40. Meyakinkan Appa Kim

1.2K 216 12
                                    

Mendengar suara mobil datang, appa Kim pun terbangun, ia keluar mengechek dari pintu gerbang kayu rumah nya, dan mendapati Rio berdiri di samping mobil nya, appa Kim langsung memasang wajah tak suka nya, berbalik hendak meninggalkan Rio tanpa meminta nya masuk lebih dulu.

"Appa, Rio mohon, tolong beri kesempatan untuk Rio menjelaskan nya pada appa" melas nya, appa Kim pun menghentikan langkah nya, ia memberi kode pada Rio agar masuk bersama nya.

Mereka berdua duduk di ruang keluarga, tak ada minuman atau suguhan lain nya karena hanya ada appa saja, Rose, eomma dan Jisoo sudah tidur.

"Maafkan Rio appa, maafkan Rio" yang langsung bersujud di hadapan appa Kim, ayah Rose itu kebingungan.

"Separah apa masalah kalian? Kenapa meminta maaf pada ku?" Bingung nya, yang appa tahu, Rose dan Rio sudah putus hubungan.

"Rio kemari untuk menemui Rose appa, dan membawa nya kembali"

"Kalian hanya berpacaran, kamu tidak bisa sembarangan membawa nya kembali" marah appa Kim.

"Itulah kenapa Rio meminta maaf pada appa"

"Karena sejujur nya kami telah menikah"

Duar

Pengakuan Rio membuat appa Kim kecewa tentu nya, ia sakit hati, sebagai ayah, tak mengetahui jika putri satu-satu nya telah menikah tanpa sepengetahuan nya.

"Aku tidak percaya" appa Kim menolak menerima kenyataan, Rio lalu membuka ponsel nya dan menunjukan foto pernikahan nya dengan Rose, ia langsung menarik nafas dalam-dalam, hati nya terasa sesak, menahan tangis.

"Tidak mudah bagi Rio untuk melepas Rose begitu saja appa, karena dia milik Rio sekarang" appa Kim tak menjawab, ia pergi begitu saja meninggalkan Rio di ruang tamu, kembali menyusul sang istri.

"Appa bicara dengan siapa?" Tanya Tiffany yang terjaga karena pergerakan sang suami.

"Rio" jawab appa Kim singkat, Tiffany langsung terbangun.

"Biarkan dia tidur diluar" ketus appa Kim, ia memunggungi sang istri sambil terisak lirih, Tiffany pun segera memeluk nya dari belakang.

"Ternyata mereka sudah menikah Fanny-ahh, tanpa menunggu restu dari kita" adu Taeyeon sakit hati.

"Tae, bukan kah kamu sendiri yang mengatakan nya, apa pun akan kamu pertaruhkan asal Rose bahagia bukan, dan benar kan, Rio adalah kebahagiaan Rose, meski mereka sedang bertengkar sekarang" tutur Tiffany sambil mengusap-usap dada suami nya.

Rio tertidur dengan meletakan kepalanya diatas meja ruang tamu, satu per satu, keluarga itu terbangun, Jisoo hendak membangunkan Rio agar pindah ke kamar, tapi appa Kim melarang nya

"Biarkan saja dia di situ" tegas nya, Rose yang mendengar suara sang ayah pun keluar, ia terkejut mendapati suami nya tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya berada diatas meja, ia pun kembali masuk ke kamar, dan mengambil selimut nya untuk menutupi punggung Rio yang mungkin kedinginan.

Mendengar aktivitas di rumah Rose, membuat Rio terjaga, ia terbangun, dan Rose rupanya memperhatikan dari ruang makan, ia lalu berdiri.

"O-oppa, ayo bersihkan diri mu, setelah itu aku siapkan sarapan" ajak Rose lembut meski ia masih tergagap saat bicara dengan suami nya, Rio pun menuju ke kamar mandi di luar rumah, untuk membersihkan diri, lalu sarapan, hanya ada mereka berdua di rumah itu.

