biar dengan ku" ujar Rose.

"Tidak, kamu saja yang sarapan dulu" tolak Rio, Rose tentu tak berani menolak tapi juga sungkan, sang suami terus menatap nya, dan itu membuat Rose takut, akhir nya ia pun mengambil nasi dan lauk nya, lalu menyuapi Rio, mereka makan sepiring berdua, sang putri menatap penuh tanya pada ayah nya, mulut nya ikut bergerak seolah mengunyah makanan, Rio pun tak tahan, ia gemas sendiri

"Woonyoungie juga lapar ne?" Tanya Rio.

"Woonyoungie mau nasi nya oppa?" Kai menawarkan nasi nya pada sang dongsaeng, yang lain pun tertawa dengan kepolosan si sulung yang sudah duduk di bangku taman kanak-kanak itu.

"Tidak Kai, dongsaeng mu belum boleh makan nasi" beritahu Rio pada putra nya.

"Kenapa belum boleh pa?"

"Karena dia belum punya gigi" jelas Rio.

Setiap hari, Kai dan Somi akan ke sekolah dengan di antar oleh Minho, supir lama keluarga Im, ia juga yang akan mengantar Rose bepergian saat Rio sibuk bekerja.

Perusahaan Rio berkembang pesat, jumlah eksport dan import barang nya meningkat tajam, karena perekonomian kembali meningkat, daya beli masyarakatpun bertambah, jadi Rio butuh beberapa pegawai baru untuk mengisi posisi yang di butuhkan, ia pun ikut sibuk menyeleksi calon-calon pegawai nya di bagian HRD, Rio hanya mengawasi jalan nya proses rekruitmen pegawai.

Rose siang itu diantar Minho ke kantor suami nya, karena Woonyoung baru saja mendapatkan suntik imunisasi, jadi ia agak rewel sekarang, dan karena dia dekat dengan sang ayah, Rio lah yang biasanya bisa menenangkan sang putri, Rose duduk di bangku yang ada di lobby, menunggu sang suami datang, sambil menggendong Woonyoung, tak lama, dua orang gadis pun datang, sambil membawa map.

"Rose" kaget salah satu gadis yang tak lain adalah Joy, yang di sapa pun terkejut, perasaan Rose mulai tak enak, mengingat dua orang ini adalah dulu yang sering merundung nya di kampus.

"Kamu keluar dari kampus hanya untuk jadi pengasuh?" Tanya Yeri mengejek.

"Tidak, dia putri ku" jawab Rose sedikit kesal.

"Ah, aku tahu, kamu menjadi single mother dan ingin melamar pekerjaan di sini bukan?" Tebak Joy sok tahu.

"Percuma, perusahaan oppa hanya akan menerima lulusan kampus terbaik seperti kami, pergi sana, sebelum bagian HRD mempermalukan mu nanti" usir Joy, Rose mendengus kesal, kedua gadis tadi terkekeh senang sambil berjalan menuju lift untuk ke bagian HRD.

Rio pun menghampiri sang istri, ia melihat Rose menggerutu kesal.

"Sayang, ada apa?" Tanya Rio, ia lalu mengambil alih Woonyoung dari gendongan sang mama, Rose lalu mengadukan perbuatan Joy dan Yeri tadi pada Rio, yang jengah sang istri selalu di bully bahkan saat ia sudah tak kuliah disana lagi.

"Ayo, kita beri mereka pelajaran" ajak Rio, ia menggandeng tangan sang istri sambil menggendong sang putri.

Di bagian HRD, banyak para pelamar kerja sedang menunggu test wawancara, mereka duduk di lorong kantor, untuk dipanggil satu per satu.

"Saat nya kamu membalas perbuatan mereka selama ini, jangan takut, lakukan apa yang ingin kamu lakukan, aku mendukung mu" ucap Rio pada Rose, mereka sudah di bagian HRD dan melihat para pelamar kerja yang sedang berharap-harap cemas.

"Mohon perhatian nya" ujar Rio, semua perhatian pun kini tertuju pada nya.

"Oppa" sapa Joy percaya diri, merasa sok kenal dan sok akrab dengan sang pemilik perusahaan, tapi Rio mengacuhkan nya, karena ia memang tidak mengenal Joy.

"Saya adalah pemilik perusahaan ini, yang sedang mencari pegawai untuk beberapa posisi yang akan mendukung kemajuan perusahaan kami, maka dari itu, kami akan memanggil dua orang. . ."

"Kami kan oppa?" Joy langsung berdiri, ia menarik tangan Yeri untuk untuk ikut berdiri, Rio pun semakin kesal karena ucapan nya di potong.

"Biar istri saya yang melanjutkan nya" kata Rio, ia menarik tangan Rose yang bersembunyi dibalik punggung nya, Joy dan Yeri terbelalak tak percaya.

"Istri?" Gumam mereka terkejut bukan main.

"Yaa, saya Rosseane Im, istri Im Limario, ingin mengatakan bahwa, perusahaan suami saya tidak membutuhkan pegawai seperti kalian" tunjuk Rose pada Joy dan Yeri, kini mereka yang jadi pusat perhatian.

"Kami butuh pegawai dengan kepribadian yang baik, bukan seorang pelaku perundungan seperti kalian" lanjut Rose, yang lain langsung saling berbisik membicarakan Joy dan Yeri, kedua gadis itu menunduk malu tentu nya, karena mendapatkan serangan balasan bertubi-tubi dari Rose, pertama Rose yang kini tampilan nya berubah sangat anggun serta cantik,kedua bahwa ia adalah istri Rio, dan ketiga adalah pengusiran Rose.

"Kami butuh pegawai dengan kepribadian yang baik, bukan seorang pelaku perundungan seperti kalian" lanjut Rose, yang lain langsung saling berbisik membicarakan Joy dan Yeri, kedua gadis itu menunduk malu tentu nya, karena mendapatkan serangan bala...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tingglkan ruangan ini, kalian tidak layak bahkan untuk sekedar menyerahkan surat lamaran sekali pun" usir Rose tegas dan percaya diri.

Sudah sepantas nya, Joy dan Yeri mendapatkan pembalasan sekarang, dan itu tak seberapa dibanding dengan apa yang sudah mereka lakukan pada Rose dulu, setelah mengusir nya, Rio dan Rose pun berjalan meninggalkan lorong ruang HRD, Woonyoung tertidur di bahu sang ayah.

"Aku mencintai mu" ucap Rio pada Rose, diakhiri kecupan di pipi kiri nya.

H A B I S

Setelah ini, doakan Lisrene bisa di up, doain ya, ngga enak banget sakit tuh.

Girl With GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang