34. Hujan

1.3K 202 19
                                    

Rio pulang lebih cepat pagi itu, tak menunggu Rose bangun lebih dulu, tanpa mengantar nya ke kampus, Jaehyun sudah menunggu nya di tempat biasa Rose beristirahat, ia membawakan wanita itu satu cup es coklat.

"Untuk mu Rose" kata Jaehyun.

"Gumawo oppa" Rose pun menerima nya

Dreett. . .

Ponsel Rose bergetar, ia pun membuka pesan yang masuk, sambil meminum es coklat pemberian Jaehyun.

From Jennie unnie:
Rose, kamu sibuk tidak? Ayo kita bertemu

To Jennie unnie:
Tidak unnie, jam dua aku selesai kuliah

From Jennie unnie:
Baiklah, nanti aku jemput, mumpung Rio tidak ada

To Jennie unnie:
Oppa kemana lagi unnie?

From Jennie unnie:
Ke kampus mu kan, mengantar berkas aunty ada yang ketinggalan, Minho oppa sedang pergi dengan uncle

Rose panik, terkejut membaca pesan dari Jennie, ia celingukan mencari keberadaan suami nya.

"Rose, mencari siapa?" Tanya Jaehyun ikut celingukan.

"Rio oppa" jawab Rose acuh, ia berdiri dan meninggalkan Jaehyun begitu saja.

"Akan berbahaya jika oppa melihatku dengan namja lain" batin Rose berjalan tergesa menyusuri lorong kelas.

"Tapi oppa kan tidak tertarik dengan ku" akhir nya Rose sadar diri, ia melambatkan langkah kaki nya, tak jauh dari nya, Rio menatap pada sang istri, tapi ia tak menghampiri nya, Rio sudah melihat sejak Rose baru datang dan menerima minuman serta berbicara dengan Jaehyun tadi, bahkan saat sang istri panik mencari nya pun, Rio tahu, ia memilih pergi sekarang, kembali ke kantor nya, untuk mengechek pengiriman.

Jam dua, Jennie menjemput Rose ke kampus nya, mereka pergi ke mall dan bersantai di sebuah caffe.

"Bagaimana?" Tanya Jennie penasaran, ia tahu, Rio mengunjungi Rose semalam, yang di tanya menggeleng lirih.

"Dia tak tertarik unnie"

"Tapi kalian melakukan nya kan semalam?"

"Astaga, unnie aku lupa" Rose segera mengeluarkan pil yang Seohyun berikan pada nya saat menikah dengan Rio dulu, saking lama nya, ia sampai lupa jika harus meminum pil itu setiap hendak melakukan hubungan intim dengan Rio, bagaimana Rose bisa ingat, jika suami nya tak memberi aba-aba setiap ingin melakukan nya.

"Obat apa itu?" Tanya Jennie, ia melihat Rose meminum nya satu butir.

"Aku tidak tahu, mama yang memberikan nya, aku harus meminum nya setiap kali aku dan oppa akan melakukan nya" jawab Rose polos.

Sret

Jennie merebut botol berisi obat milik Rose, ia mengeluarkan isi nya, lalu ia foto dan mencari kegunaan obat itu di internet, Jennie terbelalak, ia menatap iba pada Rose, juga tak percaya aunty nya sedemikian kejam pada menantu nya sendiri.

"Jangan di minum obat ini" kata Jennie.

"Maksud unnie?" Bingung Rose.

"Obat ini untuk mencegah agar kamu tidak mengandung anak Rio, Rose" jelas Jennie, sang sepupu ipar terdiam, bibir nya bergetar menahan tangis.

"Lalu bagaimana unnie?" Rose tak tahu harus mengambil keputusan seperti apa, sebab ia hanya sendiri di kota ini, belum genap dua bulan dia menikah, tapi masalah yang ia hadapi sangat rumit sekarang.

"Aku akan membuang obat ini" kata Jennie.

"Jika mama menanyakan nya?" Rose ketakutan.

"Aku akan mengganti nya dengan vitamin nanti, yang harus kamu minum setiap hari" ujar Jennie, Rose mengangguk.

"Kamu mencintai Rio kan?" Jennie

"Ya unnie" lirih Rose ragu, kepercayaan diri nya kembali menghilang, karena Rio tak memberi nya komentar tentang perubahana nya.

"Ini cara mu mendapatkan Rio, jika kamu hamil, dia pasti akan mulai memperhatikan mu nanti"

Semenjak pertemuan nya dengan Jennie waktu itu, Rose di landa rasa ketakutan, bagaimana jika sang mertua tiba-tiba menanyak obat nya, ia pun murung, lebih banyak melamun sekarang, bahkan jarang bersama Jaehyun lagi karena pikiran Rose sibuk melanglang sendiri.

Rio sendiri sekarang mulai melanggar perjanjian nya dengan sang mama, ia memiliki seribu alasan untuk menginap di apartemen Rose tanpa mengatakan yang sebenar nya, seminggu bisa dua atau tiga kali ia datang, dan selalu mengajak Rose bercinta tanpa memberi tahu nya.

Sore itu hujan turun dengan deras nya, Rose belum pulang, ia berteduh di lorong kelas bersama mahasiswa yang lain, menunggu hujan sedikit reda untuk pulang ke apartemen nya, Jaehyun berjalan menghampiri Rose, ia membawa payung yang akan di pinjamkan pada sahabat nya itu.

"Rose" teriak Jaehyun yang muncul dari kerumunan mahasiswa lain di lorong kelas.

"Aku membawa payung, pulanglah lebih dulu" ujar Jaehyun dengan suara meninggi karena kalah kencang dengan suara hujan.

"Tapi. . . "

"Sudah bawa saja" paksa Jaehyun, belum juga Rose menerima payung dari tangan Jaehyun, tatapan nya tertuju pada sesosok pria tinggi tegap yang berjalan menembus air hujan dengan payung lebar nya, semua menatap takjub pada sosok yang belum terlalu jelas wajah nya, mereka penasaran dan menebak-nebak siapa sosok itu, yang adalah Rio, ia tentu datang untuk menjemput istri nya.

Rio berdiri di hadapan Rose, dan tak mengatakan apa-apa selain mengulurkan tangan kiri nya, Rose tak menyadari itu, otak nya lambat merespon, karena ia tak biasa di perlakukan Rio seperti itu, sang suami pun maju selangkah dan meraih tangan sang istri kemudian menarik nya berlahan, tak ada yang bersuara menatap kejadian itu, termasuk Jaehyun, semua fokus pada Rio dan Rose.

Pasangan suami istri itu pergi meninggalkan lorong kelas, Rio merangkul bahu Rose dan merapatkan tubuh mereka, menjaga agar Rose tidak terkena air hujan, semua masih menatap takjub sampai tubuh mereka ditelan air hujan yang saking deras nya sampai membatasi jarak pandang.

"Rose, siapa dia sebenar nya?"

"Jika dia adalah pembantu di rumah miss Seo, aku tak yakin putra nya akan rela menjemput dalam kondisi hujan sederas ini".

"Dia bisa saja menyuruh orang lain untuk menjemput nya bukan?"

Rose dan Rio menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa kampus nya, yang mulai curiga dengan interaksi kedua nya.


#TBC

Girl With GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang