Rio telah berusia dua puluh dua tahun sekarang, dan ini memasuki tahun ajaran baru, di mana kampus nya nampak sibuk dan ramai oleh mahasiswi dan mahasiswa baru, yang masih malu-malu dan penasaran dengan dunia perkuliahan, Rio, Jenno, dan Seulgi melewati kerumunan para yeoja hoobae mereka.
"Wow"
"Aku tak menyesal kuliah di sini"
"Sepertinya aku harus mulai berlari sekarang" celoteh pada gadis muda melihat Rio melewati mereka.
Siapa yang tak mengenal Rio? Mahasiswa senior impian para gadis tapi tak bisa di gapai.
"Oppa" Tzuyu mahasiswi baru yang hyperaktif, memanggil Seulgi dan Jenno, kedua nya menoleh.
"Tolong sampaikan salam ku pada Rio oppa ne" ujar nya yang langsung mendapatkan sorakan dari yang lain.
Dan Rose, ia sudah duduk di bangku sekolah dasar kelas dua, dia adalah murid yang berprestasi, dan sopan, kesayangan para guru.
"Oppa, minggu depan Rose akan di kirim ke kota untuk lomba bernyanyi, oppa datang ya" pinta nya pada Jisoo yang menjemput nya ke sekolah dengan menaiki sepeda tua milik Kim appa dulu.
"Oppa usahakan"
"Harus oppa"
"Baiklah, oppa akan datang" janji Jisoo.
Dan di sebuah rumah sakit, Seohyun tengah berjuang untuk melahirkan anak pertama nya dengan Yoong, di temani suami dan si sulung Rio, sang papa nampak gelisah dan tak tenang.
"Tuan Im Yoong" panggil seorang perawat.
"Ya saya"
"Silakan temani istri anda" beritahu sang perawat, Yoong menepuk lengan Rio.
"Doa kan mama mu ne" pinta nya.
"Ya papa" balas Rio
Sejam berlalu, dan akhirnya suara tangis bayi pun terdengar, Rio merasa lega, di usia nya yang menginjak dua puluh dua tahun, ia memiliki seorang dongsaeng, Yoong keluar menggendong bayi nya yang masih merah.
"Lihat boy, dongsaeng mu perempuan" pamer sang ayah, Rio tersenyum melihat nya.
"Dia cantik bukan? Bibir nya seperti milik mu" kekeh Yoong bangga, karena telah memiliki sepasang anak yang lengkap sekarang.
Rio tak hanya kuliah, ia yang mengambil jurusan bisnis pun memulai usaha nya dengan bantuan sang ayah, Rio memiliki usaha impor makanan kemasan, yang ia rintis sendiri dari nol, dan setelah wisuda, ia baru benar-benar terjun menangani nya sendiri.
Dongsaeng Rio telah berusia tiga tahun sekarang, bernama Im Somi
"Oppa oppa" sambut Somi yang sudah berusia tiga tahun sekarang, ia sangat dekat dengan Rio karena Yoong sering keluar negeri, dan sang mama yang masih aktif mengajar di kampus.
HapRio pun langsung menggendong nya, ia tak pernah lelah meski baru pulang kerja, tapi Somi mampu menjadi penghilang capek nya.
"Somi haus oppa" pinta si kecil.
"Botol Somi di mana?" Tanya Rio, sang dongsaeng menggeleng, Rio pun ke dapur.
"Ahjuma, di mana botol susu Somi?" Tanya Rio pada asisten rumah mereka.
"Ini tuan muda" ahjuma mengulurkan botol bersih pada Rio, yang masih menggendong sang dongsaeng, ia pun membuatkan susu dengan tangan kanan nya yang bebas, Somi langsung memegang botol pemberian sang oppa dengan kedua tangan nya, Rio juga haus, ia membawa segelas air putih dingin ke ruang tv, mendudukan Somi di pangkuan nya sambil membuka jas kerja nya, ia lalu berbaring di sofa dan Somi pun ikut-ikutan, kedua nya tertidur pulas sore itu, sampai Yoong pulang dari Mesir, ia terharu melihat Rio begitu menyayangi dongsaeng nya, padahal usia mereka terpaut sangat jauh.
Seo datang bersama Minho, dan Yoong masih di ruang keluarga, menatap anak-anak nya.
"Oppa kapan pulang?" Tanya Seo begitu masuk dan mendapati sang suami masih berpakaian rapi.
"Baru saja, lihat lah pemandangan ini, aku jadi enggan kemana-mana" bangga Yoong.
Beberapa tahun kemudian, usaha yang Rio rintis telah berkembang pesat, ia tak hanya mengimpor makanan siap saji saja, tapi juga mengeksport dan memasarkan nya ke minimarket dan supermarket, Yoong tengah berkunjung ke rumah Yuri, atas undangan sang hyung, karena ada tamu sahabat ayah mereka dulu yang datang.
"Anak mu berapa sekarang Yoong?" Tanya tuan Changmin.
"Dua tuan, yang besar sudah berusia dua puluh sembilan tahun" jawab Yoong.
"Wah, usia yang matang untuk menikah" balas tuan Shin
"Aku punya seorang putri, usia nya masih dua puluh tahun, bagaimana kalau kita jodohkan mereka?" Ide tuan Changmin, Rio menatap ragu dan sungkan pada Yuri, berniat meminta bantuan untuk menolak nya, tapi Yuri pura-pura tak paham.
"Mengenai itu, semua saya serahkan pada Rio saja tuan, karena dia yang akan menjalani nya nanti" tolak Yoong, tuan Changmin pun hanya mengangguk-anggukan kepala nya saja.
Dan sesampai di rumah, Rio menggendong Somi yang tertidur pulas, sambil menonton tv, di temani sang mama, Yoong pun tiba.
"Papa dari mana?" Tanya Rio.
"Dari rumah Yuri appa, bertemu dengan sahabat harabeoji dulu" jawab Yoong.
"Lalu kenapa oppa nampak gelisah sekarang?" Selidik Seohyun.
"Karena dia meminta kita untuk menjodohkan Rio dengan putri nya" jawab Yoong.
Jeng jeng
Rio dan Seohyun sama-sama terkejut dengan perasaan yang berbeda, Rio gembira karena mungkin dengan dia menikah, ia akan bisa lepas dari jeratan sang mama, dan Seohyun, tentu ia tak mau jika Rio menikah, meski mungkin ia masih bisa bermain dengan sang anak, tapi ia tak rela berbagi, Rio hanya milik nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Glasses
Fanfictiontentang Rio yang terjebak dalam situasi mother complex, lalu di pertemukan dengan gadis lugu berkacamata Kim Rosseane