"Yang lain kemana?" Rio celingukan mencari appa, eomma dan Jisoo hyung.

"M-mereka di kebun" jawab Rose.

"Aku boleh membantu mereka?" Tanya Rio, Rose mengangguk.

Selesai makan, Rose mendadani sang suami dengan baju berkebun milik appa Kim, lengkap dengan sepatu karet, topi lebar dan kaus tangan, Rio menyusul Jisoo, eomma yang melihat nya pun terpingkal, karena Rio nampak kaku dan tidak pantas, mungkin karena tidak terbiasa.

"Hyung" sapa nya pada Jisoo yang terpingkal.

"Siapa yang memakaikan mu baju itu?" Tanya Jisoo, Rio menatap badan nya sendiri dan tak merasa ada yang aneh akan hal yang memancing tawa Jisoo dan sang eomma.

"Rose" jawab nya polos, Jisoo makin terbahak, appa Kim menatap tak suka melihat baju nya nampak kekecilan di tubuh Rio yang tinggi besar, Rose ikut terkekeh dari teras belakang rumah mereka, kedatangan Rio mampu menghadirkan senyum lagi di bibir nya, meski ia tak tahu apa maksud dan tujuan Rio mendatangi rumah nya.

"Ayo" ajak Jisoo, ia mengajari Rio untuk mengambil daun sayur yang rusak, sambil mencabuti rumput gulma agar tak mengganggu.

"Menjadi petani sangat melelahkan ya hyung?" Ujar Rio.

"Yaa, pekerjaan kami berat, tapi aku menyukai nya" balas Jisoo.

"Besok tomat di sana saat nya di panen, mau ikut dengan ku?"

"Kemana hyung?"

"Mengantar nya ke pasar"

"Tentu" Rio sangat antusias, ia tak berjanji apa-apa pada appa Kim, tapi ia menunjukan keseriusan nya dengan membantu keluarga itu di kebun.

Bahkan membantu Jisoo memanen tomat, saat ia, bersama appa, dan eomma menata tomat tadi, Jisoo meminjam mobil ke rumah tuan Jeon, Rose menatap iba sang suami yang tak biasa bekerja keras, kini harus berpeluh ria, dan mengangkat keranjang sayur dari kebun untuk di muat ke dalam mobil

"Appa di rumah saja bersama eomma, biar Rio dan hyung yang mengantar nya ke pasar" kata Rio pada appa Kim, nafas nya ngos-ngosan tapi ia seperti tak punya lelah, Taeyeon terdiam, dan  menurut saja, Rio memasuki mobil bersama Jisoo yang mengemudikan nya menuju pasar.

Rose dan sang ibu pun memasak makan malam, sambil menunggu Jisoo dan Rio pulang, sedangkan appa Kim duduk di teras depan.

"Rose, apa pekerjaan Rio di kota?" Tanya Tiffany, Taeyeon menguping pembicaraan kedua wanita nya di dapur.

"Oppa mempunyai perusahaan sendiri eomma, yang mengharuskan dia bekerja seharian di dalam ruangan ber AC, kadang sampai bepergian ke luar negeri" jawab Rose.

"Kasihan dia, di sini harus mengangkat yang berat-berat dan berpanas-panasan" ujar Tiffany.

"Tapi seperti nya oppa suka di sini eomma" tebak Rose, suara tawa Jisoo terdengar, ia memboncengkan Rio dengan sepeda sang ayah yang tadi ia tinggal di rumah tuan Jeon, Taeyeon menatap dua pria muda itu, Rio tampak  sedang berbicara, entah apa yang mereka bahas tapi yang jelas Jisoo tak berhenti tertawa.

"Rasanya aku seperti memiliki dua anak laki-laki" gumam nya tanpa sadar.

"Dan dua lebih baik dari pada satu kan" timpal Tiffany, appa Kim terkejut, ia lalu menggerutu sambil memasuki rumah.

#TBC

Girl With GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang