Rio masih tinggal dengan orang tua nya, meski ia sudah kaya raya, tentu saja karena Seo tak mengijinkan si sulung tinggal sendiri.
"Oppa, Somi mau ini" si bungsu mengganggu oppa nya yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya di rumah, Somi menyodorkan jelly yang ia ambil dari kulkas, Rio pun membuka kan nya.
"Aaak. . ." Interuksi Rio agar dongsaeng nya itu membuka mulut nya.
Nyam
Somi tersenyum senang, menerima suapan dari sang oppa.
Sementara di kampus, Rose memunguti kertas-kertas tugas nya yang berhamburan, padahal ia sudah bersusah payah menyusun nya, semua karena ulah Joy dan genk nya, tak ada yang membantu, mahasiswa lain malah menertawakan nya, Rose segera berlari ke toilet yeoja, bersandar pada salah satu pintu bilik sambil terisak, sakit hati dan malu, apalagi mengingat orang tua nya di kampung yang menaruh harapan besar pada sang putri, membuat Rose tak boleh menyerah, tapi mengingat apa yang ia terima di kampus selama ini, membuat ia hampir menyerah.
Dan Yoong, ia menerima kunjungan Shin Changmin dan keluarga nya yang membeli beberapa karpet premium di toko Yoong.
"Tuan Shin" sapa Yoong.
"Yoong, kenalkan istri ku, BoA, dan putri bungsu ku Ryujin, hanya tinggal dia yang belum menikah, jadi dia masih sering ku bawa kemana-mana" jelas Shin Changmin .
"Ah, begitu rupa nya, selamat datang di toko kami nyonya Shin" sapa Yoong.
"Dimana putra mu, aku ingin mengenalkan dia dengan Ryujin, mereka pasti cocok" tuan Shin Changmin mencari keberadaan Rio, Ryujin menunduk malu-malu.
"Dia sibuk dengan bisnis nya sendiri tuan"
"Aku kagum pada nya, benar-benar darah Im mengalir di tubuh nya, ayah mu dulu juga seperti Rio, masih muda sudah sukses dengan kerja keras nya sendiri" Shin Changmin menghabiskan waktu di toko Yoong sambil membicarakan Rio, dia memang berharap adanya perjodohan dengan putri nya, tapi Yoong masih belum membicarakan ini dengan keluarga nya.
Setelah tuan Shin pulang, Yoong panik, ia meninggalkan toko nya menuju ke kantor sang hyung.
"Aku harus bagaimana hyung? Aku tak ingin menekan Rio untuk segera menikah, aku ingin membebaskan Rio memilih jodoh nya sendiri" bingung Yoong.
"Tapi usia Rio memang sudah matang Yoong, dia juga sudah mapan, apalagi yang membuat mu ragu untuk menikahkan nya?" Yuri sengaja tak membantu dongsaeng nya itu saat menghadapi permintaan tuan Shin beberapa waktu lalu, karena ia dan Jessica yakin, ada yang tak beres antara Rio dengan mama nya dan ini harus diakhiri, jadi menikahkan Rio adalah jalan keluar nya.
"Bicaralah dengan istri mu lebih dulu, setelah kalian menemukan kesepakatan, baru bicarakan perjodohan ini dengan Rio"
"Cepat atau lambat, Rio pasti akan menikah kan Yoong?" Lanjut Yuri bijak, Yoong menghela nafas dalam-dalam.
"Entah lah hyung, bagi ku, Rio masih saja berusia lima tahun, aku pun juga belum rela melihat dia membina rumah tangga dengan gadis pilihan nya, rasanya seperti baru kemarin dia belajar berjalan" gumam Yoong sendu.
"Kamu masih punya Somii" Yuri menepuk-nepuk bahu dongsaeng nya itu, mengingatkan bahwa ia masih punya seorang putri jika Rio harus menikah.
"Sudah waktu nya bagi Rio untuk punya pendamping, yang akan mengurus nya, menemani nya, mengatur keuangan nya, dia butuh teman hidup Yoong" Yuri terus mendorong dongsaeng nya, agar segera menikah kan keponakan nya.
"Putri tuan Shin ku kira juga cocok, ayah nya pengusaha hotel" lanjut Yuri.
"Aku akan membicarakan nya pada Hyunie dulu hyung" balas Yoong, ia kemudian pamit pada Yuri untuk pulang.
Setiba di rumah, sang istri sudah pulang dari kampus, dan sedang memasak makan malam, Rio tengah mengajari Somi mengerjakan tugas nya dari sekolah, Yoong terlihat menatap kedua anak nya itu untuk beberapa saat, dan sang istri mulai muncul dari dapur, membawa masakan nya ke ruang tamu.
"Oppa? Kenapa belum mandi?" Tegur Seo, Yoong terkejut, Somi dan Rio pun menoleh.
"Aku baru saja datang, aku akan mandi dulu sebelum makan malam" alasan Yoong, ia pun kemudian melangkah ke kamar nya.
Setelah makan malam, Yoong gelisah di kamar nya, bingung hendak memulai dari mana ia berbicara dengan sang istri.
"Hyunie" Seo yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya pun menatap si pemanggil.
"Tuan Shin mendatangi toko kita hari ini?"
"Uhum" Seo mengangguk, menunggu Yoong melanjutkan ucapan nya.
"Dia ingin menjodohkan Rio dengan putri nya lagi"
"Tidak" Seo tak setuju.
"Tapi Rio sudah dewasa Hyunie, dia memang sudah pantas untuk menikah"
"Bagi ku Rio tetaplah masih anak-anak oppa" alasan Seo.
"Rio sudah tiga puluh tahun Hyunie, dia butuh teman hidup, kita tidak tahu sampai kapan akan selalu ada di sisinya? Jika kita pergi nanti, istri nya lah yang akan menemani nya" bujuk Yoong, kini Seo yang gelisah, ia tidak mau Rio menikah, tapi menahan nya juga tak mungkin lagi, karena memang teman-teman seusia Rio sudah menikah semua, jika ia tetap tak mengijinkan Rio menikah, akan sangat mencurigakan.
"Baik, aku akan merestui Rio menikah, tapi bukan dengan putri tuan Shin" Yoong mengerutkan kening nya
"Aku sendiri yang akan mencarikan calon istri untuk Rio, aku tak mau jika Rio sendiri yang melakukan nya, ia akan salah dalam memilih, kamu tahu kan oppa, Rio sudah mapan, banyak gadis yang hanya mengincar harta nya saja, aku tak mau itu, aku tak mau anak ku di manfaatkan orang lain atas kerja keras nya sendiri" alasan Seo.
"Tapi aku juga harus tahu seperti apa gadis pilihan mu nanti" pinta Yoong.
"Tentu, sebelum mengenalkan nya pada Rio, aku akan membawanya pada oppa lebih dahulu" janji Seo.
"Baik, setelah itu, kita akan bicara pada Rio, tentang masalah ini" Yoong setuju.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Glasses
Fanfictentang Rio yang terjebak dalam situasi mother complex, lalu di pertemukan dengan gadis lugu berkacamata Kim Rosseane