Rose dan Rio pun tiba di rumah kembali, appa Kim memperhatikan putri dan menantu nya itu dari dalam rumah, ia telah melihat Rose yang dulu kembali lagi, ceria dan penuh senyum, ia tentu senang dan lega, patah hati seorang ayah adalah ketika melihat putri tercinta menangis karena seorang namja.
"Jisoo-yaa, mereka pulang, bantu Rio membawa belanjaan nya" perintah appa Kim.
"Ne appa" Jisoo segera keluar rumah, hari sudah siang jadi eomma dan Rose langsung memasak nya.
Selesai makan siang, Rio membawa bungkusan yang akan ia berikan pada sang mertua.
"Appa"
"Hmm" jawab nya masih dingin, gengsi appa Kim sangat tinggi rupa nya.
"Rio ada kado untuk appa dan eomma, karena telah menerima kehadiran Rio, dan ini sebagai ucapan terima kasih dari Rio" sang menantu mendorong bungkusan yang di beli nya tadi dipasar, appa Kim melengos.
"Hmm" cuma itu balasan nya.
"Oppa, buka lah" perintah Tiffany, jika sudah begini, Taeyeon tentu tak berani menolak nya, ia menarik bungkusan kado yang berada dalam kantong plastik itu, lalu membuka nya, Rose dan Rio pun saling menggenggam tangan, harap-harap cemas semoga appa menyukai kado nya, Jisoo dan eomma pun di buat penasaran.
Sret
Appa Kim membuka nya, untuk sesaat ia membeku, lidah nya terasa kelu melihat isi kado pemberian Rio, Tiffany menutup mulut dengan tangan kanan nya sendiri, karena menangis, Jisoo berubah sendu, karena terharu.
"Rose, kamu. . . ?" Taeyeon tak sanggup melanjutkan kata-kata nya, karena ia sudah ikut menangis sekarang.
"Ne appa, ada cucu appa dan eomma di sini" jawab Rose mengusap-usap perut nya, appa Kim pun mulai terisak, Rose pun mendekati sang ayah dan memeluk nya.
"Maaf jika Rose pernah membuat appa kecewa, tapi Rose mencintai oppa, Rose janji tak akan mengecewakan appa lagi" ujar sang putri, Taeyeon membalas pelukan Rose, cepat atau lambat, seorang anak pasti akan menemukan pendamping nya, dan sebagai orang tua, Taeyeon harus bisa berdamai dengan keadaan, ia memaafkan Rose yang menikah diam-diam tanpa sepengetahuan nya, dan menerima Rio sebagai menantu nya.
Kriiingg. . .
Ponsel Rio berdering, ia pun ijin keluar untuk mengangkat panggilan telpon dari Jennie itu.
"Hallo"
"Hallo, Rio, kamu baik-baik saja kan? Kamu dimana?"
"Aku baik noona, maaf aku tidak bisa mengatakan nya pada mu"
"Kamu tidak percaya pada ku?"
"Aku hanya ingin lebih berhati-hati noona"
"Baiklah aku mengerti, aku hanya ingin memberitahu sesuatu pada mu, bahwa sekarang tak ada yang perlu kamu takuti lagi"
"Maksud noona?"
"Aunty sudah di tangan oleh orang yang tepat sekarang, untuk merawat nya"
Jennie kemudian menceritakan apa yang terjadi selama tiga hari ini pasca kepergian Rio, termasuk sang ayah yang kini tinggal di rumah keluarga Jennie, ia menahan tangis mendengar semua penuturan sepupu nya itu, Rose yang melihat perubahan raut wajah suami nya pun menjadi khawatir, tapi ia tak berani mengganggu nya.
"'Untuk saat ini, aku ingin tinggal disini lebih dulu noona, akan ku pertimbangkan lagi nanti" balas Rio, ia terlalu malu dan takut untuk bertemu papa nya, Jennie sudah mengatakan bahwa Yoong telah mengetahui semua nya.
Rio menutup sambungan telpon nya, ia terduduk diatas tanah sambil menangis sesenggukan, Rose yang melihat itu pun segera berlari keluar menghampiri suami nya.
"Oppa" cemas nya, ia pun mendekat.
"Aku ingin bicara, dan setelah ini, semua terserah pada mu, keputusan ada ditangan mu" kata Rio pada sang istri, dengan wajah sembab nya, hal ini tentu membuat Rose dilanda rasa ketakutan, mereka pun memasuki kamar tanpa melewati ruang keluarga, duduk berhadapan diatas matras kecil.
"Aku memiliki hubungan yang dekat dengan mama, dia sangat over protektif pada ku, sampai aku tak punya teman selain noona. . ." Cerita Rio tentang masa lalu nya, dimana setiap ia dekat dengan gadis, tiba-tiba gadis itu menghilang entah kemana, termasuk hubungan terlarang nya dengan sang mama.
"Diam ku karena aku selama ini tertekan, aku tahu yang kami lakukan salah, aku selalu membayangkan bagaimana jika papa tahu, aku juga merasa aneh pada diri ku sendiri, sampai akhir nya aku bertemu dengan mu, kali ini aku tak bisa diam, mama boleh menyingkirkan Sohee dan Sakura, tapi tidak dengan mu, aku harus berjuang untuk lepas dari cengkeraman mama dan mempertahankan istri ku, karena wanita seperti mu tidak terlahir dua di dunia mana pun, orang hanya melihat luarku, tanpa tahu di dalam nya seperti apa, aku lemah, aku jahat, aku kotor, saat sedang bercermin, kadang aku bahkan merasa aneh dan jijik pada diri ku sendiri" cerita Rio panjang lebar, Rose yang mendengar itu pun ikut menangis, membayangkan perasaan dan beban yang Rio tanggung selama ini.
"Sekarang kamu tahu siapa aku sebenar nya, aku bahkan tak pantas untuk hidup, tak pantas untuk di cintai dan di kasihi, aku akan pergi besok" kata Rio sambil menunduk tak berani menatap kedua mata sang istri.
Di tempat lain
"Bagaimana?" Tanya Yuri pada sang putri setelah menelpon Rio.
"Dia tidak mau pulang appa, mungkin dia di rumah Rose"
"Kamu tidak menghubungi Rose?"
"Nomor nya tidak aktif sudah hampir sebulan appa"
"Sudah, jangan ganggu Rio, biarkan dia menenangkan diri dahulu" tutur Jessica bijak, ia takut Rio malah akan stress nanti karena di landa perasaan takut dan bersalah.
#TBC
Satu chap lagi tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Glasses
Fanfictiontentang Rio yang terjebak dalam situasi mother complex, lalu di pertemukan dengan gadis lugu berkacamata Kim Rosseane